TEMPO.CO, Jakarta - Hasil riset ilmiah berupa temuan-temuan baru ternyata masih sulit didaftarkan untuk mendapatkan paten di Indonesia. Paten adalah perlindungan penting bagi temuan baru, mulai dari proses hingga mendapatkan hasil produk riset, yang didapat para ilmuwan.
Rudy Susilo, ahli farmakologi dari Free University of Berlin, mengatakan banyak orang yang bertugas memeriksa proposal permohonan paten untuk temuan baru para ilmuwan itu tidak mengerti apa yang mereka hadapi. Kondisi itu pernah dia hadapi ketika berusaha mendaftarkan temuan barunya untuk dipatenkan.
“Mereka malah langsung tanya mereknya apa. Loh, ini yang didaftarkan adalah temuan baru dan itu nggak cuma produk tapi juga bisa sebuah proses lalu bagaimana bikin mereknya,” kata Rudy dalam diskusi di kantor Tempo, Senin, 17 Agustus 2015.
Rudy mengatakan para pemeriksa permohonan paten biasanya hanya memiliki latar belakang bidang hukum. “Banyak sekali yang hanya lawyer, lalu bagaimana mereka bisa periksa atau melakukan uji klinik temuan baru berbasis kimia, biologi, atau farmasi?” kata Rudy yang memiliki lebih dari 90 registrasi paten di Jerman untuk temuan dan risetnya.
Para pemeriksa permohonan paten di bidang riset eksakta, kata Rudy, seharusnya juga memiliki ilmu yang sesuai. Rudy mencontohkan, para pemeriksa permohonan paten di Jerman tidak hanya berlatar belakang hukum tapi juga punya basis ilmu kimia, biologi, dan farmasi. “Mereka juga punya status pengacara, jadi bisa membahas soal fakta materi riset sekaligus bicara soal aturan hukumnya,” kata pria yang pernah menjadi peneliti di beberapa institusi di Jerman.
Rudy mengatakan Indonesia memiliki sumber daya alami potensial untuk dikembangkan. Rudy saat ini memegang empat paten yang terdaftar di Jerman untuk proses ekstraksi buah merah dari Papua. Dia juga memegang paten untuk pengolahan rumput laut tanpa kehilangan nutrisinya. Salah satu hasil risetnya adalah obat flu yang diolah dari rumput laut. “Banyak sekali yang berminat dengan rumput laut Indonesia,” katanya.
Selain melindungi hasil riset para ilmuwan, hak paten juga bisa meningkatkan citra Indonesia di dunia. “Hak paten itu ibarat benteng yang kuat untuk melindungi Indonesia selama puluhan tahun,” kata Rudy.
GABRIEL WAHYU TITIYOGA