TEMPO.CO, Bandung - Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Kelas 1 Bandung, Ani Hanifah, mengatakan cuaca di Bandung Raya diperkirakan berawan saat fenomena gerhana matahari terjadi pada 9 Maret. “Kejadiannya pagi hari. Mudah-mudahan agak cerah. Tapi memang berawan,” kata dia kepada Tempo, Senin, 7 Maret 2016.
Ani mengatakan mayoritas wilayah Bandung Raya diperkirakan diselimuti awan pada pagi hari. “Untuk perkiraan memang ada hujan, tapi siang, sore, atau malam. Pagi hari diperkirakan berawan, tapi tidak hujan,” ujarnya.
Fenomena gerhana matahari di wilayah Bandung Raya akan teramati 88 persen. Fenomena gerhana matahari di wilayah Bandung Raya dimulai pukul 06.19 WIB dan berakhir pukul 08.37 WIB. “Pas puncaknya terjadi pukul 07.21 WIB,” tuturnya.
BMKG Bandung akan mengamati fenomena gerhana matahari yang terjadi di wilayah Bandung Raya. Ani mengatakan pengamatan gerhana di Bandung Raya juga akan disiarkan secara langsung melalui situs BMKG bersama siaran streaming di sejumlah lokasi lainnya di Indonesia.
Ani mengatakan pengamatan gerhana oleh BMKG Bandung akan dilakukan di wilayah Punclut, Lembang. “Kita sudah survei di beberapa tempat, seperti Tangkuban Parahu. Tapi kalau pagi hari, di sana banyak embun, jadi tidak bisa dilihat,” tuturnya.
Daerah Punclut sengaja dipilih karena wilayahnya berada di ketinggian sehingga bisa melihat bebas ke semua arah. “Dari lokasinya harus bisa melihat ke mana-mana. Gerhana matahari itu terjadi pagi hari, saat matahari baru terbit,” ucapnya.
Dia mengingatkan, warga yang hendak menikmati fenomena gerhana matahari tidak melihatnya langsung dengan mata telanjang. Sebab bisa merusak retina mata. “Gunakan alat bantu, kalau melihat langsung berbahaya,” kata Ani.
AHMAD FIKRI