TEMPO.CO, Jakarta - Para ilmuwan Cina pada Minggu, 25 September 2016, melakukan manuver untuk menempatkan laboratorium antariksa Tiangong-2 ke orbit 393 kilometer di atas permukaan Bumi guna mempersiapkan pengaitannya dengan pesawat luar angkasa berawak Shenzhou-11 yang dijadwalkan meluncur bulan depan.
Tiangong-2, yang meluncur dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan bersama roket Long March-2F T2 pada 15 September 2016, sudah melalui sembilan hari pengujian di orbit dalam manuver Minggu, menurut Li Jian, Wakil Kepala Beijing Aerospace Control Center.
"Seluruh hasil pengujian menunjukkan laboratorium antariksa dalam kondisi baik," kata Li, sebagaimana dikutip kantor berita Xinhua.
Stasiun antariksa masa depan Cina, yang direncanakan mulai beroperasi pada 2022, juga akan mengorbit pada kisaran ketinggian yang sama dengan laboratorium antariksa.
Pesawat antariksa berawak Shenzhou-11 rencananya membawa dua astronot ke antariksa dan menempel ke Tiangong-2 pada Oktober mendatang. Astronot akan bekerja di laboratorium itu selama 30 hari sebelum kembali ke Bumi.
Li menuturkan pengaitan pesawat Shenzhou-11 ke Tiangong-2 akan menjadi simulasi pertama teknologi Cina yang akan menyaksikan pesawat antariksa berawak "mencapai stasiun antariksa menggunakan kemampuan manuver antariksanya sendiri".
Pada April 2017, pesawat kargo antariksa pertama Cina, Tianzhou-1, juga akan dikirim ke orbit serta menempel ke laboratorium antariksa untuk menyediakan bahan bakar dan pasokan lain.
ANTARA