Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tiga Kriteria CEO Baru Twitter

Editor

Budi Riza

image-gnews
Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (kanan), berjabat tangan dengan CEO Twitter, Dick Costolo, di Istana Wakil Presiden, Jakarta, 26 Maret 2015. Dick Costolo ke Indonesia dalam rangka menghadiri pembukaan kantor perwakilan Twitter di Jakarta. TEMPO/Imam Sukamto
Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (kanan), berjabat tangan dengan CEO Twitter, Dick Costolo, di Istana Wakil Presiden, Jakarta, 26 Maret 2015. Dick Costolo ke Indonesia dalam rangka menghadiri pembukaan kantor perwakilan Twitter di Jakarta. TEMPO/Imam Sukamto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Twitter sedang mencari chief executive officer (CEO) berikutnya setelah Dick Costolo mengundurkan diri dari posisi itu pada bulan lalu. Saat ini, posisi CEO dijabat secara interim oleh Jack Dorsey.

Menurut situs Techcrunch, calon pengganti ini memiliki tugas yang berat. Ini karena Twitter sedang mengalami perlambatan pertumbuhan.

Selain itu para pemegang saham terlihat semakin kurang sabar dan kerap mengkritik manajemen secara terbuka di media massa.

Menemukan orang yang tepat untuk memimpin Twitter ke depan menjadi sangat penting bagi Twitter agar tidak terus-menerus dimarjinalkan oleh Wall Street.

Berikut ini tiga kriteria yang dibutuhkan Twitter untuk CEO barunya nanti menurut versi situs Techcrunch:

1. CEO harus mampu menangani Bursa Wall Street.
Dick Costolo mengundurkan diri dari posisinya bukan karena didesak manajemen melainkan oleh Wall Street.

Menjalankan perusahaan terbuka memang berbeda dengan menjalani perusahaan pemula startup yang dana operasionalnya disokong perusahaan pemodal.

Sayangnya, Twitter tidak memiliki keuntungan yaitu seorang pemegang saham utama yang mampu mengontrol perusahaan. Ini justru dimiliki oleh Facebook.

CEO berikutnya harus mampu meyakinkan Wall Street untuk fokus pada kinerja perusahaan tiap kuartal sambil manajemen berusaha memperbaiki produk layanan ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

2. CEO harus mampu membenahi produk Twitter
Twitter memiliki pengguna yang cukup banyak dan nama yang terkenal, tapi bisnisnya tidak berkembang.

Harga sahamnya jatuh setelah manajemen mengumumkan kinerja perusahaan tidak mencapai target pendapatan.

Ini semua berkutat pada masalah jumlah pengguna yang tidak bertambah cukup cepat. Sebagian orang menjajal produk ini lalu meninggalkannya.

3. CEO harus mampu mencari talenta kelas atas dan mampu mempertahankan talenta yang ada agar tidak berpindah ke perusahaan lain.

Kompetisi yang semakin ketat dalam industri digital membuat nilai talenta menjadi semakin penting.

Sejumlah petinggi Twitter diketahui malah telah mengundurkan diri. Ini membuat Twitter didominasi talenta yang kurang berpengalaman.

BUDI RIZA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Kisah Komikus Jepang Sindir Indonesia Lebih Pilih Cina 6 Tahun Lalu

1 hari lalu

Rute Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Diubah
Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Kisah Komikus Jepang Sindir Indonesia Lebih Pilih Cina 6 Tahun Lalu

Jauh sebelum wacana kereta cepat Jakarta-Surabaya, ada komikus yang pernah sindir Indonesia lebih pilih Cina dari pada Jepang.


Psikolog Sebut Perlunya Orang Tua Terapkan Aturan Jelas Penggunaan Ponsel pada Anak

3 hari lalu

Ilustrasi anak main ponsel pintar. (Shutterstock.com)
Psikolog Sebut Perlunya Orang Tua Terapkan Aturan Jelas Penggunaan Ponsel pada Anak

Orang tua harus memiliki aturan yang jelas dan konsisten untuk mendisiplinkan penggunaan ponsel dan aplikasi pada anak.


PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

5 hari lalu

CEO SpaceX dan Tesla, dan Pemilik Twitter, Elon Musk. REUTERS/Gonzalo Fuentes
PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut Elon Musk sebagai miliarder sombong karena tak mau menghapus unggahan di media sosial X.


10 Prospek Kerja Jurusan Bisnis Digital, Ada Digital Marketer hingga SEO Specialist

10 hari lalu

Berikut ini deretan prospek kerja jurusan Bisnis Digital, di antaranya digital marketing, data analyst, product manager, hingga SEO specialist. Foto: Canva
10 Prospek Kerja Jurusan Bisnis Digital, Ada Digital Marketer hingga SEO Specialist

Berikut ini deretan prospek kerja jurusan Bisnis Digital, di antaranya digital marketing, data analyst, product manager, hingga SEO specialist.


Pihak-Pihak yang Berkontribusi terhadap Perlindungan Hak Privasi Data Pribadi

10 hari lalu

Ilustrasi memotret dengan ponsel diam-diam. Foto : Youtube
Pihak-Pihak yang Berkontribusi terhadap Perlindungan Hak Privasi Data Pribadi

Di era digital penting untuk melindungi data pribadi sebagai hak privasi. Siapa saja pihak-pihak yang berperan besar melindungi data diri?


Elon Musk Usulkan Biaya Langgan bagi Pengguna X Baru, Ini Alasannya

12 hari lalu

CEO SpaceX dan Tesla, dan Pemilik Twitter, Elon Musk. REUTERS/Gonzalo Fuentes
Elon Musk Usulkan Biaya Langgan bagi Pengguna X Baru, Ini Alasannya

Elon Musk, CEO platform media sosial X, pada Senin mengusulkan biaya langganan bagi pengguna baru


PANDI Luncurkan Indonesia Berdaulat Digital Bersama Pemangku Kepentingan Internet

22 hari lalu

Pandi Luncurkan Indonesia Berdaulat Digital. (Padndi)
PANDI Luncurkan Indonesia Berdaulat Digital Bersama Pemangku Kepentingan Internet

PANDI tengah merancang Identitas digital berbasis Blockchain bekerja sama dengan instansi pemerintahan terkait.


Kenali Ancaman Otak Popcorn, Gangguan Fokus Akibat Sering Main Media Sosial

26 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Kenali Ancaman Otak Popcorn, Gangguan Fokus Akibat Sering Main Media Sosial

Otak popcorn berasal dari sebuah kondisi otak seseorang terus berpikir dari satu pikiran ke pikiran yang lain dalam sekejap seperti biji popcorn.


Bamsoet Dorong Generasi Muda Kuasai Teknologi Digital

27 hari lalu

Bamsoet Dorong Generasi Muda Kuasai Teknologi Digital

Jika tidak segera beradaptasi dengan AI, generasi muda akan kesulitan masuk dunia kerja di masa depan


Workshop Kolaborasi Politeknik Tempo & Shopee, Digital Enterpreneur: Dulu Gaptek, Sekarang Hi-Tech

30 hari lalu

Peserta Workshop Kolaborasi Politeknik Tempo dan Shopee
Workshop Kolaborasi Politeknik Tempo & Shopee, Digital Enterpreneur: Dulu Gaptek, Sekarang Hi-Tech

Workshop Politeknik Tempo Jakarta, Shopee, dan Mandiri Sekuritas bertajuk "Digital Enterpreneur: Dulu Gaptek, Sekarang Hi-Tech".