Selain itu, lebih dari 40 persen sampel melaporkan beberapa tingkat masalah terkait dengan Internet, yang mengakui bahwa mereka menghabiskan banyak waktu secara online. Tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam kecenderungan tersebut. Sejauh ini alasan paling umum dalam penggunaan perangkat digital adalah media komunikasi digital (penggunaan media sosial, seperti Facebook dan Twitter 92 persen) serta belanja (90 persen).
Para peneliti terus berkutat pada spekulasi bahwa penggunaan Internet didorong oleh lebih dari sekadar kegembiraan jangka pendek atau kegembiraan teknologi. Namun penggunaan berlebihan tersebut dapat menghasilkan perubahan fisiologis dan psikologis negatif yang dapat mendorong orang kembali ke Internet.
Bahkan, ketika mereka tidak ingin menyentuhnya. Namun, penggunaan Internet dengan cara lain, seperti game, yang mungkin membangkitkan gairah, belum diteliti.
Baca: Bos Alibaba Jack Ma: Internet Seharusnya Bantu Akhiri Kemiskinan
Tahun lalu, periset dari European College of Neuropsychopharmacology menunjukkan bahwa orang-orang yang menggunakan Internet secara berlebihan mungkin memiliki lebih banyak masalah kesehatan mental. Temuan ini berdasarkan peneliti Universitas McMaster Kanada, Van Ameringen, yang mensurvei 254 siswa dan menghubungkan penggunaan Internet dengan kesehatan mental dan kesejahteraan umum.
Tiga puluh tiga siswa memenuhi kriteria screening untuk penambahan Internet sesuai dengan Internet Addiction Test. Namun 107 siswa memenuhi kriteria penggunaan Internet bermasalah menggunakan alat tes baru yang didesain Van Ameringen.
Dengan menggunakan dua skala untuk mengevaluasi penggunaan Internet, periset telah menemukan tingkat penggunaan Internet bermasalah yang tinggi dalam kelompok siswa usia kuliah. Ini mungkin memiliki implikasi medis praktis dan penanganan masalah.
SCIENCE DAILY | JOURNALS PLOS | AHMAD NURHASIM