TEMPO.CO, Semarang - Perusahaan Torqeedo asal Jerman menguji coba mesin bertenaga surya pada perahu nelayan berukuran kecil di Jawa Tengah. Mesin itu mampu menggerakkan perahu nelayan tradisional dari perairan Demak ke Semarang.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang ikut menyaksikan uji coba itu menilai teknologi tenaga surya bisa menjadi alternatif energi terbarukan bagi nelayan.
"Ada beberapa kelebihan, ketika distribusi solar subsidi sulit, energi terbarukan ini salah satu alternatifnya,” kata kata Ganjar seusai mencoba perahu tersebut, Kamis, 20 Agustus 2015.
Kelebihan lain, katanya, mesin buatan Jerman ini tidak bising dan baterainya bisa dipakai di rumah nelayan bila terjadi pemadaman listrik. “Jadi multifungsi,” klaim Ganjar. Selain itu efisien dan mudah dipelajari.
Kekurangan mesin ini adalah harganya yang masih mahal, sekitar Rp 250 juta. Ganjar menyarankan bila nelayan yang tertarik bisa bekerja sama dengan perbankan sebagai pihak ketiga untuk membantu nelayan mendapatkan alat produksi mencari ikan.
"Maka ini jangka panjang. Hitung-hitungan BEP dibanding menggunakan solar ya sekitar tiga tahun setelah itu nelayan untung," katanya.
Consultant Business Development Torqeedo di Indonesia, Franklin Tambunan, menyatakan panel surya bisa men-charger baterai meski kondisi cahaya matahari tidak terlalu terang, pada sore hari. “Kapasitas baterai juga mencukupi untuk one day one fishing,” kata Franklin Tambunan.
Saat uji coba pukul 18.30 WIB sehari sebelumnya, dengan kekuatan bateri 40 persen mampu menggerakkan kecepatan mesin perahu nelayan hingga delapan kilometer per jam. “Dalam waktu tertentu memang tidak menggunakan baterai karena matahari menggerakkan mesin," ujarnya.
Sistem kerja mesin perahu tenaga surya itu menggunakan atap perahu dengan panel surya. Perahu juga dilengkapi kabel-kabel antiair yang menyambung kedua mesin yang berada di bagian belakang.
Mesin memiliki kecepatan maksimal 13 kilometer per jam dengan sistem navigasi yang dilengkapi GPS. “Nelayan bisa langsung menuju lokasi yang memiliki potensi banyak ikan,” katanya.
EDI FAISOL