TEMPO.CO, Jakarta - Nokia hari ini mengumumkan penunjukan Robert Cattanach sebagai Presiden Direktur Nokia Indonesia. Nokia mengatakan langkah itu merupakan bagian dari konsolidasi yang direncanakan Nokia dan Alcatel-Lucent, setelah penggabungan Nokia dengan Alcatel-Lucent pada 7 Oktober 2015.
Robert akan mengelola dan mengawasi kegiatan operasional pelanggan perusahaan yang ada di Indonesia, menerapkan beberapa strategi bisnis, serta meningkatkan hubungan bisnis perusahaan tersebut dengan pelanggan, dengan fokus pada inovasi dan kualitas.
“Dengan keunikan software, hardware, dan layanan untuk semua jenis jaringan, Nokia diposisikan secara unik untuk membantu penyedia layanan komunikasi, pemerintah, dan perusahaan besar memenuhi target 5G, Cloud, dan Internet of Things,” ujarnya di Jakarta, Rabu, 2 Maret 2016.
Ia menambahkan bahwa Nokia, dengan dukungan finansial yang kuat, sumber daya, dan kemampuannya, memiliki ambisi memimpin industri. Sekitar 106 ribu karyawan Nokia melayani operator dalam telekomunikasi, penyedia layanan, dan perusahaan, serta pemerintah dan warga negara di seluruh dunia.
Dengan pengeluaran R & D tahunan sebesar 4,5 miliar euro (Rp 65 triliun) pada 2015, lebih dari 40 ribu ilmuwan dan insinyur Nokia menciptakan teknologi untuk membentuk masa depan dunia yang terhubung.
Kepemimpinan Nokia, ucap Cattanach, melampaui infrastruktur jaringan. “Kami menjadi pionir dengan platform software yang membuat jaringan lebih mudah dikelola, skala, otomatisasi, dan monetisasi,” ujarnya.
Sebelum menjabat Presiden Direktur Nokia Indonesia, Cattanach menetap di Hanoi sejak 2013 dengan memegang posisi Direktur Umum (CEO) Nokia Vietnam dan Indochina. Ia telah berkarier di Nokia selama lebih dari delapan tahun. Selama berkarya di Nokia, Cattanach telah bekerja di Selandia Baru, Jerman, dan Vietnam.
Spesialisasi Cattanach adalah bidang pemasaran perusahaan kelas dunia dan pengembangan korporat. Sebelum bergabung dengan Nokia, dia memimpin tim account management Alcatel Telstra dan berhasil mencapai kesepakatan bisnis terbesar dalam sejarah Alcatel di seluruh dunia pada saat itu. Kesepakatan tersebut bernilai US$ 3,5 miliar dan ditandatangani bersama Telstra Australia pada 2005.
ERWIN Z