Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Peneliti Temukan Partikel Racun Polutan di Otak Manusia

image-gnews
Ilustrasi polusi udara. Shutterstock
Ilustrasi polusi udara. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Lancashire – Penelitian di Lancaster University menemukan racun nanopartikel yang berasal dari polusi udara di otak manusia dalam jumlah besar. Racun ini ditemukan dalam jaringan otak 37 orang. 

Penemuan ini menarik karena penelitian sebelumnya mengungkapkan ubungan antara magnetit dan Alzheimer. Magnetit adalah mineral yang paling memiliki sifat magnet diantara semua mineral alam di bumi.

Meski begitu, masih butuh penelitian lebih lanjut untuk membuktikan polusi udara menyebabkan atau memperparah Alzheimer. 

“Yang harus dilakukan sekarang adalah penelitian tentang lingkungan yang berhubungan dengan Alzheimer,” kata Barbara Maher, yang memimpin penelitian di Lancaster University. 

Polusi udara adalah ancaman kesehatan global yang lebih banyak menyebabkan kematian daripada gabungan malaria dan HIV. Polusi juga telah lama dikaitkan dengan penyakit paru-paru, jantung, dan stroke. 

Baca: Nama Freddie Mercury Diabadikan untuk Asteroid

Penelitian baru ini mengungkapkan dampak yang baru diketahui, yakni Alzheimer, penyakit mental dan pengurangan intelejensi. 

Peneliti mengamati jaringan otak 37 orang di Manchester dan Meksiko dengan rentang usia 3-92 tahun. Mereka menemukan partikel magnetit, yakni besi oksida dalam jumlah besar. Besi oksida adalah senyawa kimia yang terdiri dari besi dan oksigen. 

“Ini istimewa, karena yang kita bicarakan adalah sekitar sejuta partikel magnetit per gram di jaringan otak manusia,” kata Maher. 

Maher mengatakan manusia tak akan menginginkan ada magnetit di otaknya, karena itu beracun. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Salah satu tanda Alzheimer adalah hancurnya sel secara oksidatif. Kehancuran ini diakibatkan jumlah radikal bebas di dalam tubuh sudah melebihi kapasitas untuk dinetralkan. 

“Inilah alasan adanya magnetit sangat berpengaruh karena sangat bioreaktif,” kata Maher. 

Akumulasi logam di otak adalah salah satu kunci Alzheimer. Penelitian yang sudah ada menunjukkan magnetit berhubungan langsung dengan hancurnya jaringan tak dalam penyakit Alzheimer. 

Baca: Obama Jadi Nama Ikan Endemik Hawaii yang Baru Ditemukan  

Partikel magnetit diketahui terbentuk secara alami di otak manusia, tapi dalam jumlah kecil dan berbentuk kristal. Tak besar dan berbentuk bola, seperti yang terlihat dalam temuan penelitian terbaru. 

Karakter magnetit yang ditemukan di otak manusia sangat khusus. Partikelnya dikelilingi oleh nanospheres. Soalnya magnetit ini terbentuk sebagai tetesan bahan cair dari sumber pembakaran. Sumber pembakaran yang dimaksud adalah seperti knalpot mobil, proses industri dan pembangkit listrik, atau di mana saja terjadi pembakaran bahan bakar. 

Maher mengatakan jumlah yang ditemukan sangat besar. Dalam satu partikel kristal, peneliti menemukan 100 partikel polusi. Sebuah analisis mengungkapkan ada 200 juta partikel magnetit per meter kubik di udara pinggir jalan Lancaster, Inggris. 

THE GUARDIAN | TRI ARTINING PUTRI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

42 hari lalu

Secara spesifikasi, Kia Ray dibekali baterai lithium-iron-phosphate (LFP) 35,2 kilowatt-jam. (Foto: Kia)
BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

BRIN sebut tiga alasan mengapa daur ulang baterai litium sangat penting. Satu di antaranya alasan ramah lingkungan.


Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

26 September 2023

Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. (ugm.ac.id)
Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

Universitas Gadjah Mada atau UGM masuk dalam jajaran top 50 dunia pada THE Impact Rankings 2023.


Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

20 Juli 2023

Menara Hoover menjulang di Stanford University di Stanford, California, AS pada 13 Januari 2017. REUTERS/Noah Berger
Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

Pemimpin Stanford University, salah satu kampus yang paling bergengsi di AS, mundur setelah ditemukan kekurangan dalam penelitiannya tentang saraf.


2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

14 Juli 2023

Peneliti di Gedung Genomik BRIN di Kawasan Sains dan Teknologi Soekarno, Cibinong, Jawa Barat, Selasa, 27 Juni 2023. (Tempo/Maria Fransisca)
2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua syarat agar sebuah penemuan dapat disebut sebagai inovasi.


Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

14 April 2023

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

Tiga peneliti Unpad membagikan pengalamannya terkait pengalaman publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi tinggi.


Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

6 April 2023

Gambar dari Batagur trivittata, Burmese Roofed Turtle yang masuk daftar Critically Endangered menurut IUCN Red List. (Rick Hudson, source: https://www.iucnredlist.org/species/10952/152044061)
Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

Ilmuwan ITB Djoko T. Iskandar meneliti kepunahan reptil dan kaitannya dengan usaha konservasi tetrapoda.


Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

26 Maret 2023

Tim Mahabidzul dari ITB merancang pendeteksian jenis malaria pada pasien secara cepat dan akurat. Dok.ITB
Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang alat deteksi lima jenis malaria.


Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

22 Maret 2023

Gunung Krakatau. itb.ac.id
Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

Dosen teknik geologi ITB meneliti keruntuhan tubuh Gunung Anak Krakatau sebagai tolok ukur pemodelan tsunami akurat.


Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

17 Januari 2023

Anna Armeini Rangkuti, mahasiswa program doktoral di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI). ui.ac.id
Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

Psikolog UI Anna Armeini Rangkuti mengidentifikasi ada empat motif utama silence mahasiswa terhadap kesaksian adanya kecurangan akdemik.


Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

13 September 2022

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

Simak tips menulis esai ilmiah yang baik dari Universitas Airlangga.