TEMPO.CO, Missouri - Bryce Kellogg menekan tombol tipis pada chip ponsel pintar alias smartphone yang belum dibungkus casing. Peneliti Departemen Teknik Elektro Universitas Washington itu menelepon via Skype kepada rekannya di sebuah telepon rumah. Begitu telepon rumah berdering, penerima menyambut panggilan tersebut. "Halo, ini Bryce Kellogg," katanya.
Ini bukan telepon seluler biasa. Kellogg sedang menguji radio frekuensi (biasa disebut RF unit), berfungsi sebagai transmitter dan receiver pada telepon seluler. Ini yang hebat: ponsel itu dirancang bisa dioperasikan tanpa baterai.
Teknologi baru tersebut dijelaskan dalam makalah yang diterbitkan pada 1 Juli dalam Proceedings of the Association for Computing Machinery on Interactive, Mobile, Wearable, and Ubiquitous Technologies. Video percobaan tersebut diunggah empat hari setelahnya dalam situs Washington.edu.
Baca: Lenovo Percaya Diri Rilis Smartphone Moto C Versi 3G
Tim peneliti dari Departemen Teknik Elektro dan Sekolah Sains Komputer Paul G. Allen UW berhasil merancang smartphone bebas baterai pertama yang dapat mengirim dan menerima panggilan dengan hanya menggunakan daya, yakni mikrowatt daya.
Menariknya, daya kecil itu didapat dari sinyal radio sekitar atau cahaya. Ini satu langkah besar yang melampaui pengisi daya, kabel, dan telepon yang hampir mati.
"Kami telah membangun apa yang kami yakini sebagai ponsel fungsional pertama yang mengkonsumsi hampir nol energi," kata anggota peneliti, Shyam Gollakota. Riset ini baru pada kelas laboratorium.
Baca: Geser Lenovo dan Xiaomi, Vivo Masuk 5 Besar Smartphone Dunia
Seperti panggilan Skype yang dicoba Bryce Kellogg, tim menunjukkan bahwa prototipe yang terbuat dari komponen yang tersedia secara komersial dapat menerima dan mentransmisikan ucapan serta berkomunikasi dengan stasiun pengendali.
Mereka menghilangkan kekurangan pada sebagian besar transmisi seluler modern, yang menguras energi. Itu terjadi dalam proses mengubah sinyal analog yang menyampaikan suara pada data digital yang bisa dimengerti telepon. Sebagai gantinya, smartphone bebas baterai ini memanfaatkan getaran kecil di mikrofon atau speaker telepon yang muncul saat seseorang berbicara menggunakan telepon atau mendengar panggilan.
Antena yang terhubung pada komponen tersebut mengubah gerakan tersebut menjadi perubahan sinyal radio analog standar yang dipancarkan oleh stasiun induk seluler. Proses ini pada dasarnya mengkodekan pola bicara dalam sinyal radio yang dipantulkan dengan cara yang hampir tidak menggunakan daya.
Baca: 5 Ponsel Murah yang Cocok untuk Sambut Lebaran
Untuk mengirim ucapan, smartphone ini menggunakan getaran dari perangkat mikrofon guna menyandikan pola bicara pada sinyal yang dipantulkan. Untuk menerima ucapan, alat ini mengubah sinyal radio yang dikodekan menjadi getaran suara yang diangkat oleh speaker telepon.
Pada perangkat prototipe, pengguna menekan tombol untuk beralih di antara dua mode transmisi dan pendengaran ini. Dengan menggunakan komponen yang tersedia di papan sirkuit yang tercetak, tim tersebut menunjukkan bahwa prototipe ini dapat melakukan fungsi telepon dasar, yakni mentransmisikan ucapan dan data serta menerima input pengguna melalui tombol.
Tim merancang satu stasiun pusat yang lazim untuk mengirim dan menerima sinyal radio. Namun teknologi itu bisa diintegrasikan ke dalam infrastruktur jaringan seluler standar atau router Wi-Fi yang sekarang biasa digunakan untuk melakukan panggilan.
Baca: Haier Gandeng Datascrip Pasarkan Smartphone
"Anda bisa membayangkan pada masa depan bahwa semua menara ponsel atau router Wi-Fi bisa hadir dengan teknologi base station kami yang tertanam di dalamnya," kata anggota peneliti Vamsi Talla, mantan mahasiswa doktoral teknik elektro UW. "Jika setiap rumah memiliki router Wi-Fi di dalamnya, Anda bisa mendapatkan sinyal ponsel tanpa baterai di mana-mana."
Smartphone tanpa baterai masih memerlukan sejumlah kecil energi untuk melakukan beberapa operasi. Prototipe ini memiliki persediaan daya 3,5 microwatt. Bandingkan dengan daya baterai ponsel konvensional yang mencapai sekitar 2,2 watt. Sungguh kecil energi ponsel tanpa baterai.
Baca: Hancurkan 23 Ribu Smartphone Tak Layak, Kemendag: Patut Ditiru
Simak berita menarik lainnya tentang perkembangan smartphone hanya di kanal Tekno Tempo.co.
SCIENCE DAILY | WASHINGTON EDU | AHMAD NURHASIM