Perkenalkan 'Error', Alat Penolong bagi TKI  

Reporter

Jumat, 11 Juli 2014 23:09 WIB

Puluhan aktiivis dari Migrant Care menggelar doa bersama lintas agama bertajuk Save Satinah, di Bunderan HI, Jakarta, (1/4). Aksi tersebut sebagai bentuk protes terhadap ketidak seriusan pemerintah dalam melindungi TKI di berbagai negeri. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Malang - Angka kekerasan terhadap tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri masih tinggi. Sampai sekarang masih menjadi problematika serius meski pelbagai upaya sudah dilakukan untuk mengurangi angka kekerasan terhadap mereka.

Namun lima mahasiswa dari Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) dan Fakultas Teknik (FT) Universitas Brawijaya, Malang, meminta para TKI dan pemerintah jangan berputus asa. Mereka siap membantu dengan cara berinovasi dan membuat alat pelapor bernama Emergency Reporter on Underwear, disingkat Error.

Pembuatan Error digagas bersama oleh Hanifah R., Deviana Hadriati, dan Ema Lutviana dari FTP, serta Ahmad F. Irfan Maulana dan Septian Sanjaya dari FT. Mereka bekerja sama melalui Program Kreativitas Mahasiswa DIKTI bidang Karsa Cipta (PKM-KC) di bawah bimbingan Dewi Maya Maharani STP, M Sc.

Menurut Hanifah, sang ketua tim, Error merupakan alat komunikasi yang bisa dimanfaatkan sebagai pengganti telepon genggam milik TKI yang dirampas oleh majikan. Banyak kasus kekerasan yang dialami para TKI dan mereka tidak bisa segera melapor ke teman, keluarga, agen, atau kantor perwakilan diplomatik Indonesia. (Baca juga: TKI Brebes Dipenjara 15 Tahun di Kuwait)

"Telepon genggam belum dapat digunakan optimal sebagai alat peminta pertolongan saat seorang TKI mengalami kekerasan, makanya kami menciptakan Error. Alat ini cukup aman dipakai TKI karena dipasang di tempat tersembunyi atau tersamar," kata Hanifah, Jumat, 11 Juli 2014.

Ia menjelaskan Error merupakan alat pelapor yang posisinya terpasang pada pakaian dalam sehingga tersembunyi. Alat ini dilengkapi GPS (global positioning system) serta real time clock (RTC) yang terhubung ke server. Fungsinya untuk melaporkan posisi korban secara real time.

TKI yang membawa Error dan dalam kondisi terdesak cukup menekan tombol pada fitur yang tertanam di Error, dan secara otomatis Error mengirim pesan ke server sehingga bantuan bisa segera datang. (Baca juga: Dosen Brawijaya Raih Anugerah Kekayaan Intelektual)

Irfan Maulana menambahkan, Error sudah dites di Malang, Batu, dan Pasuruan. Ia mengklaim alat ini berfungsi dengan baik serta dapat melaporkan koordinat posisi pengguna secara tepat dan akurat. Salah satu keunggulan lain, penggunaan Error tidak terbatasi oleh dimensi ruang dan jarak. Berdasarkan hasil uji coba, Error berfungsi baik meski pengguna berlokasi jauh dari server.

"Sesuai dengan prinsip GPS yang mampu melaporkan koordinat posisi obyek di mana saja, alat kami juga mampu melaporkan posisi pengguna dari mana saja, bahkan meski berada di luar negeri sekalipun, asalkan lokasinya masih tercakup satelit GPS," kata Irfan.

ABDI PURMONO




Berita Terpopuler:
Pro-Prabowo, Saham MNC dan Viva Group Rontok
Dukungan Habib Lutfi Tak Dongkrak Suara Prabowo
Serangan Israel ke Palestina, Dunia Terbelah

Berita terkait

Praktisi, Pakar, dan Peneliti Diminta Berkolaborasi Lahirkan Berbagai Inovasi di IDTH

1 hari lalu

Praktisi, Pakar, dan Peneliti Diminta Berkolaborasi Lahirkan Berbagai Inovasi di IDTH

Fasilitas IDTH tidak hanya berperan sebagai pusat pengujian tapi juga sebagai centre of excellence

Baca Selengkapnya

Inovasi Meteran Air Sistem Token dari Tim Peneliti di Telkom University

5 hari lalu

Inovasi Meteran Air Sistem Token dari Tim Peneliti di Telkom University

Tim peneliti di Telkom University mengembangkan sistem perangkat lunak dan alat pencatat meteran air bagi kalangan pelanggan perusahaan air minum.

Baca Selengkapnya

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

7 hari lalu

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

Bea Cukai menanggapi unggahan video Tiktok yang mengaku mengirim cokelat dari luar negeri senilai Rp 1 juta dan dikenakan bea masuk Rp 9 juta.

Baca Selengkapnya

Gojek Luncurkan Penawaran Langganan Gojek Plus dengan Diskon hingga Rp 12 Ribu

7 hari lalu

Gojek Luncurkan Penawaran Langganan Gojek Plus dengan Diskon hingga Rp 12 Ribu

Bagi pelanggan yang sudah berlangganan Go Plus otomatis akan beralih ke Gojek Plus.

Baca Selengkapnya

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

9 hari lalu

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

Tim mahasiswa Teknik Sipil Universitas Jember (Unej)menangi kompetisi gelaran Nanyang Technological University (NTU) Singapura.

Baca Selengkapnya

Inovasi ID FOOD Raih Penghargaan Digital Technology Award 2024

20 hari lalu

Inovasi ID FOOD Raih Penghargaan Digital Technology Award 2024

Sejumlah inovasi ID FOOD mendapat apresiasi dari pelaku teknologi informasi di Tanah Air karena efektif mendukung aktivitas bisnis pangan.

Baca Selengkapnya

Kemendikbudristek dan Australia Kerja Sama Luncurkan Program INOVASI Fase Ketiga

53 hari lalu

Kemendikbudristek dan Australia Kerja Sama Luncurkan Program INOVASI Fase Ketiga

Program INOVASI fase ketiga merupakan kemitraan bidang pendidikan antara kedua negara untuk meningkatkan pembelajaran dan keterampilan murid SD.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Apresiasi Mesin Pemilah Sampah Karya Komib

57 hari lalu

Bamsoet Apresiasi Mesin Pemilah Sampah Karya Komib

Bamsoet apresiasi inovasi mesin pemilah sampah oleh komunitas Karya Pelajar Mengabdi Bangsa Indonesia

Baca Selengkapnya

Kominfo dan Microsoft Indonesia Kerja Sama untuk Tingkatkan Transformasi Digital

59 hari lalu

Kominfo dan Microsoft Indonesia Kerja Sama untuk Tingkatkan Transformasi Digital

Kementerian Kominfo dan PT Microsoft Indonesia bekerja sama untuk transformasi digital.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa ITS Ciptakan Inovasi Pasir Kotoran Kucing Ramah Lingkungan

5 Maret 2024

Mahasiswa ITS Ciptakan Inovasi Pasir Kotoran Kucing Ramah Lingkungan

Mahasiswa ITS mengembangkan Facocat, pasir kotoran kucing ramah lingkungan berbahan dasar fly ash dan arang aktif dari sabut kelapa.

Baca Selengkapnya