Mi Nuklir yang dijajakan di warung Kelurahan Pakunden, Kota Blitar memiliki gaya khas keripik pedas Maicih. Memakai tingkat kepedasan berjenjang, kuliner ini menjual cita rasa cabe yang menyengat. TEMPO/HARI TRI WASONO
“Hasilnya, seseorang yang gemar mengonsumsi mengkonsumsi makanan pedas cenderung memilki jiwa petualangan,” tulis Daily Mail, Kamis, 18 Juli 2013. Sementara orang yang tidak menyukai sensasi pedas cenderung menghindari situasi yang berisiko.
Nadia Byrnes dari Universitas Pennsylvania melakukan studi terhadap 184 peserta nonperokok antara usia 18 dan 45. Peserta yang dipilih adalah orang yang tidak memiliki gangguan pada indera pengecapnya. Kemudian, peserta melakukan tes Arnett Inventory of Sensation Seeking (AISS). Tes ini akan menunjukkan sifat pribadi seseorang berdasarkan pencarian sensasi.
Orang yang mendapat skor di atas skor rata-rata AISS dianggap lebih memiliki sikap terbuka terhadap risiko dan pengalaman baru. Sementara mereka mendapat nilai di bawah rata-rata dianggap kurang terbuka terhadap hal-hal baru dan berisiko.
Kemudian, responden diberi sensasi rasa cabai untuk melihat bagaimana rasa pedas bisa "membakar" mereka. Hasilnya, tentu saja, responden yang mendapatkan sensasi "terbakar" memiliki skor AISS tinggi. Sementara mereka yang tidak mendapatkan sensasi itu memiliki skor AISS yang rendah.
Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.