TEMPO.CO, Los Angeles - Kemampuan pendengaran sekitar 72 persen remaja mengalami penurunan setelah menghadiri konser musik keras, seperti aliran heavy metal dan underground. Hasil penelitian ini mengungkap memang gangguan pendengaran itu tidak permanen, tapi paparan berulang kali terhadap suara keras bisa menyebabkan gangguan permanen.
"Para remaja perlu mengetahui bahwa satu paparan suara keras saja, baik dari konser maupun mendengarkan musik keras, dapat menyebabkan gangguan pendengaran," kata M. Jennifer Derebery, peneliti studi tersebut dari House Ear Research Institute, Amerika Serikat, "paparan berulang kali terhadap kebisingan lebih dari 85 desibel dapat menyebabkan sel-sel rambut halus berhenti berfungsi dan mereka mengalami kehilangan pendengaran permanen."
Para peneliti menguji pendengaran 29 remaja sebelum dan sesudah konser. Hasilnya, 72 persen remaja tersebut mengalami kehilangan pendengaran. Jenis gangguan pendengaran itu umumnya tidak permanen. Hal itu disebut pergeseran ambang batas sementara.
Kemampuan pendengaran biasanya hilang 16-48 jam. Setelah itu, kemampuan pendengaran seseorang kembali ke tingkat sebelumnya.
Sebelum konser, para peneliti menjelaskan pentingnya menggunakan pelindung pendengaran bagi para remaja. Namun hanya tiga anak yang mau menggunakan penutup telinga yang ditawarkan.
Tiga peneliti dewasa ikut menonton konser bersama para remaja. Dengan menggunakan meteran tekanan suara yang telah dikalibrasi, mereka merekam 1.645 kali tingkat suara desibel sepanjang 26 lagu yang dimainkan selama tiga jam konser.
Tingkat kebisingan suara berkisar 82-110 desibel, dengan rata-rata 98,5 desibel. Tingkat rata-ratanya lebih dari 100 desibel pada 10 dari 26 lagu. Tingkat ini jauh lebih tinggi daripada yang direkomendasikan.
LIVE SCIENCE | AMRI MAHBUB