Ulat Cerpelai, 'Pesenam' Ala Atlet Olimpiade  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Rabu, 12 September 2012 05:57 WIB

Pekerja memberi daun murbei untuk pakan ulat sutera (Bombyx mori) di pusat edukasi industri budidaya ulat sutera Dayang Sumbi yang memproduksi sekitar 10 kg benang per bulan di Kampung Pamoyanan, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (4/1). TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO , Teterev - Ulat daun cerpelai memang punya gaya berbeda dibanding ulat pada umumnya. Tidak seperti spesies ulat lainnya, ulat daun yang satu ini doyan meliuk-liuk di tepian daun. Sekilas gerakannya tampak seperti pesenam Olimpiade.

Aleksandr Chorny, seorang fotografer amatir asal Ukraina, mengabadikan sejumlah pose enam ekor ulat cerpelai di sebuah pohon di dekat Sungai Teterev. Mereka sedang menunjukkan gerakan akrobatik: memamerkan keseimbangan tubuh saat bersama-sama menempel di tepian daun.

Dengan tiga pasang kaki depan yang mencengkeram erat tepi daun, enam ekor ulat itu kemudian mengangkat tubuh bagian perut ke belakang hingga tegak berdiri. Pose ini terlihat seperti pesenam yang sedang berdiri terbalik dengan kedua tangan dan menempatkan kepalanya di bawah.

"Saya terkejut ketika berjalan-jalan di tepian sungai dan melihat gerakan kreatif ulat-ulat itu," ujar Chorny, yang tiga tahun terakhir menekuni bidang fotografi mikro.

Keenam ulat itu bisa mempertahankan gerakan senam mereka hingga puluhan menit. Mereka mulai "senam" saat matahari mulai terbenam. Chorny mengaku sempat kecele lantaran ulat daun itu mengawali gerakan senam dengan menggigiti tepi daun.

"Tetapi mereka tampaknya lebih tertarik mencoba rutinitas tarian mereka daripada mendapatkan makanan sehari-hari," ujar pria 28 tahun yang memotret ulat daun dengan kamera Olympus E-3.

Ulat daun cerpelai dikenal sebagai hewan penggangu lantaran sering membuat jaring besar hingga menutupi semak-semak, pohon bahkan mobil. Bahkan para tukang kebun menganggap ulat berukuran 1-2 sentimeter ini sebagai hama.

Jaring ulat daun cerpelai -yang bisa menjulur sepanjang lebih dari 6 meter- bersifat sangat merusak. Jaring tersebut biasa digunakan untuk membungkus tanaman yang akan disantap ulat daun. Tanaman yang dibelit jaring bisa hancur perlahan sebelum kemudian dimakan.

Chorny mengatakan tubuh ulat daun cerpelai seolah bereaksi terhadap pergerakan udara. Setiap ditiup tubuh ulat dengan tubuh berwarna jingga dan hijau ini justru semakin tegak berdiri.

"Tubuh mereka bisa bergerak secara unik. Saya menonton mereka seperti berada di sebuah pertunjukan sirkus," kata Chorny.

DAILYMAIL | MAHARDIKA SATRIA HADI

Berita terpopuler lainnya:
Apa Penyebab Gempa di Bogor dan Sukabumi?

Emma Watson, Seleb Paling ''Berbahaya'' di Internet

10 Fakta iPhone 5

Toys R Us Bikin Komputer Tablet untuk Anak-anak

Indonesia Raih Medali di Olimpiade Geografi Jerman

Misteri Warna Sungai Yangtze Berubah Merah

Lobster Jongkok, Pengincar Plankton Biru

Kacamata Pintar Google Mejeng di Fashion Week

Berita terkait

BRIN Temukan Dua Spesies Burung Baru di Kalimantan Tenggara

29 Maret 2022

BRIN Temukan Dua Spesies Burung Baru di Kalimantan Tenggara

Pegunungan Meratus yang terisolasi dari rantai pegunungan lain di Kalimantan membentuk komunitas fauna yang unik seperti yang terlihat pada kelompok burung

Baca Selengkapnya

Cecak Jarilengkung Hamidy: Spesies Baru dari Kalimantan

12 September 2021

Cecak Jarilengkung Hamidy: Spesies Baru dari Kalimantan

Para peneliti berhasil menemukan spesies cecak baru di Pulau Kalimantan

Baca Selengkapnya

LIPI Temukan Spesies Baru Burung Madu di Alor, Kicaunya Khas

15 Oktober 2019

LIPI Temukan Spesies Baru Burung Madu di Alor, Kicaunya Khas

Peneliti LIPI berhasil menemukan spesies baru burung pemakan madu di Pulau Alor, NTT. Diberi nama mengikuti nama peneliti senior Dewi Prawiradilaga .

Baca Selengkapnya

Banyak Spesies Baru di Pulau Pejantan, KLHK Kirim Peneliti

9 Maret 2017

Banyak Spesies Baru di Pulau Pejantan, KLHK Kirim Peneliti

Tim Balitbang KLHK juga menemukan banyak flora dan fauna unik yang diduga spesies baru, semisal tupai tiga warna dan anggrek yang hidup di atas batu.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Jadi Nama Ngengat, Ada Maksud Tersembunyi

18 Januari 2017

Donald Trump Jadi Nama Ngengat, Ada Maksud Tersembunyi

Vazrick Nazari memberi nama Donald Trump pada ngengat dengan sisik berwarna putih kekuningan di kepala.

Baca Selengkapnya

Peneliti Temukan Spesies Baru Hiu Prasejarah

5 Oktober 2016

Peneliti Temukan Spesies Baru Hiu Prasejarah

Megalolamna paradoxodon diperkirakan hidup 20 juta tahun lalu dan kini sudah punah.

Baca Selengkapnya

Spesies Baru Laba-laba Unik Ditemukan di Brasil  

18 Februari 2016

Spesies Baru Laba-laba Unik Ditemukan di Brasil  

Delapan spesies baru laba-laba cambuk baru ditemukan di Brasil.

Baca Selengkapnya

Hobbit yang Ditemukan di Flores Bukan Spesies Manusia?

18 Februari 2016

Hobbit yang Ditemukan di Flores Bukan Spesies Manusia?

Penelitian terbaru ini menggunakan alat pemindai tiga dimensi berteknologi tinggi buatan Jepang.

Baca Selengkapnya

Spesies Hiu Ini Bisa Bercahaya dalam Air  

4 Januari 2016

Spesies Hiu Ini Bisa Bercahaya dalam Air  

Peneliti menemukan spesies baru hiu bercahaya di dasar samudera. Mereka menyebutnya hiu ninja karena warna tubuhnya hitam pekat.

Baca Selengkapnya

LIPI Temukan 14 Spesies Baru Flora dan Fauna Pulau Enggano  

16 November 2015

LIPI Temukan 14 Spesies Baru Flora dan Fauna Pulau Enggano  

LIPI telah mengidentifikasi 14 spesies flora dan fauna baru selama Ekspedisi Widya Nusantara 2015 di Pulau Enggano, Bengkulu.

Baca Selengkapnya