TEMPO.CO, Montreal - Para ilmuwan di Institut de Recherches Cliniques de Montréal (IRCM), Kanada, menemukan mekanisme perkembangan medulloblastoma, tumor otak yang umum ditemukan pada anak-anak. Tim penelitian yang dipimpin Frédéric Charron, Direktur Molecular Biology of Neural Development IRCM, mengungkap protein yang dikenal dengan "Sonic Hedgehog" menginduksi kerusakan DNA dan memicu tumbuhnya tumor.
Sonic Hedgehog memberikan informasi sel yang diperlukan oleh embrio tumor untuk berkembang. Pengantar informasi tersebut memainkan peran penting dalam terjadinya tumorigenesis atau proses yang mengubah sel normal menjadi sel kanker. (Baca juga: Senyawa dalam Ganja Bisa Redam Tumor)
"Tim kami mempelajari protein bernama Boc, yang merupakan reseptor pada permukaan sel pendeteksi Sonic Hedgehog," kata Lukas Tamayo-Orrego, anggota penelitian, seperti dikutip dari Sciencedaily.com, Jumat, 3 Oktober 2014. Sebelumnya, kata dia, tim menemukan fakta bahwa Boc penting dalam perkembangan otak kecil, tempat medulloblastoma muncul.
Charron mengatakan kehadiran Boc sangatlah penting untuk membantu Sonic Hedgehog dalam perusakan DNA. "Bahkan, Boc menyebabkan mutasi DNA pada sel tumor yang membuat luka prakanker menjadi medulloblastoma," katanya.
Studi ini juga menunjukkan kemungkinan tumor akan berkurang sebanyak 66 persen saat Boc tak aktif. "Mengurangi perkembangan medulloblastoma," kata anggota penelitian Frederic Mille menambahkan.
Medulloblastoma menempati urutan pertama penyebab kematian pada anak-anak yang dikarenakan kanker. Perlawanan terhadap penyakit tersebut saat ini masih meliputi operasi, terapi radiasi, dan kemoterapi. Meski sebagian besar anak-anak dapat bertahan dalam pengobatan seumur hidup, tapi radiasi dan terapi sel otak pada bayi dan balita dapat berdampak negatif jangka panjang.
"Akibatnya, anak-anak dapat mengalami gangguan kognitif," ujar Charron. Boc, lanjut dia, kemungkinan besar dapat dihilangkan dengan metode terapi baru yang dapat menghentikan perkembangan medulloblastoma.
Terobosan penting ini akan diterbitkan di jurnal ilmiah Developmental Cell pada 13 Oktober 2014. Para editor menempatkan artikel penelitian ini sebagai sampul jurnal.
AMRI MAHBUB
Berita Lain:
34 Juta Orang Indonesia Tinggal di Kawasan Kumuh
Seperti SBY, Setya Novanto Pun Jadi Trending Topic
Renovasi Trotoar Jalan Braga Telan Rp 12,3 Miliar