TEMPO.CO, Jakarta - Dalam tiga bulan terkhir, pertumbuhan pengguna aktif bulanan Twitter menunjukan yang paling kuat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Selain itu, profitnya tiga bulanan tahun ini juga lebih baik dibanding yang diperkirakan. Meski masih berkompetisi ketat dengan Facebook dan Snapchat, saham Facebook naik 11 persen.
Penyedia jasa microblogging itu mengatakan rata-rata pengguna aktif bulanan meningkat 6 persen menjadi 328 juta dalam tiga bulan pertama tahun ini. Menurut perusahan riset pemasaran FactSet StreetAccount, rata-rata pengguna aktif bulanan mencapai 321,3 juta.
Pendapatan turun 7,8 persen menjadi US$ 548,3 juta, penurunan pertamanya sejak IPO, seperti dimuat Reuters 27 April 2017.
Kerugian bersih mengecil menjadi US$ 61,6 juta atau 9 sen per saham, pada kuartal pertama yang berakhir 31 Maret, dari US$ 79,7 juta atau 12 sen per saham, setahun sebelumnya.
Pertumbuhan pengguna Twitter telah terhenti dalam beberapa kuartal terakhir dan perusahaan telah berusaha meyakinkan pengiklan bahwa mereka akan memperkuat basis penggunanya.
Sebagai bagian dari upaya itu, perusahaan memperbarui produk tawaran mereka terrmasuk penyebaran video live dari aplikasi itu dan meluncurkan fitur baru untuk menarik pengguna.
Lemahnya performa Twitter memunculkan pertanyaan tentang kepemimpinan CEO Jack Dorsey dan apakah perusahaan ini akan dibeli oleh perusahan media yang lebih besar. Pasar finansial berspekulasi tentang penjualan Twitter tahun lalu, tapi tak ada tawaran konkret yang diumumkan.
Termasuk dalam performa adalah perusahaan ini mendapat 11 sen per saham, mengalahkan perkiraan 1 sen per saham.
Pendapatan iklan Twitter jatuh 11 persen menjadi US$ 474 juta dalam bulan terakhir, lebih tinggi dibanding perkiraan analisis FactSet StreetAccount yang US$ 442,7 juta.
REUTERS | NURHASIM