Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Melioidosis, Momok Mematikan dari Asia

Editor

ursul florene

image-gnews
Seorang wanita yang terjangkit demam berdarah diambil sampel darahnya di sebuah klinik di New Delhi, India, 21 September 2015. India dijangkiti wabah demam berdarah terburuk dalam lima tahun terakhir. AP/Saurabh Das
Seorang wanita yang terjangkit demam berdarah diambil sampel darahnya di sebuah klinik di New Delhi, India, 21 September 2015. India dijangkiti wabah demam berdarah terburuk dalam lima tahun terakhir. AP/Saurabh Das
Iklan

TEMPO.CO, Thailand - Jurnal Nature Microbiology baru saja mempublikasikan penyakit mematikan baru yang disebabkan oleh bakteri. Melioidosis, nama penyakit itu, konon dapat menyerupai wabah Ebola yang menggemparkan dunia pada 2015 lalu.

Melioidosis disebabkan oleh bakteri Burkholderia pseudomalle, yang merupakan endemi di Asia Tenggara dan Australia Utara. “Banyak di negara tropis, terutama daerah pinggiran yang miskin dan kumuh,” kata Direk Limmathurotsakul, ahli mikrobiologi dari Mahidol University, seperti dilansir dari Deutsche Welle, Senin, 11 Januari 2016.

Penyakit ini pertama kali diidentifikasi dari pecandu morfin di Myanmar pada 1911. Kemudian, laporan serupa pun bermunculan dari Thailand, Singapura, Malaysia, Kamboja, dan Australia Utaria. Saat Perang Vietnam pun, banyak tentara Perancis dan Amerika yang terjangkit penyakit ini.

Meliodosis sangat berbahaya karena dapat menyebabkan keracunan darah, pneumonia, dan pembengkakakkan hati dan ginjal, kelenjar prostat, kelenjar liur, dan limpa. Bakteri mengerikan ini juga tak mudah musnah, mereka dapat bertahan laten di dalam tubuh selama bertahun-tahun. Dari data yang tercatat, tingkat kematian penyakit ini dapat mencapai 70 persen.

Penyakit ini sulit dideteksi karena bakteri B. pseudomallei mampu menyerupai gejala penyakit lain. Peneliti penyakit menular dari Laos, Dance, mengatakan tak ada gejala spesifik yang mencirikan melioidosis. Terkadang, penderita akan mengalami demam, sesak nafas, linglung, atau abses di kulit. Satu-satunya cara untuk memastikan penyakit melioidosis, adalah melalui penelitian di laboratorium mikrobiologi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Tapi, tak semua daerah memiliki fasilitas ini, sehingga sulit membuat diagnosa akurat. Dan karena masalah ini pula tingkat kematian akibat melioidosis tinggi,” kata Limmathurotsakul.

Meski memiliki sejarah yang cukup lama, kesadaran ahli medis terhadap penyakit ini masih rendah. Padahal, pada 2015 saja, diduga ada 165 ribu orang yang terinfeksi melioidosis; 89 ribu di antaranya mungkin sudah meninggal. Tak ada upaya untuk meneliti pencegahan ataupun penanggulangan penyakit ini lebih lanjut; meski dampaknya begitu mengerikan.

“Memang sulit untuk meneliti, karena kebanyakan daerah yang terjangkit memang tak memiliki fasilitas memadai untuk pelaporan ataupun identifikasi,” kata Limmathurotsakul. Ia berharap pemerintah dapat mengambil langkah, seperti kampanye atau mengerahkan ahli meids, untuk memangkas kematian akibat penyakit ini.

DEUTSCHE WELLE | STAT | REUTERS | URSULA FLORENE

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

2 jam lalu

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.


6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

8 jam lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?


Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Ilustrasi gelombang panas ekstrem.[Khaleej Times/REUTERS]
Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.


5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

2 hari lalu

Pengemudi taksi Iran memercikkan air ke tubuh mereka untuk mendinginkan diri selama gelombang panas di Teheran, Iran 2 Agustus 2023. Pemerintah Iran mengumumkan libur selama dua hari, usai panas ekstrem yang melanda negara di Timur Tengah itu selama beberapa waktu terakhir. Majid Asgaripour/WANA (Kantor Berita Asia Barat) via REUTERS
5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?


Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

3 hari lalu

Ilustrasi gelombang panas ekstrem.[Khaleej Times/REUTERS]
Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.


5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

4 hari lalu

Seorang siswa menjawab modul pembelajarannya setelah penangguhan kelas tatap muka, di toko kosong milik keluarganya, di Manila, Filipina, 26 April 2024. REUTERS/Lisa Marie David
5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.


Piala Thomas 2024: Fajar / Rian Akui Tak Bisa Bermain dengan Nyaman saat Dikalahkan Wakil Thailand

5 hari lalu

Pebulu tangkis ganda putra Indonesia Fajar Alvian (kiri) dan Muhammad Rian Ardianto (kanan) berusaha mengembalikan kok ke arah lawannya pebulu tangkis ganda putra Thailand Peeratchai Sukphun dan Pakkapon Teeraratsakul dalam babak kualifikasi grup Piala Thomas 2024 di Chengdu Hi Tech Zone Sports Center Gymnasium, Chengdu, China, Senin 29 April 2024. Pasangan Fajar/Rian kalah dalam tiga gim 19-21, 21-14, 11-21, dan kedudukan sementara Indonesia lawan Thailand 1-1.  ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Piala Thomas 2024: Fajar / Rian Akui Tak Bisa Bermain dengan Nyaman saat Dikalahkan Wakil Thailand

Kekalahan Fajar / Rian dari Peeratchai Sukphun / Pakkapon Teeraratsakul membuat skor Indonesia vs Thailand di fase grup Piala Thomas 2024 sementara imbang 1-1.


Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

5 hari lalu

Polisi mengamankan nelayan asing pelaku pencurian ikan di Belawan, Sumatera Utara, 21 Mei 2015. Personel Dit Polair berhasil menangkap satu nahkoda dan empat nelayan asing asal Thailand, yang mencuri ikan di perairan laut Indonesia dengan barang bukti ikan sebanyak 1 ton. ANTARA/Irsan Mulyadi
Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia


Menteri Luar Negeri Thailand Mengundurkan Diri

5 hari lalu

Petugas polisi berbaris saat demonstran berunjuk rasa ke Istana Raja untuk menyerahkan surat yang ditulis kepada raja, sebagai bagian dari unjuk rasa untuk menyerukan penggulingan pemerintahan Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha dan reformasi monarki di Bangkok, Thailand, 8 November , 2020. [REUTERS / Soe Zeya Tun]
Menteri Luar Negeri Thailand Mengundurkan Diri

Menteri Luar Negeri Thailand memutuskan mengundurkan diri setelah kehilangan posisi sebagai wakil perdana menteri dalam sebuah perombakan kabinet.


Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

7 hari lalu

Suporter Indonesia memberi dukungan saat pertandingan  Timnas U-23 Indonesia melawan Timnas U-23 Korea Selatan pada babak perempat final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Qatar, Jumat 26 April 2024.. Timnas U-23 Indonesia lolos ke semifinal Piala Asia U-23 setelah mengalahkan Korea Selatan melalui adu pinalti dengan agregat 11-10, setelah sebelumnya bermain imbang dengan skor 2-2. ANTARA FOTO/HO-PSSI
Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

Timnas U-23 Indonesia akan berduel melawan Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 pada senin malam WIB, 29 April 2024.