TEMPO.CO, San Fancisco - Gerakan boikot yang mendaftarkan penghapusan lebih dari 200 ribu akun dan pesan-pesan dari karyawan telah meyakinkan CEO Uber Travis Kalanick untuk mengakhiri masa jabatannya di dewan penasihat ekonomi presiden Donald Trump.
Namun, langkah Kalanick itu tidak diikuti rekannya, Elon Musk. CEO Tesla dan SpaceX itu men-tweet bahwa pada pertemuan dewan penasihat besok, dia dan anggota lain akan "mengungkapkan keberatan kami terhadap perintah eksekutif imigrasi dan menawarkan untuk perubahan kebijakan tersebut."
Baca:
Hell’s Bay, Hiu Penjelajah Pemecah Rekor
Kamera Tercepat Berhasil Diciptakan, Bisa Rekam Pulsa Cahaya
5 Fakta Ilmiah Tentang Bayi Kembar
Ada laporan dari pelanggan membatalkan preorder karena partisipasi Musk di dewan tersebut, namun hal itu belum mencapai tingkatan seperti yang terjadi pada Uber pekan lalu. Musk melihat partisipasi tidak menunjukkan kesepakatan dengan pemerintah, dan dia merasa dapat membantu "memperbesar kebaikan" dengan ikut terlibat.
“Pada bulan Desember, saya setuju untuk bergabung dengan Forum Pertimbangan Presiden untuk memberikan umpan balik pada isu-isu yang saya pikir penting bagi negara kita dan dunia. Dalam pertemuan besok, saya dan yang lain akan mengungkapkan keberatan kami terhadap perintah eksekutif baru pada imigrasi dan menawarkan saran untuk perubahan kebijakan,” ujar Musk dalam tweet Jumat pagi 3 Februari 2017.
“Dewan penasihat hanya memberikan saran, dan menghadiri tidak berarti bahwa saya setuju dengan tindakan oleh Pemerintah,” tambah Musk. “Saya memahami perspektif mereka yang keberatan saya menghadiri pertemuan ini, tapi saya percaya saat ini bahwa terlibat pada isu-isu penting akan memberi kebaikan yang lebih besar.”
Hanya dalam dua minggu, sudah ada beberapa protes massa sebagai tanggapan terhadap pemerintahan Presiden Trump. Akan menarik untuk melihat bagaimana pelanggan bereaksi terhadap keputusan CEO Tesla ini, karena bagaimanapun perusahaan ini melayani banyak orang.
ENGADGET | ERWIN Z