Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Air yang Lebih Tua dari Matahari

image-gnews
Seorang wisatwan bermaian kano sambil menikmati matahari terbenam di pulau Tinabo kawasan Taman Nasional Taka Bonerate, Kepulauan Selayar, Sulsel, 5 September 2015. TEMPO/Iqbal lubis
Seorang wisatwan bermaian kano sambil menikmati matahari terbenam di pulau Tinabo kawasan Taman Nasional Taka Bonerate, Kepulauan Selayar, Sulsel, 5 September 2015. TEMPO/Iqbal lubis
Iklan

TEMPO.CO, Washington - Air ditemukan di seluruh tata surya kita. Tak hanya di bumi, tapi juga di komet dan bulan, bahkan pada cekungan gelap di Merkurius. Air dalam bentuk beku itu juga bisa ditemukan dalam sampel mineral dari meteorit, bulan, dan Mars.

Sebagai materi yang sangat penting bagi munculnya kehidupan, mengidentifikasi sumber asli air yang ada di bumi menjadi kunci untuk memahami bagaimana lingkungan yang mendukung kehidupan muncul dan apakah zat itu dapat ditemukan di mana saja.

Penelitian yang dikerjakan oleh sebuah tim gabungan dari sejumlah universitas di Amerika Serikat menemukan bahwa sebagian besar air di tata surya kita ada kemungkinan berasal dari es yang terbentuk dalam ruang antarbintang. Hasil penelitian tersebut dipublikasikan di jurnal Science.

"Temuan ini sangat penting karena jika air pada awal tata surya diwariskan sebagai es dari ruang antarbintang, es seperti itu ada bersama materi organik prebiotik yang terkandung di dalamnya, jumlahnya berlimpah di dalam cakram protoplanet di sekitar bintang yang baru tumbuh," kata Cornal Alexander dari Carnegie Institution. "Tapi jika air tata surya muda itu berasal dari proses kimia lokal selama kelahiran matahari, kelimpahan air sangat bervariasi pada sistem pembentukan planet."

Dengan merekonstruksi kondisi dalam cakram gas dan debu tempat tata surya terbentuk, para ilmuwan menyimpulkan bahwa bumi dan planet lain telah mewarisi air dari awan gas yang "melahirkan" matahari 4,6 miliar tahun lampau. Hal itu membuat air berusia lebih tua daripada matahari karena terbentuk lebih dulu. Tim peneliti mengatakan bahwa air antarbintang itu juga satu paket dengan pembentukan sebagian besar sistem bintang, bahkan planet mirip bumi.


Awan debu dan gas antarbintang padat, tempat bintang terbentuk, mengandung air berlimpah dalam bentuk es. Ketika sebuah bintang pertama kali menyala, awan di sekitarnya akan memanas dan dibanjiri dengan radiasi. Hal itu membuat es menguap dan memecah molekul air menjadi oksigen dan hidrogen.

Hingga saat ini, peneliti belum bisa memastikan seberapa banyak air "tua" yang terhindar dari proses ini. Jika sebagian besar molekul air asli itu terurai, air seharusnya terbentuk kembali dalam tata surya awal. "Tapi kondisi yang membuat hal itu terjadi mungkin bersifat spesifik pada tata surya, sehingga banyak sistem bintang lain bisa jadi tetap kering," kata Ilsedore Cleeves, pakar astrokimia di University of Michigan di Ann Arbor, yang memimpin penelitian ini.

Namun, jika ada sebagian air yang selamat dari proses pembentukan bintang, dan bila kasus tata surya itu adalah sesuatu yang unik, berarti, "Air tersedia sebagai sebuah bahan universal selama pembentukan planet," ujar Cleeves.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk mengujinya, Cleeves dan timnya membuat simulasi kondisi yang terjadi segera setelah matahari menyala. Mereka menghitung berapa banyak radiasi yang mungkin menghantam tata surya, baik dari bintang muda maupun dari angkasa luar, dan seberapa jauh radiasi itu berkelana menembus awan gas.

Kondisi tersebut amat menentukan bagaimana molekul air yang baru terbentuk dari hidrogen dan oksigen, khususnya soal kemungkinan bahwa molekul itu mencakup deuterium, isotop hidrogen yang nukleusnya mengandung sebuah neutron, selain proton tunggal. Permodelan tersebut memprediksi berlimpahnya air yang mengandung deuterium, yang biasa disebut air berat, yang lebih rendah daripada air deuterium pada air di tata surya saat ini.

Namun awan antarbintang yang menjadi tempat kelahiran bintang-bintang, seperti matahari, bahkan materi yang akhirnya membentuk matahari, mempunyai proporsi air berat yang lebih tinggi dibandingkan dengan tata surya sekarang. Hal ini terjadi, Cleeves mengatakan, karena awan tersebut terus-menerus dibombardir oleh sinar kosmis, yang cenderung mendukung masuknya deuterium.

Berdasarkan hasil simulasi itu, para peneliti menyimpulkan bahwa radiasi matahari muda tidak cukup untuk menjelaskan jumlah air berat yang ada di tata surya saat ini. Sebagian besar pastilah telah ada sebelumnya. Mereka memperkirakan bahwa 30-50 persen air yang ada di samudera bumi pasti lebih tua daripada matahari.

"Jika cakram itu tidak sanggup melakukannya, berarti kita mewarisi beberapa es antarbintang yang diperkaya dengan deuterium dari lingkungan tempat kelahiran matahari," kata Cleeves.

SCIENCE | NATURE | CARNEGIE INSTITUTION | AMRI MAHBUB

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

5 jam lalu

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

Kelompok Houthi di Yaman menawarkan tempat melanjutkan studi bagi para mahasiswa AS yang diskors karena melakukan protes pro-Palestina.


Band Metal As I Lay Dying Siap Gebrak Panggung Hammersonic 2024

5 jam lalu

As I Lay Dying. Spotify
Band Metal As I Lay Dying Siap Gebrak Panggung Hammersonic 2024

Band rock asal California, As I Lay Dying akan turut mengguncang panggung Hammersonic 2024 pada Ahad, 5 Mei 2024. Berikut profil band metal itu.


Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

8 jam lalu

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina. ANTARA FOTO/AACC2015
Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina


Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

13 jam lalu

Presiden AS Joe Biden saat kunjungannya di Chavis Community Center di Raleigh, North Carolina, AS, 26 Maret 2024. REUTERS/Elizabeth Frant
Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.


Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

15 jam lalu

Pengunjuk rasa pendukung Palestina di Gaza berdiri di dekat barikade di sebuah perkemahan di Universitas California Los Angeles (UCLA), ketika konflik antara Israel dan Hamas berlanjut, di Los Angeles, California, AS, 1 Mei 2024. Ketegangan meningkat di kampus-kampus Amerika ketika para pendukung pro-Israel menyerang perkemahan pengunjuk rasa pro-Palestina di UCLA. REUTERS/David Swanson
Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.


AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

16 jam lalu

Kelompok Jabhat al-Nusra beroperasi di Idlib, Suriah, dan terafiliasi dengan kelompok al-Qaeda. Keduanya disebut sebagai teroris oleh Rusia dan Amerika Serikat. Syriahr.com
AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.


Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

17 jam lalu

Petugas penegak hukum memasuki perkemahan protes untuk mendukung warga Palestina di Universitas California Los Angeles (UCLA), di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Los Angeles, California, AS, 2 Mei 2024. REUTERS/  David Swanson
Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.


Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

1 hari lalu

Para pengunjuk rasa ditahan di Universitas California Los Angeles (UCLA), selama protes pro-Palestina, ketika konflik antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas berlanjut, di Los Angeles, California, AS, 2 Mei 2024. REUTERS/Mike  Blake
Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel


Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

1 hari lalu

Tentara khusus Korea Selatan melakukan terjun panyung sambil membawa bendera nasional saat ulang tahun ke-65 Hari Angkatan Bersenjata di bandara militer Seoul di Seongnam (27/9). AP/Lee Jin-man
Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).


Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

1 hari lalu

Pengunjuk rasa pendukung Palestina di Gaza bernyanyi di sebuah perkemahan setelah polisi kampus UCLA meminta para pengunjuk rasa untuk pergi, di Universitas California Los Angeles (UCLA) di Los Angeles, California, AS, 1 Mei 2024. Polisi menangkap para aktivis yang menduduki sebuah gedung di Universitas Columbia dan membersihkan kota tenda dari kampusnya. REUTERS/Mike Blake
Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.