Asal Usul Kutu Busuk Terungkap

Reporter

Editor

Erwin prima

Selasa, 3 Februari 2015 20:27 WIB

Kutu busuk dewasa dengan pembesaran tinggi . livescience.com

TEMPO.CO, Oklahoma - Para ilmuwan telah menggunakan genetika untuk mengungkap asal-usul kutu busuk (kepinding). Mereka menemukan ada dua garis keturunan di Eropa. Mereka begitu beragam, sehingga hampir terpecah menjadi dua spesies. Temuan penting lain, asal usul mereka terletak pada kelelawar.

Penelitian Warren Booth dari University of Tulsa di Oklahoma, Amerika Serikat, dan kawan-kawan, yang diterbitkan dalam jurnal Molecular Ecology, memberikan bukti genetik pertama bahwa kelelawar adalah inang leluhur dari kutu busuk yang mengganggu tempat tinggal manusia saat ini.

Kutu Busuk telah ada sejak lama, sepanjang hubungannya dengan manusia. Ada referensi tentang hama ini dalam literatur Mesir kuno, dan arkeolog bahkan telah menemukan fosil kutu busuk yang diperkirakan berusia sekitar 3.500 tahun.

Seekor kutu busuk betina hamil dapat menduduki seluruh gedung apartemen seluruh dan makhluk itu dapat melalui banyak perkawinan sedarah tanpa efek merugikan sama sekali. Yang mereka butuhkan adalah manusia untuk memuaskan dahaga mereka.

Namun pada tahun 1950 mereka sebagian besar menghilang dari rumah dan hotel, karena kampanye pestisida yang efektif. Namun, 15 tahun yang lalu mereka datang kembali. (Baca: Ilmuwan Temukan Penakluk Epidemi Kutu Busuk)

Infestasi sulit untuk mengatasinya, karena 90 persen dari kutu busuk yang umum sekarang mengalami mutasi yang membuat mereka tahan terhadap insektisida - dikenal sebagai pyrethroid - yang digunakan untuk membunuh mereka.

Tim Booth mengambil sampel ratusan kutu busuk dari tempat tinggal manusia dan kelelawar dari 13 negara di seluruh Eropa. Hasil analisis DNA mereka menunjukkan bahwa tidak ada aliran gen yang terjadi antara kutu busuk manusia dan kutu busuk kelelawar, meskipun beberapa kelelawar tinggal di gereja-gereja atau loteng dan oleh karena itu bisa melakukan kontak dengan manusia.

“Silsilah kelelawar mungkin merujuk ketika kelelawar dan manusia sama-sama menghuni gua,” kata Booth sebagaimana dikutip BBC, akhir pekan lalu.
Sementara gigitan mereka tidak diketahui menyebarkan penyakit, kutu busuk dapat menyebabkan benjolan gatal dan ruam belum lagi stigma berasal dari daerah yang terinfeksi.

"Ketika Anda tidur di malam hari mereka makan darah Anda, Anda adalah tiket makan untuk mereka," kata Booth. "Itu dapat menyebabkan masalah psikologis yang sangat besar."

Simak berita tekno lainnya di sini.

ERWIN ZACHRI | BBC

Berita lain
Awas,Intensitas Petir di Kawasan Timur Kian Tinggi
Pukat Harimau Kian Gerus Satwa Laut
Kompetisi Perangkat Virtual Reality
PBB: 2014 Tahun Terpanas




Berita terkait

Cara Mengusir Tikus di Atap Rumah

10 hari lalu

Cara Mengusir Tikus di Atap Rumah

Sangat penting untuk segera mengusir tikus agar tidak mengganggu penghuni rumah.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Unpad Pakai Teknologi Ultrasonik untuk Tumbuhkan Padi, Sekaligus Usir Hama

28 Juni 2024

Mahasiswa Unpad Pakai Teknologi Ultrasonik untuk Tumbuhkan Padi, Sekaligus Usir Hama

Alat portabel ciptaan mahasiswa Unpad ini mampu menstimulasi pertumbuhan padi Memanfaatkan efek sonic bloom.

Baca Selengkapnya

Wali Kota New York City akan Selenggarakan KTT Bahas Upaya Pemberantasan Tikus

24 Mei 2024

Wali Kota New York City akan Selenggarakan KTT Bahas Upaya Pemberantasan Tikus

Wali Kota New York City mengumumkan akan menggelar konferensi untuk mengatasi hama tikus

Baca Selengkapnya

Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

26 Maret 2024

Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

Guru Besar Unpad memaparkan sejumlah metode pemberantasan gulma di lahan tani. Pemakaian hebrisida efektif, namun berisiko.

Baca Selengkapnya

Paman Bashar Al Assad akan Diadili di Swiss atas Kejahatan Perang

12 Maret 2024

Paman Bashar Al Assad akan Diadili di Swiss atas Kejahatan Perang

Rifaat Al Assad, paman presiden Suriah Bashar Al Assad, akan diadili di Swiss atas kejahatan perang

Baca Selengkapnya

Penemuan 3 Jenis Ngengat Baru, Salah Satunya Harus Diwaspadai Petani Cengkeh

16 Februari 2024

Penemuan 3 Jenis Ngengat Baru, Salah Satunya Harus Diwaspadai Petani Cengkeh

Temuan tiga spesies ngengat baru bisa membantu upaya penanggulangan hama.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Unpad Gagas Prototipe Gensystem, Robot Pintar untuk Monitoring Hama dan Penyakit Tanaman

20 Oktober 2023

Mahasiswa Unpad Gagas Prototipe Gensystem, Robot Pintar untuk Monitoring Hama dan Penyakit Tanaman

Fungsi robot pintar ini digagas guna menghindari kerugian hasil produksi tanaman yang diakibatkan oleh hama dan penyakit.

Baca Selengkapnya

Diserang Hama Uret, Ratusan Hektare Lahan Tebu di Lumajang Gagal Panen

19 Oktober 2023

Diserang Hama Uret, Ratusan Hektare Lahan Tebu di Lumajang Gagal Panen

Hama uret menyerang ratusan hektare lahan tebu di sejumlah kecamatan di Kabupaten Lumajang. Akibatnya, banyak petani mengalami gagal panen.

Baca Selengkapnya

Cara Mudah Usir Siput dan Bekicot Perusak Tanaman

2 Oktober 2023

Cara Mudah Usir Siput dan Bekicot Perusak Tanaman

Untuk mengusir siput dan bekicot, banyak tukang kebun menggunakan produk racikan sendiri dengan hasil yang instan pula. Berikut di antaranya.

Baca Selengkapnya

5 Manfaat Eco Enzyme

16 September 2023

5 Manfaat Eco Enzyme

Salah satu manfaat utama eco enzyme adalah sebagai pembersih alami. Ini dapat digunakan untuk membersihkan lingkungan rumah, kamar mandi, dapur, dan bahkan lantai.

Baca Selengkapnya