TEMPO.CO , Bandung - Pernyataan Presiden ketiga Republik Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie, membawa angin segar bagi industri dirgantara tanah Air.
Melalui pendirian PT Ragio Aviasi Industri (RAI), ia akan kembali terjun lagi ke industri pesawat. "Saya akan memanfaatkan jaringan saya (untuk promosi)," kata Habibie di sela konferensi pers Hari Kebangkitan Teknologi Nasional di Gedung Sate Bandung, Jumat, 10 Agustus 2012.
Seperti diketahui Habibie adalah sosok yang telah berpengalaman di industri pesawat terbang. Ia pernah bekerja di Messerschmitt-Bölkow-Blohm (MBB), sebuah perusahaan penerbangan yang berpusat di Hamburg, Jerman, dan mencapai puncak tertinggi kariernya di industri penerbangan.
Habibie juga pernah menjabat sebagai Presiden sekaligus Direktur Teknologi di MBB periode 1973-1978 serta menjadi Penasihast Senior bidang teknologi untuk Dewan Direktur MBB (1978). Dialah satu-satunya orang Asia yang berhasil menduduki jabatan nomor dua di perusahaan pesawat terbang Jerman ini.
Usahanya kali ini untuk memanfaatkan jaringannya di luar negeri demi kepentingan bangsa bukan pertamakalinya.
Pada tahun 1968, BJ Habibie telah mengundang sejumlah insinyur untuk bekerja di industri pesawat terbang Jerman. Sekitar 40 insinyur Indonesia akhirnya dapat bekerja di MBB atas rekomendasi Pak Habibie. Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan skill dan pengalaman (SDM) insinyur Indonesia untuk suatu saat bisa kembali ke Indonesia dan membuat produk industri dirgantara.
Sebelumnya Habibie mengatakan siap kembali ke Industri tanah Air lewat pendirian PT Ragio Aviasi Industri (RAI). Adapun pendirian PT RAI menurut Habibie melibatkan beberapa pihak. "PT RAI merupakan perusahaan yang saya bentuk bersama dua perusahaan swasta yakni PT Ilhabi Rekatama milik Ilham Akbar Habibie dan PT Modal Elang milik mantan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Erry Firmansyah," katanya. "Ketua Dewan Komisarisnya saya."
Adapun proyek utama yang akan dikembangkan oleh PT RAI adalah pesawat N-250 yang kemudian yang dilanjutkan dengan pesawat jet penumpang N2130. "Insya Allah akan mendapatkan FAA dalam 5 tahun,” kata dia.
AHMAD FIKRI | ANANDA PUTRI
Berita teknologi lainnya:
Sebelum Tertelan Lubang Hitam, Bintang "Menjerit"
Samsung Tak Tertarik Beli Blackberry
Mengapa Teknologi Roda Tidak Muncul pada Hewan?
Virus Baru Mata-matai Transkasi Perbankan Anda
Cacing Pipih dan Penyakit Mata
Microsoft Hapus Nama Metro?
Google Bayar Denda US$ 22,5 Juta
Apple Buat iPad 7 Inci Untuk Anak-anak
Nokia Asha 311 Hadir di Pasar Indonesia