TEMPO.CO, Los Angeles - Sejumlah paus biru di lepas pantai menunjukkan perubahan tingkah laku ketika terpapar suara bawah air yang digunakan dalam latihan militer Amerika Serikat. Menurut riset, paus tersebut mungkin mengubah perilaku menyelamnya atau untuk sementara sengaja menghindari area utama tempat mereka mencari makan itu.
Dalam riset tersebut, Southern California Behavioral Response Study mengekspos paus biru dengan suara sonar berfrekuensi sedang (3,5-4 kHz), yang jauh lebih rendah daripada sonar yang digunakan militer.
"Paus menanggapi beberapa kondisi itu dengan memodifikasi perilaku menyelamnya dan untuk sementara menghindari area asal suara itu," kata Jeremy Goldbogen dari Cascadia Research, yang mengepalai studi itu. "Secara keseluruhan responsnya rumit dan bergantung pada jumlah faktor interaksi, termasuk apakah paus itu sedang menyelam dalam atau dangkal untuk mencari makan, atau tidak sama sekali."
Penelitian yang didanai oleh U.S. Navy Chief of Naval Operations Environmental Readiness Division dan The U.S. Office of Naval Research itu dipublikasikan dalam Proceedings of the Royal Society B.
Untuk merekam perubahan perilaku itu, peneliti menandai paus dengan mangkuk isap yang tak melukai kulit paus. Dalam mangkuk itu terdapat instrumen yang merekam data akustik dan pergerakan resolusi tinggi ketika binatang tersebut terpapar suara sonar.
"Teknologi tag yang kami gunakan menawarkan petunjuk unik tentang perilaku paus di dalam air yang tak mungkin dilakukan dengan cara lain," kata Ari Friedlaender, ilmuwan riset di Duke Marine Laboratory di Beaufort, North Carolina.
SCIENCE DAILY | PROCEEDINGS OF THE ROYAL SOCIETY B | AMRI MAHBUB