TEMPO.CO, Roma - Guy Consolmagno, Imam Jesuit, kosmolog, sekaligus Direktur Observatorium Vatikan, menantang sikap ateisme Stephen Hawking. Dia menyatakan, meski cara kerja Tuhan dapat dijelaskan oleh sains, tapi Tuhan tetap bersifat supranatural.
"Saya sependapat dengan Paus Fransiskus, Tuhan memang bukan penyebab Big Bang. Kalau Anda melihat ledakan besar sebagai campur tangan Tuhan, Anda akan mendapatkan Tuhan alam, seperti Jupiter yang melempar batu kilat," kata dia seperti dikutip dari The Christian Post, 8 Mei 2017.
Vatikan menggelar konferensi sains di Observatorium Vatikan di Castel Gandolfo di Roma. Konferensi ini menghadirkan banyak kosmologi dan astrofisikawan terkemuka di dunia sebagai pembicara, seperti Roger Penrose dari Universitas Oxford, Inggris, dan Andrei Linde dari Universitas Stanford, Amerika Serikat.
Baca: Paus Fransiskus Ajak Ilmuwan Bahas Teori Big Bang
Konferensi yang akan berlangsung selama sepekan 9-12 Mei 2017 ini akan membicarakan teori pembentukan alam semesta, seperti Big Band, gelombang gravitasi, singularitas waktu, dan lubang Hitam. Selain itu, juga sebagai bentuk penghormatan kepada pemikiran Georges Lemaître. Dia adalah imam, astronom, dan profesor fisika di Universitas Katolik Leuven.
Pertemuan ini merupakan upaya Vatikan untuk mengokohkah kontribusi sains dalam pembangunan kemanusiaan. "Sudah bukan waktunya lagi mempertentangkan sains dengan doktrin agama," kata Consolmagno, seperti dikutip dari The Independent.
Baca: Vatikan Gelar Konferensi Sains Mengenang Lemaitre, Siapa Dia?
Consolmagno mengatakan, ada banyak tentang ide Tuhan. "Yang artinya berarti ada banyak tuhan yang tidak saya percayai," ujarnya. "Saya percaya kepada Tuhan yang bersifat supranatural, bukan yang seperti Stephen Hawking percayai." Menurut dia, setiap umat manusia yang berilmu idealnya bisa bertanggungjawab atas eksistensi Tuhan dan ilmu pengetahuan.
"Stephen Hawking mengatakan bahwa dia bisa menjelaskan Tuhan sebagai fluktuasi medan gravitasi primordial," kata Consolmagno. "Jika Anda mempercayai itu, itu berarti Tuhan adalah gravitasi...Apa karena itulah umat Katolik merayakan misa?"
Sebelumnya, Hawking menyatakan bahwa sains menawarkan penjelasan yang lebih meyakinkan ketimbang Tuhan itu sendiri. Consolmagno pun agak sepakat dengan pendapat Hawking tersebut. "Kita tahu banyak cara kerja Tuhan yang bisa dibuktikan oleh sains," ujarnya. "Namun, untuk hal lain, manusia butuh iman."
Baca: 10 Kutipan Populer dan Menghebohkan dari Stephen Hawking
Menurut Consolmagno, Tuhan bukan sesuatu yang kita akan sampai pada ujung eksperimen biologi maupun ekspedisi ruang angkasa. "Saya takut akan tuhan yang bisa dibuktikan oleh ilmu pengetahuan. Itu karena saya tahu sains cukup baik untuk membawa saya agar tidak mempercayai eksistensi Tuhan."
Selama ini, iman dan sains menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan. Menurut Consolmagno, ada dua masalah. Pertama, para ilmuwan tidak cukup memiliki kerendahan hati untuk memahami bahwa mereka tidak memiliki semua jawaban. Kedua, sebaliknya, banyak pemuka agama tidak memahami cara menjelaskan bagaimana cara kerja Tuhan dalam pembuatan alam semesta.
Karena itu, dalam Konferensi Sains Vatikan, Consolmagno mengajak ilmuwan untuk "keluar dari lemari". Selain Consolmagno, Paus Fransiskus juga meminta para ilmuwan untuk menunjukkan kepada orang-orang bahwa sangat mungkin untuk menyatukan iman dan sains.
THE INDEPENDENT | THE CHRISTIAN POST