Indonesia Mau Jadi Kiblat Pameran Komputer Asia  

Reporter

Editor

Minggu, 22 Januari 2012 16:20 WIB

Pengunjung memadati hari pembukaan Consumer Electronics Show di Las Vegas, AS, Selasa (10/1). REUTERS/Rick Wilking

TEMPO.CO , Jakarta - Consumer Electronics Show (CES) adalah wadah para penggiat teknologi untuk memamerkan produk teranyar mereka. Sejak 1970, Consumer Electronics Association tak pernah absen menggelar ajang tahunan yang berlangsung di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat, ini. Pameran digelar di dua lokasi, The Venetian dan Las Vegas Convention Center. Luasnya 518 ribu meter persegi atau setara 35 kali lapangan sepak bola.

Selama tiga hari, pameran yang diikuti lebih dari 3.100 perusahaan dari 140 negara ini mampu menyedot perhatian 140 ribu pengunjung. Lokasi CES di The Venetian digunakan sebagai tempat bagi orang-orang penting di dunia teknologi untuk memberikan sambutan dan kegiatan seminar.

Adapun pameran produk terkonsentrasi di Las Vegas Convention Center. Di sini terdapat tiga aula utama, yakni Central Hall, South Hall, dan North Hall. Tak cukup tiga hari untuk berkeliling ke seluruh stan. Selain tempatnya begitu luas, pengunjung juga perlu waktu untuk memahami produk yang dipajang.

Uniknya, tidak ada transaksi jual-beli di pameran ini. Hanya pertukaran informasi dan kesepakatan bisnis di balik riuhnya musik dan sorot lampu yang bertebaran. Pemandangan ini berbeda dengan ajang pameran teknologi di Tanah Air, yang seolah memindahkan pusat belanja elektronik ke lokasi pameran.

Di sini semua peserta bebas menjual produk mereka langsung ke konsumen dan berlomba-lomba memperoleh keuntungan.

Dyandra Promosindo, penyelenggara pameran teknologi seperti Mega Bazaar Computer atau Indocomtech, mengakui kecenderungan pameran di Indonesia adalah pameran retail.

“Tahun depan kami merencanakan mengubah level pameran komputer dari Business to Consumer menjadi Business to Business dan menjadi kiblat pameran komputer di Asia,” kata Bambang Setiawan, Chief Operating Officer Dyandra Promosindo, kepada Tempo, Kamis lalu.

Menurut Bambang, pameran Business to Business memiliki nilai transaksi yang lebih besar ketimbang pameran Business to Consumer.

Meski pameran di Indonesia menjadi wadah transaksi jual-beli, Bambang optimistis antusiasme masyarakat untuk datang ke ajang seperti ini akan terus meningkat selama masih ada inovasi dan pengembang teknologi informasi.

Lagi pula, lanjut dia, teknologi kini menjadi suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Buktinya, dari tiga pameran teknologi informasi yang diselenggarakan setiap tahunnya, Dyandra mencatat terjadi kenaikan jumlah pengunjung 5-10 persen.

Dalam Indocomtech tahun lalu, misalnya, jumlah pengunjung selama 5 hari mencapai lebih dari 210 ribu orang dengan total transaksi Rp 630 miliar.

RINI KUSTIANI (LAS VEGAS)

Berita terkait

Pameran Teknologi Ruang Angkasa di Amerika, Seperti Apa Acaranya?

6 jam lalu

Pameran Teknologi Ruang Angkasa di Amerika, Seperti Apa Acaranya?

Industri ruang angkasa atau antariksa kembali menunjukkan diadakannya Space Tech Expo USA 2024 di Long Beach Convention Center, California

Baca Selengkapnya

BKN Buka Seleksi CASN Jalur Kedinasan Hari Ini, Ini Jadwal Rincinya

2 hari lalu

BKN Buka Seleksi CASN Jalur Kedinasan Hari Ini, Ini Jadwal Rincinya

BKN umumkan peserta seleksi CASN 2024 jalur kedinasaan dapat mendaftar pada Rabu, 15 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Praktisi, Pakar, dan Peneliti Diminta Berkolaborasi Lahirkan Berbagai Inovasi di IDTH

3 hari lalu

Praktisi, Pakar, dan Peneliti Diminta Berkolaborasi Lahirkan Berbagai Inovasi di IDTH

Fasilitas IDTH tidak hanya berperan sebagai pusat pengujian tapi juga sebagai centre of excellence

Baca Selengkapnya

Telkomsel Gelar IndonesiaNEXT Season 8, Bukti Implementasi Prinsip ESG

6 hari lalu

Telkomsel Gelar IndonesiaNEXT Season 8, Bukti Implementasi Prinsip ESG

Telkomsel gelar IndonesiaNEXT Season 8 dengan tema #upskilltoinnovate, lewat program Corporate Social Responsibility (CSR).

Baca Selengkapnya

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

9 hari lalu

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

Jokowi mengatakan CEO dari perusahaan teknologi global, yakni Tim Cook dari Apple dan Satya Nadela dari Microsoft telah bertemu dengan dia di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

23 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

24 hari lalu

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

Luhut Pandjaitan menyatakan bahwa Cina bersedia turut memberikan teknologi padinya ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Fakta Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Digagas SBY dan Batal Libatkan Jepang

25 hari lalu

Fakta Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Digagas SBY dan Batal Libatkan Jepang

Gagasan kereta cepat Jakarta-Surabaya muncul pada 2008, awalnya Indonesia menggandeng Jepang

Baca Selengkapnya

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

48 hari lalu

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

51 hari lalu

Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

Skema login baru membuat Telegram bisa diakses di luar daerah bersinyal. Namun, di baliknya ada risiko peretasan.

Baca Selengkapnya