Sampah antariksa umumnya jatuh secara alami dan terbakar di atmosfer dalam kurun 10 tahun. Peningkatan aktivitas matahari juga membuat atmosfer memadat dan membuat obyek di orbit seperti direm. "Makin lama kian turun ke bumi," kata Dani.
Sampah antariksa merupakan masalah besar bagi pemilik satelit. Dengan kecepatan mencapai 40 ribu kilometer per jam, tumbukan dari obyek berukuran 1 sentimeter saja memiliki efek setara dengan ledakan granat dan memicu kerusakan serius pada satelit.
Baca: Sejarah Kecerdasan Buatan: Alan Turing hingga Robot Seks
Dari 4.256 satelit yang mengorbit bumi saat ini, hanya 1.419 unit yang masih berfungsi dan sebagian besar milik NASA. Satelit bekas Vanguard I milik Amerika Serikat, yang diluncurkan pada 1958, adalah sampah tertua di orbit.
Menurut Dani, Badan Pertahanan Udara Amerika (NORAD) pernah merilis peringatan adanya sampah antariksa yang mendekati Tubsat, satu dari tiga satelit Lapan di zona orbit rendah bumi, dalam jarak beberapa meter. Lapan pasrah karena satelit yang diluncurkan pada 2007 itu tidak memiliki mesin pendorong seperti Stasiun Antariksa Internasional untuk bergerak menghindar.
"Tapi sejauh ini kondisinya masih aman," kata Dani.
Baca: Robot Seks hingga Mickey Mouse: 5 Robot dengan Kecerdasan Buatan
Simak berita menarik soal robot dan NASA lainnya hanya di kanal Tekno Tempo.co.
JPL | SCIENCEDAILY | SPACE | ANWAR SISWADI (BANDUNG) | GABRIEL WAHYU TITIYOGA (JAKARTA)