Dunia Satwa: Rahasia di Balik Cara Terbang Burung

Reporter

Tempo.co

Editor

Amri Mahbub

Jumat, 30 Maret 2018 08:10 WIB

Burumg-burung Pipit terbang di habitat mereka di luar kota Minsk, Belarusia, 12 Desember 2016. Suhu di kawasan tersebut mencapai -6 Celsius. AP/Sergei Grits

TEMPO.CO, Quebec - Ada saja misteri di dunia satwa, salah satunya ialah cara terbang burung. Belum banyak orang tahu ialah bagaimana burung mempertahankan kecepatan terbangnya? Pierre Legagneux dari University of Quebec dan Simon Ducatez dari McGill University di Montreal berusaha menjawab pertanyaan ini.

Ketertarikan kedua dengan cara terbang burung bermula pada 2006, ketika mereka terlibat riset bersama di Prancis. Setelah bekerja di laboratorium, mereka pulang bareng naik mobil menuju tempat kosnya di salah satu kota di Prancis.

Hampir setiap hari mereka saksikan burung-burung mengendalikan kecepatannya. Pada jalan dengan batas kecepatan 50 kilometer per jam, satwa ini buru-buru terbang menghindari mobil yang melintas sejak sekitar 15 meter sebelumnya.

Sedangkan pada jalan berbatas kecepatan 110 kilometer per jam, burung mengantisipasi bertubrukan dengan mobil sejak berjarak 75 meter. Hewan ini melakukan hal yang sama baiknya ketika dihadapkan pada mobil yang berjalan cepat di jalanan lambat.

Baca juga: Dunia Satwa: Ini 3 Jenis Ikan Hiu yang Sangat Mematikan

Advertising
Advertising

Sebaliknya yang terjadi, ketika berhadapan dengan mobil yang berjalan lambat di jalanan cepat. "Menariknya, burung tidak merespons kecepatan mobil, melainkan batas kecepatan di ruas jalan," kata Legagneux. Mereka, ujar dia, seakan bisa membaca marka jalan.

Seperti dikutip dari laman Newscientist, kedua pakar biologi ini menjelaskan burung memperlakukan mobil sebagai pemangsa, sehingga cenderung sebisa mungkin menghindarinya. Mereka juga menemukan bahwa jarak burung lepas landas bervariasi menurut musim. Burung cenderung membiarkan mobil mendekat pada musim semi, dan berperilaku lebih berhati-hati pada musim gugur.

Menurut Legagneux dan Ducatez, perilaku ini muncul karena burung lebih aktif pada musim semi memberi makan anak-anak mereka. Bisa juga karena burung remaja pertama kali belajar tentang jalan pada musim semi, sehingga memiliki sedikit pengalaman dengan mobil.

"Burung mampu mengaitkan lingkungan, seperti hutan atau jalan, dengan potensi risiko," kata Christopher Lepczyk, ahli burung di University of Hawaii, Manoa, menanggapi penelitian ini.

Baca juga: 38 Burung Langka Ditemukan di Hutan Damarwulan Kediri

Simak artikel menarik lainnya tentang dunia satwa, termasuk dari keluarga burung, hanya di kanal Tekno Tempo.co.

NEWSCIENTIST | AMB

Berita terkait

10 Hewan Terkecil di Dunia, Ada yang Ukurannya 7,7 Milimeter

27 hari lalu

10 Hewan Terkecil di Dunia, Ada yang Ukurannya 7,7 Milimeter

Berikut ini deretan hewan terkecil di dunia, mulai dari spesies ikan, katak, kura-kura, kelinci, tikus, hingga ular.

Baca Selengkapnya

Lovebird jadi Parcel, Forest and Wildlife Minta Tak Ada Hantaran Berupa Satwa saat Lebaran

41 hari lalu

Lovebird jadi Parcel, Forest and Wildlife Minta Tak Ada Hantaran Berupa Satwa saat Lebaran

Forest and Wildlife, Muhammad Ali Imron, mengatakan bisa menyebabkan kematian burung, terutama ketika si penerima tidak menghendaki parcel lovebird.

Baca Selengkapnya

Marak Lovebird Jadi Parcel Lebaran, Davina Veronica: Merampas Hak Hidup dan Kebebasan Hewan

42 hari lalu

Marak Lovebird Jadi Parcel Lebaran, Davina Veronica: Merampas Hak Hidup dan Kebebasan Hewan

Ada tren menjadikan burung seperti lovebird sebagai parcel atau kado. Davina Veronica menganggap sebagai perampasan hak hidup hewan.

Baca Selengkapnya

Sepasang Lovebird Jadi Hampers Lebaran, Davina Veronica: Stop Burung sebagai Hadiah Kado dan Parcel

44 hari lalu

Sepasang Lovebird Jadi Hampers Lebaran, Davina Veronica: Stop Burung sebagai Hadiah Kado dan Parcel

Hampers lebaran tidak lagi hanya berupa kue-kue lebaran atau kaleng biskuit, tapi juga sepasang lovebird. Bentuk kejahatan terhadap binatang.

Baca Selengkapnya

Spesies Burung di Indonesia Bertambah Tahun Ini, Mengubah Status Keterancaman

50 hari lalu

Spesies Burung di Indonesia Bertambah Tahun Ini, Mengubah Status Keterancaman

Bagaimana jumlah spesies burung di Indonesia bisa bertambah pada tahun ini? Simak penjelasan Burung Indonesia.

Baca Selengkapnya

Risiko Kerusakan Habitat Burung Endemik di Sulawesi dan Maluku

7 Februari 2024

Risiko Kerusakan Habitat Burung Endemik di Sulawesi dan Maluku

Sulawesi dan Maluku termasuk lokasi penambangan nikel yang paling berpotensi mengusik habitat burung endemik.

Baca Selengkapnya

Kala Burung Endemik Indonesia Terancam Pembukaan Tambang

30 Januari 2024

Kala Burung Endemik Indonesia Terancam Pembukaan Tambang

Burung termasuk hewan endemik di Indonesia yang habitatnya berpotensi terganggu oleh pembukaan lahan tambang.

Baca Selengkapnya

15 Hewan Punah yang Muncul Kembali

27 Desember 2023

15 Hewan Punah yang Muncul Kembali

Hewan punah belum tentu benar-benar hilang di dunia ini. Ada yang berhasil ditemukan kembali.

Baca Selengkapnya

4 Hewan yang Dinyatakan Punah di Tahun 2023

20 Desember 2023

4 Hewan yang Dinyatakan Punah di Tahun 2023

Seiring bertambahnya usia bumi, satu per satu spesies hewan mengalami kepunahan. Ini daftar hewan yang dinyatakan punah di tahun 2023.

Baca Selengkapnya

BKSDA Melepas 28 Satwa Liar, Ada Nuri Ternate, Nuri Kalung Ungu dan Bayan Merah

8 Desember 2023

BKSDA Melepas 28 Satwa Liar, Ada Nuri Ternate, Nuri Kalung Ungu dan Bayan Merah

BKSDA Provinsi Maluku melepaskan sebanyak 28 ekor satwa liar yang dilindungi undang-undang jenis paruh bengkok di Kawasan Hutan Desa Jikotamu.

Baca Selengkapnya