TEMPO.CO, Jakarta - Tiga peneliti Universitas Padjadjaran (Unpad) membagikan pengalamannya terkait pengalaman publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi tinggi. Pengalaman ini dibagikan dalam diskusi pada siniar (Podcast) yang ditayangkan di kanal Youtube Unpad pada Rabu, 12 April 2023.
Tiga peneliti Unpad tersebut yaitu Arif Budiman dari Fakultas Farmasi, Syariful Mubarok dari Fakultas Pertanian, dan Herlina Marta dari Fakultas Teknologi Industri Pertanian. Ketiganya kerap melakukan riset dan telah dipublikasikan di sejumlah jurnal bereputasi tinggi.
Pada kesempatan tersebut, Herlina mengatakan untuk dapat lolos publikasi riset maka riset yang dilakukan juga harus kuat. Unpad, kata dia, sudah mempermudah untuk memfasilitasi riset dan penulisan publikasi.
Dengan demikian, ujarnya, tidak ada alasan untuk tidak menulis untuk publikasi riset. “Unpad saya rasa sangat mendukung,” ujar Herlina dikutip dari laman Unpad pada Jumat, 14 April 2023.
Sementara itu, Arif mengatakan bahwa untuk dapat terpublikasi, riset yang dibuat harus mengandung unsur kebaruan. Tidak harus sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya, bisa saja menggali secara detail apa yang sudah ada atau sudah disebutkan peneliti lain.
Salah satu penelitian yang Arif lakukan adalah mengombinasikan metode-metode pengembangan obat untuk meningkatkan efektivitas. Arif banyak melakukan penelitian untuk membuat inovasi dalam meningkatkan efektivitas obat.
Senada dengan Arif, Herlina mengatakan bahwa kebaruan dalam metode pengembangan suatu produk juga dapat menjadi daya tarik dari artikel. Herlina selama ini banyak meneliti mengenai modifikasi pati dari umbi-umbian lokal dan ia banyak menemukan potensi dari umbi lokal yang belum ditemukan peneliti lain. “Kita gali potensi dari komoditi lokal bisa jadi suatu novelty juga,” ujar Herlina.
Herlina menambahkan, selain kebaruan, dibutuhkan juga kemampuan dalam membahas dan menyajikan data dalam artikel yang ditulis. “Jadi kita membahas data-data yang bunyinya itu apa. Dari data itu, yang menarik kita tonjolkan. Jadi orang dapat informasi yang selama ini mungkin belum mereka dapat bisa dengan membaca paper kita,” ujarnya.
Sementara itu, Syariful menekankan pentingnya meyakinkan reviewer atau pembaca bahwa riset yang dilakukan benar-benar menarik. Ia mengatakan bahwa banyak peneliti yang kesulitan meramu data agar menarik dalam proses pengenalan artikel. Keterbatasan alat penelitian pun tidak menjadi hambatan untuk membuat penelitian tersebut menarik untuk terpublikasi.
“Dengan alat sederhana pun, dengan penampilan yang baik, dengan data yang saling menunjang satu data dengam data lain akhirnya komprehensif itu biasanya yang akan dilihat,” ujar Syariful yang banyak meneliti mengenai tomat ini.
Ditambahkan Arif, penting bagi penulis untuk dapat membuat cerita yang baik dan mudah dipahami pembaca. “Meskipun kontennya memang dalam, bagaimana pun kita harus meramu supaya bisa dipahami,” ujar Arif.
Pilihan Editor:
Survei: Gaji Alasan Kedua Tertinggi Berkarier di Bidang IT di Indonesia