Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dunia Satwa: Seperti Bunglon, Cumi-cumi Bisa Berubah Warna

Reporter

Editor

Amri Mahbub

image-gnews
Cumi-cumi (kelas Cephalopoda). (Live Science)
Cumi-cumi (kelas Cephalopoda). (Live Science)
Iklan

TEMPO.CO, California - Dunia satwa memang unik. Tahukah Anda kalau gurita dan cumi-cumi bisa mengubah warna tubuhnya layaknya bunglon dan kadal? Ya, mereka bisa melakukannya, tapi dengan cara berbeda.

Warna pada organisme hidup dapat terbentuk dengan dua cara, yaitu pigmentasi atau struktur anatomis. Warna struktural muncul dari interaksi fisik cahaya dengan nanostruktur biologis. Banyak organisme memiliki kemampuan itu, tapi mekanisme yang melandasi proses tersebut masih kurang dipahami.

Sekelompok peneliti dari University of California, Santa Barbara, menemukan mekanisme neurotransmitter yang dapat mengubah warna cumi Doryteuthis opalescens secara dramatis. Akumulasi neurotransmitter acetylcholine itu akan menambah kelompok fosfat pada keluarga protein reflectin. Proses ini membuat protein berkondensasi dan mendorong perubahan warna pada binatang.

Baca: Dunia Satwa: Ini 3 Jenis Ikan Hiu yang Sangat Mematikan

Para ilmuwan menggali lebih dalam untuk membongkar mekanisme yang bertanggung jawab atas perubahan warna pada cumi-cumi dan gurita. Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Science.

Warna struktural sangat bergantung pada kerapatan dan bentuk material, bukan pada sifat kimianya. Riset tim UCSB menunjukkan bahwa sel khusus iridocyte pada kulit cumi-cumi memiliki lipatan-lipatan pada membran sel yang masuk jauh ke tubuh sel. Lipatan itu menciptakan lapisan yang beroperasi seperti reflektor Bragg.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kami tahu bagaimana Cephalopoda menggunakan spektrum warna pelangi untuk kamuflase, sehingga mereka dapat mengontrol transparansinya, bahkan cocok dengan lingkungan sekitarnya," kata Daniel E. Morse, ahli bioteknologi sekaligus Direktur Marine Biotechnology Center/Marine Science Institute, di UCSB seperti dikutip Science Daily.

Gurita dan cumi-cumi juga menggunakan kemampuan itu untuk menciptakan pola membingungkan yang mengganggu kemampuan visual predator. "Pengendalian warna juga membantu koordinasi interaksi, terutama saat kawin, karena mereka terus-menerus mengubah penampilan," ujarnya. "Beberapa jenis sotong, misalnya, bisa berubah dari merah terang, yang berarti menjauhlah, hingga belang seperti zebra, yang bermakna undangan untuk kawin."

Simak artikel menarik lainnya dari dunia satwa hanya di kanal Tekno Tempo.co.

PROCEEDINGS OF THE NATIONAL ACADEMY OF SCIENCE | SCIENCE DAILY

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dunia Satwa: Kanguru Sudah Melompat Sejak Jutaan Tahun Lalu

6 Februari 2019

Kanguru merah (Macropus rufus). shutterstock.com
Dunia Satwa: Kanguru Sudah Melompat Sejak Jutaan Tahun Lalu

Peneliti Universitas Uppsala Swedia Benjamin Kear mengungkap bahwa kanguru sudah melompat jauh lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya.


Pengamat Satwa: Di Jakarta Masih Ada Habitat Buaya Muara

16 Juni 2018

Buaya yang ditemukan di Dermaga Sunda Pondok Dayung, Tanjung Priuk, Jakarta Utara. twitter.com
Pengamat Satwa: Di Jakarta Masih Ada Habitat Buaya Muara

Pemerhati satwa dari Kebun Binatang Surabaya Singky Soewadji mengatakan habitat asli buaya muara adalah bantaran sungai.


Dunia Satwa: Rahasia di Balik Cara Terbang Burung

30 Maret 2018

Burumg-burung Pipit terbang di habitat mereka di luar kota Minsk, Belarusia, 12 Desember 2016. Suhu di kawasan tersebut mencapai -6 Celsius. AP/Sergei Grits
Dunia Satwa: Rahasia di Balik Cara Terbang Burung

Ada saja misteri di dunia satwa, salah satunya ialah cara terbang burung.


Peringati Hari Primata, BKSDA Aceh Lepas Liarkan 4 Satwa Langka

1 Februari 2018

Ilustrasi Siamang (Symphalangus Syndactylus). ANTARA/Galih Pradipta
Peringati Hari Primata, BKSDA Aceh Lepas Liarkan 4 Satwa Langka

Dalam rangka memperingati Hari Primata Indonesia, Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh melepaskan empat primata langka.


Dunia Satwa: Bukan Singa atau Hiu, Ini Predator Nomor 1 di Dunia

4 Januari 2018

Capung Tengger Perut Kait (Orthetrum chrysis). TEMPO/Abdi Purmono
Dunia Satwa: Bukan Singa atau Hiu, Ini Predator Nomor 1 di Dunia

Dunia satwa memang penuh dengan keunikan.


Suka Bawa Hewan Berwisata, Intip 7 Tips Penting ini

3 Desember 2017

Seekor anjing duduk di dalam kereta dorong saat ikuti
Suka Bawa Hewan Berwisata, Intip 7 Tips Penting ini

Mengajak hewan berwisata bisa saja. Namun ada baiknya para pemilik hewan memperhatikan beberapa tip ini sebelum mengajaknya wisata.


Tinggalkan Anjing di Mobil Lama, Bisa Kena Heat Stroke, Apa itu?

3 Desember 2017

Sejumlah anjing, bersiap untuk tampil dalam
Tinggalkan Anjing di Mobil Lama, Bisa Kena Heat Stroke, Apa itu?

Ahli menyarankan hati-hati saat meninggalkan anjing terlalu lama di mobil. Anjing bisa terkea heatstroke.


SaveValent, ini Kisah Orang Tinggalkan Anjingnya 8 Jam di Mobil

2 Desember 2017

Anjing dan mobil (pexels.com)
SaveValent, ini Kisah Orang Tinggalkan Anjingnya 8 Jam di Mobil

Seekor anjing ditinggalkan pemiliknya di dalam mobil selama 8 jam di parkiran mobil. Kisah anjing yang nyaris dehidrasi ini sempat viral di twitter.


Sering Dikasih Makan Pengunjung Bikin Satwa TSI Jadi Pengemis

16 November 2017

Pengunjung memberi makan rusa di Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Jawa Barat, 7 Juli 2016. Pengelola TSI menyiapkan area parkir dan menambah personel untuk pelayanan pengunjung saat liburan Idul Fitri. Tempo/ Aditia Noviansyah
Sering Dikasih Makan Pengunjung Bikin Satwa TSI Jadi Pengemis

Kebijakan pengelola Taman Safari Indonesia (TSI) yang membiarkan pengunjung bebas memberi makan satwa bisa membahayakan keselamatan satwa.


Kebun Binatang Bandung Aktifkan Zoo Educator Dampingi Pengunjung

29 Oktober 2017

Seorang pemandu sedang menyampaikan penjelasan kepada anak-anak yang mengunjungi Kebun Binatang Bandung di Kota Bandung, Jawa Barat, Minggu, 29/10/2017. (ANTARA News/Asep Firmansyah)
Kebun Binatang Bandung Aktifkan Zoo Educator Dampingi Pengunjung

Kebun Binatang Bandung kini punya zoo educator, pemandu yang bertugas memberikan informasi tentang hewan dan tumbuhan koleksi kebun binatang.