Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dosen dan Dokter Bandung Bikin Alat Detektor Demam Berdarah

Editor

Grace gandhi

image-gnews
Sejumlah pasien anak-anak yang terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD) mendapat perawatan di bangsal Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Depok, 2 Februari 2016. Berdasarkan data RSUD Kota Depok, hingga akhir periode Januari 2016 pasien DBD meningkat sebanyak 152 pasien. ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Sejumlah pasien anak-anak yang terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD) mendapat perawatan di bangsal Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Depok, 2 Februari 2016. Berdasarkan data RSUD Kota Depok, hingga akhir periode Januari 2016 pasien DBD meningkat sebanyak 152 pasien. ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Tim dosen dan dokter dari dua kampus negeri di Bandung sedang membuat alat pemeriksaan cepat penyakit demam berdarah dengue (DBD) untuk pasien. 

Alat bernama Uji Dengue itu ditargetkan sebagai alat lokal pengganti benda serupa yang kini masih impor. Harganya ditargetkan berkisar Rp 20-30 ribu per buah. 

Tim tersebut terdiri atas lima orang. Dari lima orang itu, tiga orang merupakan dosen dari Program Studi Kimia Institut Teknologi Bandung, yakni Dessy Natalia, Ihsanawati, dan Fernita Puspasari. Sedangkan dua lainnya adalah Sukwan Handali, seorang peneliti yang bekerja di Center for Disease Control & Prevention (CDC)di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat, dan Bachti Alisjahbana, dokter spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, dan pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.

Menurut Bachti, kit atau alat tersebut dapat memastikan empat jenis stereotipe umum dengue penyebab demam berdarah. Ketika pasien datang dengan gejala demam, kit Uji Dengue dipakai untuk memastikan apakah sakit yang diderita demam biasa atau demam berdarah. 

“Dengan tes kit, hanya 15 menit hasil diketahui,” kata Bachti. Sesuai aturan, hanya dokter yang boleh melakukan uji itu. 

Alat detektor DBD tersebut prinsip kerjanya seperti alat uji cepat (rapid test) untuk kehamilan, gula darah, kolesterol, lipid, serta urine. Proses selanjutnya, pasien diminta memeriksakan diri ke laboratorium. “Untuk memastikan berat atau ringannya DBD, seperti pemeriksaan kadar trombosit dan hemoglobin,” ujar Bachti. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Memakai sampel darah pasien, setiap alat Uji Dengue tersebut berisikan selembar membran yang telah dilapisi anti-dengue NS1 antigen capture pada daerah garis tes. Anti-dengue NS1 antigen-colloid gold conjugate dan serum sampel akan bergerak sepanjang membran menuju daerah garis tes (T) dan membentuk suatu garis yang dapat dilihat sebagai bentuk kompleks antibody-antigen-antibody gold particle. 

Alat uji tersebut memiliki dua garis hasil, yakni garis tes (T) dan garis kontrol (C), yang akan selalu muncul jika prosedur tes dilakukan dengan benar dan bahan reagen dalam kondisi baik. Jika hanya terbentuk segaris pada area garis kontrol (C), pasien dinyatakan negatif DBD. Tanda pasien positif DBD jika terbentuk dua garis pada posisi area garis T dan C. “Kalau ada antibodi terhadap virus DBD, muncul garis horizontal berwarna merah kebiruan,” tutur Dessy Natalia. Hasil invalid dan perlu tes ulang jika tidak terbentuk garis pada area garis C. 

Peracik bahan alat deteksi itu adalah tim peneliti dari Program Studi Kimia ITB. Riset bersama tersebut dirintis sejak 2007. Menurut Dessy Natalia, saat ini masih dilakukan persiapan bahan dan menuju pengujian sampel pasien. Mereka menargetkan bisa menghasilkan ratusan ribu kit per tahun dengan menggandeng mitra sebuah produsen obat di Bandung. 

ANWAR SISWADI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

9 jam lalu

Seorang siswa menjawab modul pembelajarannya setelah penangguhan kelas tatap muka, di toko kosong milik keluarganya, di Manila, Filipina, 26 April 2024. REUTERS/Lisa Marie David
5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.


ITB Siap Gelar UTBK SNBT 2024, Peserta Disarankan Datang Pakai Angkutan Umum

1 hari lalu

Kampus ITB Jatinangor. Dokumentasi: ITB.
ITB Siap Gelar UTBK SNBT 2024, Peserta Disarankan Datang Pakai Angkutan Umum

ITB siap 100 persen menggelar UTBK SNBT 2024.


Ketua RT Palugada di Balik Rekor MURI Jalan Gang 8 Malaka Jaya Duret Sawit

1 hari lalu

Ketua RT8/RW4 Kelurahan Malaka Jaya, Taufiq Supriadi, ketika ditemui Tempo pada Senin, 22 April 2024.
Ketua RT Palugada di Balik Rekor MURI Jalan Gang 8 Malaka Jaya Duret Sawit

Salah satu Rukun Tetangga (RT) di wilayah Jakarta Timur kini tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).


Budi Gunadi Sadikin Terpilih sebagai Ketua Majelis Wali Amanat ITB

3 hari lalu

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan pemaparan saat menghadiri rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 7 November 2023. Rapat tersebut membahas isu faktual Penanganan korban Gangguan Ginjal Akut (GGAPA), penanganan penyakit menular di Indonesia seperti dengue, tuberkulosis, monkey pox, hepatitis, dan penanganan penyakit tidak menular seperti kesehatan jiwa, diabetes, dan kanker, serta penanganan beberapa kasus malpraktik di rumah sakit. TEMPO/M Taufan Rengganis
Budi Gunadi Sadikin Terpilih sebagai Ketua Majelis Wali Amanat ITB

Pemilihan Budi Gunadi Sadikin itu berlangsung secara musyawarah untuk mufakat dalam rapat pleno perdana MWA ITB di Gedung Kemenristekdikti.


Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

3 hari lalu

Sheila on 7 saat tampil di Swara Prambanan di kawasan Candi Prambanan, 31 Desember 2023. Foto: Istimewa.
Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

Di Bandung, Sheila on 7 akan mangung di Stadion Siliwangi. Awalnya stadion itu bernama lapangan SPARTA, markas tim sepak bola militer Hindia Belanda.


Waspada, Kena DBD Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Kesehatan Bayi di 3 Tahun Pertama

4 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Pavel Danilyuk
Waspada, Kena DBD Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Kesehatan Bayi di 3 Tahun Pertama

Studi baru menyebutkan ibu yang terkena DBD selama masa kehamilannya dapat mempengaruhi kesehatan bayi 3 tahun pertamanya.


Biaya Kuliah ITB 2024 Jalur SNBP, SNBT, dan Mandiri

6 hari lalu

Ilustrasi kampus ITB.Instagram
Biaya Kuliah ITB 2024 Jalur SNBP, SNBT, dan Mandiri

Rincian perkiraan biaya kuliah jalur SNBP, SNBT, dan Seleksi Mandiri ITB tahun akademik 2024


Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

6 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Pavel Danilyuk
Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki gejala yang hampir sama dengan Typhus. Namun keduanya adalah jenis penyakit yang berbeda


Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

6 hari lalu

Petugas fogging melakukan pengasapan di RW 05, Sunter Agung, Jakarta Utara, Selasa, 8 Agustus 2023. Kegiatan fogging ini sebagai upaya untuk mencegah meluasnya demam berdarah dengue (DBD) di daerah tersebut. Sebelumnya, salah seorang warga di RW 05 terkena DBD. Masyarakat diminta untuk mewaspadai akan ancaman DBD saat musim kemarau dengan tetap menjaga kebersihan dilingkungan tempat tinggal. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

22 April ditetapkan sebagai Hari Demam Berdarah Nasional oleh Kemenkes, meningkatkan kesadaran wargauntuk dapat mencegah penyakit DBD.


Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

7 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Penulisan jurnal ilmiah bagi dosen akan membantu menyumbang angka kredit dosen, meskipun tak wajib publikasi di jurnal Scopus.