Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Temuan Baru, Diet Kini Bisa Memakai Bakteri

image-gnews
Ilustrasi. easydietprograms.info
Ilustrasi. easydietprograms.info
Iklan

TEMPO.CO, Tennessee - Hasil penelitian mengungkapkan bahwa bakteri punya potensi untuk digunakan sebagai metode diet. Para ilmuwan berhasil membuat bakteri melalui metabolisme molekul normal yang dapat menekan rasa lapar.

"Ini menawarkan program penurunan berat badan yang potensial," kata Sean Davis, pakar molekul dari Vanderbilt University, seperti dikutip dari Science Daily. Davies dan rekan penelitiannya akan menjelaskan temuan itu dalam pertemuan National Meeting and Exposition of the American Chemical Society ke-249.

Melalui pembiayaan riset dari National Institute of Health, Davies dan rekan membuat bakteri yang biasanya dihasilkan di usus halus setelah makan, N-asil-phosphatidylethanolamines (NAPEs). Bakteri ini lalu dengan cepat diubah menjadi bakteri yang dapat menekan nafsu makan, N-asil-ethanolamines (Naes). Caranya dengan mengubah gen dari strain bakteri probiotik menjadi NAPEs.

Setelah berhasil mengubah genetika strain bakteri probiotik, tim peneliti kemudian mengujinya pada sekelompok tikus yang obesitas dan memiliki gejala diabetes. Hasilnya, berat badan tikus ini berhasil turun dengan drastis. Berat badan tikus itu juga turun 15 persen lebih cepat dalam delapan pekan dibandingkan dengan tikus yang juga diberi program diet tanpa bakteri.

Tak hanya itu, kadar metabolisme tikus dan jumlah glukosa dengan program diet bakteri lebih baik ketimbang tikus tanpa bakteri. Berat badan tikus dengan program pun jauh lebih ringan setelah 12 pekan terakhir.

Davies mengatakan, perubahan gaya hidup dan penggunaan obat-obatan tidak berdampak signifikan terhadap penurunan berat badan. Kebanyakan orang akan kembali mendapatkan berat badan yang berlebih jika tidak dibantu dengan pengurangan pola makan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam beberapa tahun terakhir banyak penelitian menunjukkan populasi bakteri yang hidup dalam usus mungkin menjadi faktor kunci dalam menurunkan obesitas. "Strategi mikroba usus patut dicoba," ujar Davies.

Dia mengklaim diet mikroba merupakan perawatan yang mudah. Tujuannya hanya untuk menghasilkan bakteri terapi yang hidup dalam usus manusia selama enam bulan sampai satu tahun dan memberikan pemberian obat berkelanjutan. Metode ini, kata Davies, jelas berbeda dengan program obat penurunan berat badan yang biasanya harus diminum setiap hari.

Namun penelitian Davies ini tidak terlepas dari risiko. Kendala utamanya ialah mencari orang yang cocok untuk uji coba klinis. Sebab, tidak semua orang cocok dengan bakteri tersebut.

Science Daily | Amri Mahbub

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

8 hari lalu

Ilustrasi wanita diet. Freepik.com/Schantalao
Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

Diet sayur dan rendah gula, yang dikenal sebagai diet EAT-Lancet, membantu mengurangi risiko gagal jantung. Bagaimana hubungannya?


Tips Aman Konsumsi Makanan buat Penderita Diabetes saat Lebaran

26 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Tips Aman Konsumsi Makanan buat Penderita Diabetes saat Lebaran

Ahli gizi dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo membagikan kiat konsumsi makanan yang aman bagi pengidap diabetes saat hari raya lebaran.


Bagus untuk Kesehatan Jantung, Apa Saja Manfaat Alpukat

29 hari lalu

Ilustrasi alpukat (Pixabay.com)
Bagus untuk Kesehatan Jantung, Apa Saja Manfaat Alpukat

Alpukat dikenal karena sifat anti-inflamasi dan baik untuk kesehatan jantung. Apa lagi manfaat alpukat yang perlu Anda ketahui?


6 Fakta Puasa Ramadan Bisa Sekaligus Diet

44 hari lalu

Ilustrasi puasa ramadan. TEMPO/Subekti
6 Fakta Puasa Ramadan Bisa Sekaligus Diet

Selain manfaat rohani, puasa Ramadan yang juga dapat mendukung upaya diet dan kesehatan seseorang.


Beda Diet Atlantik dan Mediterania, Cek Juga Kemiripannya

51 hari lalu

Ilustrasi makanan diet. shutterstock.com
Beda Diet Atlantik dan Mediterania, Cek Juga Kemiripannya

Diet Atlantik dan Mediterania sebenarnya punya banyak kemiripan tapi ada juga bedanya. Berikut penjelasannya.


Apa Itu Diet Flexitarian?

57 hari lalu

Ilustrasi diet makanan mentah. Freepik.com/Yanalya
Apa Itu Diet Flexitarian?

Diet flexitarian dikaitkan dengan risiko kardiovaskular yang lebih rendah dibandingkan pola makan omnivora.


Tips Bersantap di Restoran saat Sedang Diet

23 Februari 2024

Ilustrasi wanita menikmati makanan di restoran. Unsplash/Pablo Merchan
Tips Bersantap di Restoran saat Sedang Diet

Berikut tips dan teknik memesan makanan di restoran saat Anda tengah diet dan berpegang teguh pada rencana makan sehat.


Hasil Riset: Diet Atlantik Bisa Kurangi Risiko Sindrom Metabolik

11 Februari 2024

Ilustrasi pria diet. Shutterstock
Hasil Riset: Diet Atlantik Bisa Kurangi Risiko Sindrom Metabolik

Para peneliti menemukan bahwa Diet Atlantik yang menjadi pola diet tradisional di Portugal dan Galisia dapat mengurangi risiko sindrom metabolik.


5 Makanan Terbaik untuk Diet Golongan Darah O

8 Februari 2024

Ilustrasi diet makanan mentah. Freepik.com/Yanalya
5 Makanan Terbaik untuk Diet Golongan Darah O

Diet golongan darah O D'Adamo fokus pada daging organik tanpa lemak, buah-buahan, dan sayuran, serta menghindari produk susu, gandum, alkohol, dan kafein.


Rahasia Tubuh Sehat dan Diet ala Song Joong Ki

3 Februari 2024

Song Joong Ki. Foto: Instagram/@highziumstudio
Rahasia Tubuh Sehat dan Diet ala Song Joong Ki

Bagaimana cara Song Joong Ki tetap bugar dan sehat di tengah aktivitas yang padat?