Si Pelari Pagi di Awal Dinosaurus  

Reporter

Editor

Senin, 17 Januari 2011 09:34 WIB

Eodramaeus murphi. gazeta.ru
TEMPO Interaktif, Jakarta - Bayangkanlah Bumi pada 230 juta tahun lalu. Kala itu hanya ada satu benua nan luas yang bernama Pangea. Pada bagian selatan benua--kini menjadi wilayah Argentina dan Brasil--hidup Eodramaeus murphi, dinosaurus kerdil seukuran anjing.

Pada era Triassic tersebut, Pangea didominasi oleh hewan pemakan tumbuhan. Sekitar delapan dari 10 hewan ini adalah herbivora, termasuk Cynodonts (cikal-bakal proto-mamalia) dan Rhynchosaurs, reptil nenek moyang buaya saat ini, kadal, serta ular. Nah, Eodramaeus murphi ini menjadi pemangsa hewan lainnya.

Pekan lalu, jurnal Science menurunkan tulisan tentang Eodramaeus murphi. Tengkorak hewan ini ditemukan di Ischigualasto, lembah gersang di kawasan Pegunungan Andes, oleh ahli paleontologi dan geologi dari Argentina dan Amerika Serikat.

Lokasi ini menjadi situs kaya fosil dari awal kehidupan dinosaurus. Pada 1991, di lokasi ini ditemukan pertama kali Eoraptor, yang disebut-sebut sebagai leluhur dari semua dinosaurus.

Berat Eodramaeus Murphi hanya 4,5-6,8 kilogram. Panjang hewan ini dari mulut sampai ekor cuma 1,2 meter. Ilmuwan meneliti struktur mulut, panggul, dan kaki belakang. "Jadi indikasi hewan ini garis keturunan Theropoda," kata Ricardo Martinez dari Universidad Nacional de San Juan, Argentina.

Muka hewan ini bersisik, yang diduga untuk perlindungan. Gigi atas berbentuk pedang untuk menyambar mangsa dan kulit lehernya elastis untuk menelan mangsa yang besar. Memang, Eodromaeus adalah predator hewan kecil dan anak hewan yang lebih besar.

Awalnya, ketika tengkorak fosilnya pertama kali ditemukan, tim peneliti mengira tulang-tulang itu merupakan Eoraptor.
"Saya mengukurnya di laboratorium dan menyadari ini bukan lagi Eoraptor," kata Paul Sereno dari Universitas Chicago.

Dari struktur tulang, hewan ini diperkirakan dapat berlari sekitar 32 kilometer per jam. Karena itu, hewan ini dijuluki si pelari pagi atau "dawn runner". Jari-jarinya panjang untuk mencengkeram santapannya.

Dari pengukuran carbon-dating, Eodromaeus hidup pada 230 juta tahun lalu. Ini merupakan periode awal zaman dinosaurus yang tidak banyak diketahui oleh para ilmuwan.

"Hewan ini merupakan blueprint awal dinosaurus," kata Sereno. Menurut dia, beberapa fitur pada Eodromaeus--seperti tangan yang mencengkeram--ada 150 juta tahun kemudian pada Tyrannosaurus rex (T-rex).

T-rex, yang menjadi monster pembunuh dalam film Jurassic Park, hidup pada era akhir zaman dinosaurus, sebelum asteroid menghantam bumi pada 65 juta tahun lalu.

Gabungan tim peneliti Argentina dan Amerika menggunakan teknologi modern untuk menguak kaitan antara Eodromaeus dan kerabat kecilnya, Eoraptor.

Sebelumnya, Eoraptor dipahami sebagai predator kecil, yaitu Theropoda, seperti Eodromaeus. Kelompok ini termasuk velociraptor, tyrannosaurus, dan giganotosaurus. Satu segmen lain tampaknya masuk dalam jenis burung.

Mereka kemudian melakukan pemindaian kepala dan tengkorak. Fitur baru itu mengungkapkan bahwa hubungan Eoraptor justru berkaitan dengan herbivora berleher raksasa yang disebut sauropodomorphs, yang familiar di banyak orang, termasuk "brontosaurus".

Sementara itu, Eodromaeus dekat dengan tyrannosaurus. Alhasil, temuan di Lembah Bulan Ischigualasto, Argentina, itu menantang teori dinosaurus yang ada saat ini.

Pertama, Eodromaeus menjelajah Planet Bumi lebih awal dari Eoraptor. Maklum, dari pengujian, Eodromaeus telah ada 15 juta tahun sebelum Eoraptor.

Kedua, dinosaurus mewakili sekitar 11 persen dari seluruh hewan vertebrata selama periode akhir Triassic. Hal ini lebih banyak daripada yang diperkirakan sebelumnya. Selama ini ada teori yang menyebutkan bahwa kekuasaan dinosaurus karena punahnya spesies lainnya.

Ketiga, rekaman fosil di Ischigualasto menunjukkan bahwa periode awal dinosaurus tidak hanya lebih umum dan beragam. Selain itu, wilayah ini atau Pangea selatan lebih dulu (sekitar 15 juta tahun) menjadi habitat dinosaurus ketimbang di utara.

Fakta ini memunculkan teori baru bahwa meningkatnya kekuasaan dinosaurus mungkin berasal dari Pangea selatan dan menyebar ke seluruh dunia, sebelum benua tunggal Pangae pecah seperti sekarang.
UNTUNG WIDYANTO | SCIENCEDAILY | GRAPHICNEWS | REUTERS | USATODAY

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya