Selain media sosial, sasaran empuk serangan dunia maya adalah portal berita. “Biasanya akan banyak modus yang mendompleng peristiwa besar,” ujar Country Leader Trend Micro Indonesia, Dhany Sulistyo, lewat sambungan telepon.
Dhany mencontohkan, umpan akan muncul berupa tautan yang seolah merupakan kelanjutan berita dari peristiwa. Ketika diklik, ternyata merupakan informasi palsu yang mengandung malware.
Dia mengatakan malware jauh lebih berbahaya dibandingkan virus. Malware sifatnya tidak langsung merusak perangkat, namun menjadi jalan bagi peretas untuk membobol data pengguna Internet.
Menurut Dhany, ancaman ini semakin meningkat karena malware kini masuk lewat aplikasi di perangkat bergerak. “Perangkat yang semakin smart juga membuka pintu lebar bagi peretas,” kata Dhany.
Tren serangan dunia maya pun mau tidak mau membuat media sosial semakin waspada. Sebangsa, yang merupakan media sosial buatan Indonesia menempatkan server di tempat khusus. Ini dinilai lebih aman dibandingkan menyewa server di pihak lain.
“Kami menggunakan peranti lunak keamanan di server dan cloud,” ujar Chief Executive Officer dan Principal Founder Sebangsa, Enda Nasution, Selasa pekan lalu.
MARTHA WARTA | SATWIKA MOVEMENTI
Berita lain:
BEM Indonesia Akan Turunkan Jokowi
Ceu Popong Ajukan Pertanyaan 'Bodoh' di Paripurna
Subsidi BBM ke Sektor Produktif, Ekonom UGM: Bohong