LIPI Temukan 9 Spesies Baru Anggrek

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Sabtu, 2 Maret 2013 03:04 WIB

Pameran Lukisan Keluarga Mitra di Bunga Art Gallery, Braga, Bandung, Kamis (23/4). Pameran lukisan ini bersamaan dengan pameran bunga anggrek. Tempo/Prima Mulia

TEMPO.CO, Malang - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia berhasil menemukan sembilan spesies baru jenis anggrek dari 2009 sampai sekarang. Menurut Destario Metusala, Peneliti Kebun Raya Purwodadi, dari sembilan jenis baru anggrek, delapan jenis merupakan tanaman endemik Indonesia. Satu jenis lagi dari Gunung Kinabalu di Sabah, Malaysia. Anggrek-anggrek itu didokumentasikan oleh Kebun Raya Purwodadi, kebun raya di Kabupaten Pasuruan yang bernaung di bawah LIPI Bidang Ilmu Pengetahuan Alam.

Anggrek kesembilan yang ditemukan LIPI adalah anggrek bernama ilmiah Malleola inflata Metusala & P.O.Byrne. Anggrek ini hasil observasi rutin bertahun-tahun terhadap koleksi anggrek yang didapat dari pedalaman Kalimantan Barat pada 2006 oleh tim eksplosari Kebun Raya Purwodadi. Penemuan anggrek Malleola inflata sudah dipublikasikan di jurnal internasional Malesian Orchid Volume 11 yang terbit pada akhir Februari lalu.

Namun, lokasi penemuan anggrek sengaja tidak disebutkan. "Demi kepentingan konservasi, maka lokasi penemuannya kami rahasiakan," kata Destario kepada Tempo, Jumat, 1 Maret 2013. Destario peneliti spesialis botani, agronomi, dan taksonomi anggrek.

Sebelumnya, pada Juli 2012, LIPI mengumumkan penemuan anggrek mini dari Kalimantan Barat bernama ilmiah Dendrobium mucrovaginatum Metusala & J.J. Wood. Dendrobium mucrovaginatum merupakan jenis anggrek dataran rendah yang rajin berbunga sepanjang tahun dan sangat potensial disilangkan untuk mendapatkan anggrek komersial. Spesies anggrek ini sangat digemari kolektor karena ukurannya yang mini menghemat tempat.

Peneliti muda lulusan Jurusan Agronomi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta itu merinci, pada 2009 LIPI menemukan Dendrobium floresianum Metusala & P.O Byrne dari Flores, Nusa Tenggara Timur, serta Dipodium brevilabium Metusala & P.O Byrne dari Papua.

Pada 2010 ditemukan tiga spesies baru anggrek dari Pulau Kalimantan, yakni Dendrobium kelamense Metusala, P.O Byrne & J.J. Wood; Dendrobium dianae Metusala, P.O Byrne & J.J. Wood, serta Dendrobium flos-wanua Metusala, P.O'Byrne & J.J.Wood.

Lalu, pada 2012, ditemukan Vanda frankieana Metusala & P.O Byrne dan Dendrobium mucrovaginatum. Di tahun yang sama, ditemukan satu jenis anggrek Gunung Kinabalu, yakni Cleisocentron kinabaluense Metusala & J.J.Wood. Ephitet atau julukan 'kinabaluense' menandakan lokasi asal spesimen anggrek itu. Cleisocentron kinabaluense ditemukan lebih dulu dari Dendrobium mucrovaginatum.

"Penemuan kesembilan jenis anggrek itu tentunya akan semakin meningkatkan scientific value dari koleksi Kebun Raya Purwodadi sekaligus menambah panjang daftar diversitas flora yang dimiliki Indonesia," ujar Rio, panggilan akrab peneliti berusia 30 tahun itu.

Ia menjelaskan, Pulau Kalimantan menjadi salah satu kawasan yang menyimpan banyak misteri pengetahuan, terutama pengetahuan keanekaragaman hayati. Perkembangan taksonomi anggrek selama ini telah mencatat lebih dari 1.800 nama taksa yang berasal dari Kalimantan. Jenis-jenis baru yang hampir setiap tahun muncul dari belantara Kalimantan mengindikasikan bahwa belantara pedalaman Kalimantan masih menyimpan kekayaan hayati yang belum dikenal oleh khalayak ilmuan dunia.

Ironisnya, kekayaan melimpah itu terancam oleh laju degradasi hutan akibat kegiatan pembukaan perkebunan dan pertambangan. Kegiatan ini menyulitkan riset eksplorasi dan inventarisasi diversitas tumbuhan di Kalimantan.

ABDI PURMONO

Berita terpopuler lainnya:
Beredar Dokumen Soal Dana Hambalang untuk Ibas
Marzuki Alie: Anas Ngotot Masukkan Nazar ke Partai

Ibas Terima Uang Hambalang? Hatta Rajasa: Fitnah

Bisnis Mahdiana, Istri Kedua Djoko Susilo
KPK: Silahkan Lapor Data Ibas
Nikah Kedua, KUA Mencatat Djoko Susilo 'Single'

Berita terkait

Mengenal 6 Jenis Edelweiss, Bunga Abadi yang Tumbuh Sepuluh Tahun Sekali

26 September 2023

Mengenal 6 Jenis Edelweiss, Bunga Abadi yang Tumbuh Sepuluh Tahun Sekali

Edelweiss sering disebut sebagai bunga abadi karena memiliki waktu tumbuh yang lama, yaitu sekitar sepuluh tahun. Oleh karena itu, banyak yang menyebut Edelweiss sebagai bunga abadi. Lalu, apa saja jenis-jenis Edelweiss?

Baca Selengkapnya

LIPI Genap 56 Tahun: Lembaga Ilmu Pengetahuan yang Telah Dilebur ke BRIN

23 Agustus 2023

LIPI Genap 56 Tahun: Lembaga Ilmu Pengetahuan yang Telah Dilebur ke BRIN

Awal pembentukan LIPI pada 1967 dimulai dengan peleburan lembaga-lembaga ilmiah yang lebih dulu didirikan.

Baca Selengkapnya

Mengenal Anggrek Kantung, Tumbuhan Langka di Kebun Raya Bali

10 Februari 2022

Mengenal Anggrek Kantung, Tumbuhan Langka di Kebun Raya Bali

Anggrek Kantung jenis Paphiopedilum Javanicum merupakan flora yang tumbuh alami di Kebun Raya Bali. Tumbuhan langka ini mendapat perhatian BRIN.

Baca Selengkapnya

Kebun Raya Purwodadi Buka Lagi, Kendaraan Dilarang Masuk

27 Juli 2020

Kebun Raya Purwodadi Buka Lagi, Kendaraan Dilarang Masuk

Selain Kebun Raya Purwodadi, LIPI telah membuka kembali Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas, dan Kebun Raya Eka Karya Bali.

Baca Selengkapnya

Anggrek Langka Mekar Setelah 118 Tahun Lamanya

5 Juli 2020

Anggrek Langka Mekar Setelah 118 Tahun Lamanya

Anggrek langka spesies Eulophia obtusa kembali ditemukan sedang mekar di area konservasi harimau di Dudhwa, India setelah 118 tahun lamanya.

Baca Selengkapnya

Tips Cegah Kontaminasi Bakteri Listeria pada Jamur Enoki

29 Juni 2020

Tips Cegah Kontaminasi Bakteri Listeria pada Jamur Enoki

Peneliti LIPI mengatakan pengolahan dan penyimpanan yang baik dapat mencegah kontaminasi bakteri Listeria monocytogenes di jamur enoki.

Baca Selengkapnya

Menristek: Akhir Mei, 50 Ribu Alat Tes PCR Lokal Diproduksi

5 Mei 2020

Menristek: Akhir Mei, 50 Ribu Alat Tes PCR Lokal Diproduksi

Bambang Brodjonegoro mengatakan alat pendeteksi Virus Corona alias COVID-19 baik berbasis PCR maupun non-PCR tengah dikembangkan di dalam negeri.

Baca Selengkapnya

LIPI Tunggu Sikap Pemerintah Terhadap Lembaga Riset dan BRIN

18 Oktober 2019

LIPI Tunggu Sikap Pemerintah Terhadap Lembaga Riset dan BRIN

LIPI akan mengikuti kebijakan yang dikeluarkan pemerintah karena tentang pembentukan BRIN

Baca Selengkapnya

Reorganisasi Internal, Kepala LIPI: Sudah Disetujui Kemenpan-RB

31 Januari 2019

Reorganisasi Internal, Kepala LIPI: Sudah Disetujui Kemenpan-RB

Menurut Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko, reorganisasi internal sudah disetujui Kemenpan-RB.

Baca Selengkapnya

2 Dekade COREMAP, Ini Pencapaian LIPI di Ekosistem Pesisir

10 Desember 2018

2 Dekade COREMAP, Ini Pencapaian LIPI di Ekosistem Pesisir

Sejak tahun 1998, LIPI terlibat dalam kegiatan COREMAP.

Baca Selengkapnya