NASA Kenalkan Tiga Planet Baru 'Pengganti' Bumi  

Reporter

Editor

S Tri P Bud

Jumat, 19 April 2013 09:46 WIB

Diagram yang dirilis Tim teleskop Kepler NASA menunjukan perbandingan ukuran planet pada sistem tata surya yang baru ditemukan (warna merah, hijau, ungu), dengan ukuran planet pada sistem tata surya Bimasakti (biru). cnn.com

TEMPO.CO, California - Di tengah-tengah kekacauan di Bumi, para ilmuwan menemukan harapan untuk kehidupan di planet lain. Para ilmuwan mengumumkan pada Kamis perihal penemuan tiga planet yang menjadi kandidat terbaik untuk dihuni di luar sistem tata surya kita.

Satelit NASA Kepler, yang mengawasi lebih dari 150 ribu bintang dengan harapan mengidentifikasi planet mirip Bumi, menemukan trio planet itu.

Dua planet, Kepler-62e dan Kepler-62f, dijelaskan dalam sebuah studi yang dirilis di jurnal Science. Mereka adalah bagian dari sistem lima planet yang memungkinkan untuk mendukung kehidupan. Hanya saja, letaknya sangat jauh.

Bintang induknya, yang setara peran Matahari bagi Bumi, dinamai nama Kepler-62, di mana planet-planet di sekitarnya dinamai dengan huruf-huruf di belakang angka.

Semakin kecil planet ini, semakin besar kemungkinannya berbatu dan semakin kecil kemungkinan terbuat dari gas, kata William Borucki, peneliti utama program Kepler di NASA Ames Research Center.

Kepler-62f dianggap 40 persen lebih besar dari Bumi serta berpotensi paling mirip planet kita dari ketiga penemuan baru itu. Planet ini bisa menjadi berbatu, ujar Borucki, dengan kutub, daratan, dan juga air. Jumlah hari dalam setahun juga mirip Bumi, yaitu 267,3 hari.

"Jika Anda berdiri di Kepler-62f, bintang di langit akan terlihat lebih besar dari matahari kita. Namun, tingkat pencahayaan akan seperti berjalan-jalan di Bumi pada hari berawan," kata Borucki pada konferensi pers.

Sedangkan Kepler-62e 60 persen lebih besar dari planet kita dan sedikit lebih dekat dengan bintang induknya. Planet ini layak disebut planet air karena ditutupi sebagian besar oleh lautan dengan waktu setahun 122,4 hari. Sebuah planet ketiga yang berpotensi dihuni, tetapi tidak termasuk dalam studi, disebut Kepler-69c. Studi ini dipublikasikan dalam The Astrophysical Journal.

Ini adalah planet terkecil yang pernah ditemukan di "zona huni" daerah dekat sebuah bintang di mana planet dapat secara teoritis menahan air yang likuid. Kepler-69c tampaknya kurang pas di zona layak huni dibandingkan dengan dua planet lain, tetapi para ilmuwan tidak mengesampingkan hal itu.

"Dengan semua penemuan ini, kita menemukan fakta bahwa Bumi bukan satu-satunya. Ada hal-hal yang mirip Bumi di mana-mana," kata Thomas Barclay, ilmuwan program Kepler di Bay Area Environmental Research Institute di Sonoma, California.

Namun begitu, jangan bermimpi Anda segera bisa tinggal di planet itu. Jarak Kepler-62 adalah 1.200 tahun cahaya dan Kepler-69 sejauh 2.700 tahun cahaya. Satu tahun cahaya setara hampir 6 triliun mil.

CNN | TRIP B

Topik Terhangat:
Ujian Nasional | Bom Boston | Lion Air Jatuh | Kasus Cebongan

Baca juga:

EDISI KHUSUS Tipu-Tipu Jagad Maya

Selamat Tinggal Layar Sentuh

Mengapa Tangis Bayi Mereda Saat Digendong?

WhatsApp Menyalip Facebook dan Twitter

Berita terkait

Temuan Baru, 7 Planet di Tata Surya Ternyata Dipanggang oleh Bintangnya

7 November 2023

Temuan Baru, 7 Planet di Tata Surya Ternyata Dipanggang oleh Bintangnya

Astronom menemukan tujuh planet 'digoreng' oleh bintangnya.

Baca Selengkapnya

Ahli: Matahari Mengembang 1.000 Kali Lipat di Masa Akhirnya dan Melenyapkan Bumi Sekejap

2 November 2023

Ahli: Matahari Mengembang 1.000 Kali Lipat di Masa Akhirnya dan Melenyapkan Bumi Sekejap

Rho Coronae Borealis adalah bintang katai deret utama berwarna kuning-oranye dengan 96 persen massa Matahari Bumi.

Baca Selengkapnya

Teleskop James Webb Deteksi Kristal Kuarsa Berbentuk Awan di Planet WASP-17b

23 Oktober 2023

Teleskop James Webb Deteksi Kristal Kuarsa Berbentuk Awan di Planet WASP-17b

Atmosfer Planet WASP-17b yang membengkak menjadikannya target yang bagus untuk Teleskop James Webb.

Baca Selengkapnya

Pemasangan Teleskop Baru Observatorium Nasional Timau di NTT Tunggu Teknisi Jepang

26 September 2023

Pemasangan Teleskop Baru Observatorium Nasional Timau di NTT Tunggu Teknisi Jepang

Pemasangan cermin teleskop Observatorium Nasional Timau di Nusa Tenggara Timur belum rampung.

Baca Selengkapnya

Ini yang akan Terjadi jika Bumi Tak Berputar

25 September 2023

Ini yang akan Terjadi jika Bumi Tak Berputar

Jika Bumi secara tiba-tiba berhenti berputar, akan memiliki konsekuensi drastis pada iklim, cuaca, waktu, dan kehidupan di planet ini.

Baca Selengkapnya

Tak Dianggap Lagi Planet, Begini Sejarah Penemuan Pluto

27 Agustus 2023

Tak Dianggap Lagi Planet, Begini Sejarah Penemuan Pluto

Pluto ditemukan pada 1930. Penemuan tersebut menjadi berita utama di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

Mengapa Pluto Tak Masuk Lagi Kategori Planet?

27 Agustus 2023

Mengapa Pluto Tak Masuk Lagi Kategori Planet?

Pluto sejak 2026 tidak lagi masuk dalam kategori planet karena tidak memenuhi satu dari tiga kriteria definisi planet.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi Tempat Saat Liburan Sekolah, Coba ke Observatorium Bosscha yang Kembali Dibuka

26 Juni 2023

Rekomendasi Tempat Saat Liburan Sekolah, Coba ke Observatorium Bosscha yang Kembali Dibuka

Observatorium Bosscha, akhirnya dibuka kembali untuk kunjungan publik. Tempat yang tepat mengisi liburan sekolah anak.

Baca Selengkapnya

Bisakah Manusia Hidup di Planet Lain?

12 Mei 2023

Bisakah Manusia Hidup di Planet Lain?

Berapa lama waktu yang dibutuhkan manusia untuk mendiami planet lain? Mungkinkah manusia "menjajah" dunia di luar Bumi atau bahkan tata surya?

Baca Selengkapnya

Astronom Rekam Detik-Detik Bintang Lahap Planet

11 Mei 2023

Astronom Rekam Detik-Detik Bintang Lahap Planet

Sebuah bintang melahap planet yang jaraknya 12.000 tahun cahaya, kemudian mengeluarkan debu-debu sisa serdawa.

Baca Selengkapnya