TEMPO.CO, Jakarta - Perkembangan teknologi gawai membuat komunikasi lebih mudah. Namun kehadiran gawai yang semakin canggih justru merusak atensi manusia. Manusia sangat mudah teralihkan akibat aktivitasnya bersama gawai. Ketahanan manusia untuk bisa memusatkan perhatian bahkan lebih singkat dibanding ikan emas.
Survei yang dilakukan Microsoft menunjukkan kemampuan manusia untuk berkonsentrasi menurun. Microsoft mensurvei 2.000 responden berusia lebih dari 18 tahun di Kanada. Microsoft juga memonitor aktivitas otak 112 partisipan lainnya menggunakan alat electroencephalogram.
Hasil riset, seperti ditulis The Telegraph, 15 Mei 2015, menunjukkan durasi kemampuan manusia untuk memfokuskan perhatian saat ini cuma delapan detik. Ini lebih singkat dari ikan emas yang diyakini bisa fokus selama sembilan detik. Padahal pada 2000, rata-rata durasi fokus manusia masih sekitar 12 detik.
Laporan studi 54 halaman itu menyebutkan gawai canggih meningkatkan kemampuan manusia untuk mengerjakan beberapa tugas sekaligus. Tapi kemampuan manusia untuk berkonsetrasi pada satu hal malah anjlok.
Hasil studi menyebutkan warga Kanada yang aktif menggunakan perangkat digital, melahap informasi dari berbagai media atau lebih awal menggunakan teknologi sulit untuk berfokus di lingkungan yang membutuhkan tingkat konsentrasi tinggi.
Gaya hidup dunia digital mengubah kemampuan fokus seseorang dalam jangka panjang. Para pengguna aktif media sosial lebih baik dalam memutuskan apa yang mereka inginkan. Namun mereka lebih singkat memproses sesuatu ke dalam ingatan. Ketidakmampuan untuk berkonsetrasi itu dibuktikan dengan betapa mudahnya seseorang memeriksa telepon pintarnya hanya untuk melihat antrean berita.
Studi dari National Centre for Biotechnology Information dan National Library of Medicine di Amerika Serikat menyebutkan 79 persen responden sibuk menggunakan gawai saat menonton televisi. Sebanyak 52 persen responden mengecek ponsel mereka setiap 30 menit.
Menurut Bruce Morton, peneliti dari Brain & Mind Institute, University of Western Ontario, perubahan durasi konsentrasi itu adalah respon yang alami. Manusia semakin cepat melahap informasi dalam jumlah besar. Minat manusia terhadap informasi juga meningkat.
Morton membandingkannya dengan saat pertama kali manusia berhasil membuat mobil. "Itu hal yang baru bagi manusia. Ide untuk membuat perangkat hiburan di dalam mobil malah dianggap lelucon karena saat itu hiburannya adalah mobil," kata Morton. Karena bosan berkendara tanpa hiburan, manusia akhirnya memuat radio dan video di dalam mobil.
Morton menyatakan fungsi konsentrasi manusia tak berubah total meski alokasi waktunya berbeda akibat teknologi yang dipakai. "Teknologi digital merangkai kemampuan otak manusia untuk memproses informasi."
THE TELEGRAPH | ENGADGET | GABRIEL WAHYU TITIYOGA