TEMPO Interaktif, London - Fosil mikroba tertua dari Australia membantu peneliti mendapatkan gambaran bagaimana kondisi bumi purba. Bumi di masa lalu digambarkan sebagai tempat yang mengerikan.
Mikroba dan batuan yang mengelilingi fosil itu menyimpan catatan penting bagi kondisi lingkungan. Mikroba yang hidup dengan mengkonsumsi belerang menunjukkan kondisi alam yang keras dan jauh berbeda dibandingkan sekarang. Sekitar 3,4 miliar tahun lalu, bumi adalah planet yang panas, keruh, dan berbahaya.
Dari tanah, gunung berapi dapat meletus sewaktu-waktu dengan skala jauh melebihi letusan gunung api masa kini. Sementara dari langit, meteor bisa jatuh tanpa dihalangi oleh lapisan atmosfer yang tebal.
Jika menengadah ke atas, langit tampak berawan dan abu-abu. Cahaya matahari ditapis oleh awan tebal ini sehingga intensitasnya lebih rendah dibandingkan saat ini. Namun kerak bumi yang masih muda dan panas menghangatkan lautan hingga 40-50 derajat Celsius, temperatur yang sama dengan air pada bak pemandian air panas.
Atmosfer purba sendiri memiliki kandungan oksigen yang amat sedikit. Ketika itu belum ada tanaman dan alga yang bertugas menghasilkan oksigen melalui fotosintesis.
“Bumi ketika itu lebih mirip neraka,” ujar Martin Brasier dari Oxford University. “Kondisi ini bukan tempat yang nyaman bagi manusia. Namun bakteria justru menyukainya.”
Kondisi ekstrem yang disukai bakteria ini membuat Brasier yakin kehidupan mulai muncul di permukaan bumi pada masa yang disebut sebagai eon arkean ini.
MSNBC | ANTON WILLIAM
Berita terkait
Ilmuwan Temukan Spesies Dinosaurus Baru Bernama Farlowichnus Rapidus
24 November 2023
Para ilmuwan mengidentifikasi spesies dinosaurus baru dari jejak kaki di Brasil.
Baca SelengkapnyaRumah Lelang Christie Hong Kong Batal Jual T. Rex Shen, Kenapa?
27 November 2022
Kerangka T. rex yang batal dilelang untuk rencana penjualan pertama di Asia itu awalnya ditarget mendulang penjualan Rp 392 miliar.
Baca SelengkapnyaDinosaurus Gargoyle Ditemukan di Argentina , Masih Kerabat Tyrannosaurus
10 Juli 2022
Dinosaurus ini menunjukkan ada pengurangan jumlah jari dari Abelisaurus memiliki empat jari, sementara tyrannosaurus dua.
Baca Selengkapnya2 Pandangan Ilmiah yang Dianggap Terkemuka tentang Kepunahan Dinosaurus
26 Februari 2022
Dinosaurus diperkirakan telah hidup di Bumi selama 160 juta tahun. Hewan purbakala itu dinyatakan punah sejak 66 juta tahun silam
Baca SelengkapnyaFosil Naga Laut Raksasa 180 Juta Tahun Lalu Ditemukan di Inggris
12 Januari 2022
Behemoth adalah fosil terbesar dan terlengkap dari jenisnya yang pernah ditemukan di Inggris.
Baca SelengkapnyaKronologi Temuan Fosil Kaki Gajah di Pulau Sirtwo Waduk Saguling
14 Oktober 2021
Saat berjalan di daratan yang menyembul di tengah danau hingga terbentuk seperti pulau kecil itu, pecahan-pecahan fosil mudah mereka lihat.
Baca SelengkapnyaTim Paleontolog Teliti Fosil Kaki Gajah di Waduk Saguling
14 Oktober 2021
Keberadaan fosil seperti pecahan tengkorak hewan dan rangka kaki gajah masih menempel di batuan.
Baca SelengkapnyaGojira, Nama Fosil yang Ditemukan di Luksemburg Berasal dari Band Metal Prancis
20 September 2021
Nama grup band metal Gojiro, diabadikan sebagai sebutan fosil yang ditemukan di Prancis, Luksemburg, dan Austria.
Baca SelengkapnyaStudi: Perubahan Iklim Membunuh Dinosaurus Sebelum Asteroid Menghantam
16 Agustus 2021
Sekitar 66 juta tahun lalu, asteroid selebar 12 kilometer menabrak semenanjung Yucatan, memulai musim dingin yang menyebabkan kepunahan dinosaurus.
Baca SelengkapnyaKeindahan Fosil Kumbang Berusia 49 Juta Tahun
15 Agustus 2021
Desain indah pada elytra kumbang kuno itu mendorong para peneliti untuk menamakannya Pulchritudo attenboroughi.
Baca Selengkapnya