TEMPO.CO, Jakarta - Raksasa telepon seluler Inggris, Vodafone, pada Senin, 30 Januari 2017, mengatakan mereka sedang memperbincangkan merger untuk unitnya di India dengan Idea Cellular.
Konfirmasi tersebut mengakhiri spekulasi yang beredar selama berbulan-bulan bahwa kedua operator sedang menjajaki sebuah perjanjian untuk membantu menangkis Reliance Jio, yang kedatangannya mengguncang pasar jaringan seluler India.
Kontrak itu juga membuat saham Idea melonjak 26 persen di Bursa Efek Bombay (Bombay Stock Exchange/BSE).
“Vodafone mengkonfirmasi bahwa mereka sedang berdiskusi dengan Aditya Birla Group mengenai merger saham Vodafone India (kecuali 42 persen saham Vodafone di Indus Towers) dan Idea,” kata Vodafone dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP.
“Belum ada kepastian bahwa semua transaksi akan disepakati, atau kepastian soal ketentuan waktu transaksinya,” tambah pernyataan itu.
Merger Vodafone India dan Idea Celluar tersebut akan mendominasi pasar telekomunikasi India, yang bernilai miliaran dolar, dengan pangsa pasar 43 persen, lebih tinggi daripada pesaingnya, Bharti Airtel, yang menguasai 33 persen. Demikian dinyatakan perusahaan perantara CLSA.
Sementara Reliance Jio, yang mulai beroperasi tahun lalu milik pria terkaya India, Mukesh Ambani, akan mendapat market share 13 persen.
Jio meluncurkan jaringan 4G pada September lalu dengan layanan gratis sepanjang 2016, harga data plan murah, dan panggilan gratis.
Mereka membuat pesaing terpaksa memangkas tarif untuk dapat bersaing dengan perusahaan yang didukung oleh konglomerat Reliance Industries tersebut.
ANTARA