TEMPO.CO, Jakarta - Industri pertambangan selama ini belum tersentuh teknologi komputasi pemodelan tiga dimensi (3D). Ini berbeda jauh dengan industri penerbangan atau otomotif, yang sarat akan penerapan aplikasi pemodelan 3D dalam rancang bangunnya.
Berkat pemodelan 3D, efisiensi dapat dicapai dengan menghilangkan biaya yang tak perlu. Selain itu, dengan menggunakan metode simulasi dan visualisasi, perusahaan pertambangan dapat melakukan penambangan secara lebih optimal.
Dassault Systemes, penyedia perangkat lunak 3D modelling, mendorong perubahan transformasional tersebut dengan memamerkan inovasinya di dunia pertambangan dalam Natural Resources Forum di Jakarta. Salah satu produk terbaru mereka adalah GEOVIA.
“Ini adalah teknologi baru dalam industri pertambangan, bukan hanya di Indonesia, tapi seluruh dunia,” ucap Fransiskus Nugroho, General Manager Dassault Systemes Indonesia, dalam acara temu jurnalis di Jakarta, akhir pekan lalu. “Kesalahan perhitungan dalam pertambangan dapat berakibat besarnya biaya.”
Untuk itulah, menurut Fransiskus, transformasi industri pertambangan melalui penerapan teknologi tinggi, terutama komputasi 3D, sangat diperlukan. Transformasi ini akan mendorong efisiensi untuk pertumbuhan berkelanjutan dalam jangka panjang.
“Industri pertambangan dalam beberapa tahun ini berada dalam keadaan survival mode, menyesuaikan dengan lingkungan yang tidak mendukung,” kata Ben Farquharson, Vice President of GEOVIA, AP South, Dassault Systemes. “Pengusaha pertambangan seharusnya melihat ke level berikut dari pertumbuhan dengan belajar dari kesuksesan industri lain dan merangkul teknologi yang tersedia.”
Dalam Natural Resources Forum, Dassault Systemes mendemokan penawaran yang didesain memberikan lingkungan yang kolaboratif dan komprehensif untuk infrastruktur situs tambang dan desain pabrik pemrosesan, perencanaan proyek, pengadaan, dan manajemen konstruksi. Situs pertambangan bisa berproduksi dengan optimal dan efisien dari saat proyek dimulai.
FIRMAN