Sebuah studi yang dilakukan Interleukin Genetics Inc menunjukkan bahwa gen punya peran dalam mengatur berat badan seseorang. Untuk mengetahui diet yang cocok untuk setiap orang, perusahaan itu menawarkan sebuah tes genetik baru.
Studi kecil yang dilakukan terhadap 140 perempuan yang mengalami obesitas atau kelebihan bobot badan memperlihatkan bahwa diet yang tepat untuk susunan genetik mereka akan menurunkan berat jauh lebih banyak daripada mereka yang mengikuti diet yang tidak cocok. Hasil studi itu dilaporkan dalam pertemuan American Heart Association, Rabu lalu.
“Potensi penggunaan informasi ini untuk mencapai penurunan berat badan maksimal tanpa penggunaan obat-obatan ini amat penting dalam membantu memecahkan problem kelebihan berat badan,” kata Christopher Gardner, peneliti di Stanford University, California, yang melakukan studi tersebut.
Tes yang ditawarkan Interleukin, perusahaan yang berlokasi Massachusetts itu meneliti mutasi pada tiga jenis gen, yaitu FABP2, PPARG and ADRB2. Tes tersebut dibandrol sekitar US$149.
Peruusahaan itu mengatakan 39 persen warga kulit putih Amerika memiliki genotipe rendah lemak, 45 persen adalah tipe yang menunjukkan respons terbaik pada diet rendah karbohidrat yang telah diproses. Sekitar 16 persen sisanya adalah orang yang gennya mengalami mutasi sehingga mereka harus benar-benar mengawasi asupan lemak maupun karbohidrat yang telah kehilangan sebagian besar nutrisi dan serat alaminya.
Secara acak para ilmuwan meminta 140 perempuan itu untuk memilih satu di antara empat jenis diet, yaitu diet rendah karbohidrat Atkins, diet ultra rendah lemak ala Ornish, diet amat rendah lemak LEARN atau diet yang lebih seimbang Zone. Interleukin juga mengetes DNA sekitar 100-an perempuan dengan tes usap bagian dalam pipi (swab) danmemeriksa apakah perempuan yang memilih diet yang “tepat” mengalami penurunan berat lebih banyak.
Dalam setahun, orang yang menjalani diet sesuai dengan genotipe turun beratnya hingga 5,3 persen. Orang yang dietnya tak cocok hanya turun 2,3 persen, kata peneliti Stanford. Kadar kolesterol pun membaik sejalan dengan penurunan bobot. “Salah satu variasi gen itu mempengaruhi penyerapan lemak darin usus,” kata Ken Kornman, kepala peneliti Interleukin. “Orang yang gennya mengalami mutasi akan menyerap lebih banyak lemak dari makanan mereka sehingga harus menghindari lemak jika ingin menurunkan berat badannya.”
TJANDRA l SCIENCEDAILY