TEMPO.CO, Jakarta - BlackBerry Indonesia enggan mengomentari berita penyadapan yang dilakukan intelijen Australia terhadap ponsel Wakil Presiden Boediono. Seperti diketahui sebelumnya, Boediono masuk dalam daftar nama pejabat negara yang disadap oleh Australia pada pertengahan 2009 lalu.
"Perlu dipastikan dahulu apanya yang disadap, apakah suara atau pesan," kata Managing Director BlackBerry Indonesia Maspiyono Handoyo di Jakarta, Selasa, 19 November 2013.
Maspiyono malah mengatakan bahwa saat ini sistem keamanan BlackBerry dapat dikatakan cukup baik. "Sejauh ini security kami merupakan salah satu yang terbaik di dunia," dia menambahkan.
Berita penyadapan pejabat negara pertama kali muncul di harian Sydney Morning Herald, 31 Oktober 2013. Harian itu, menurut dokumen rahasia yang dibocorkan mantan pegawai badan intelijen AS Edward Snowden, memberitakan keberadaan dan penggunaan fasilitas penyadapan di Kedutaan Besar Australia di Jakarta dan sejumlah negara lain.
Media Australia lainnya, Abc.net.au, menyebut nama-nama pejabat tinggi Indonesia yang menjadi target penyadapan oleh pihak intelijen Australia. Mereka juga menuliskan tipe telepon genggam yang dipakai para pejabat Indonesia.
Presiden SBY dan Ibu Negara Ani Yudhoyono, misalnya, disebut menggunakan ponsel merek Nokia jenis E90-1. Wakil Presiden Boediono disebut menggunakan BlackBerry Bold 9000. Adapun Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla ditulis menggunakan Samsung SGH-Z370.
Dalam dokumen itu juga disebutkan bahwa penyadapan dilakukan terhadap rekaman panggilan telepon atau call data records (CDR) Presiden SBY dan para pejabat. CDR mencatat nomor telepon yang dihubungi dan menghubungi Presiden SBY.
Pada slide berjudul "Indonesian President Voice Intercept" misalnya, ada telepon dari Thailand ke ponsel Presiden SBY. Namun, panggilan tersebut tak berlangsung lama, hanya 1 menit. Intelijen Australia pun memutuskan tak menyadap isi percakapan.
SATWIKA MOVEMENTI