TEMPO.CO, Bandung - Gempa tektonik bermagnitudo 3,1 mengguncang sebagian wilayah Bandung selatan dan Garut. Lindu yang muncul pada Jumat, 7 September 2018 pukul 07.52 WIB itu dirasakan sebagian warga di daerah Majalaya hingga Kamojang, Garut.

Baca juga: Gempa Jepang: Korban tewas dikhawatirkan bertambah

"Sumber gempa berasal dari komplek Sesar Garsela atau Garut Selatan," kata Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono, saat dihubungi hari ini.

BMKG mencatat pusat gempa bumi terletak pada koordinat 7.19 LS – 107.79 BT, tepatnya di darat pada jarak 19 kilometer arah tenggara Kabupaten Bandung Jawa Barat. Sumber gempa berkedalaman 4 kilometer.

Baca juga: Pengungsi Gempa di Lombok Barat Masih Kekurangan Air Bersih

Berdasarkan laporan dari masyarakat, gempa dirasakan di Majalaya Kabupaten Bandung dan Kamojang Kabupaten Garut dengan skala intensitas II MMI. Berdasarkan lokasi sumber dan kedalamannya, gempa yang terjadi tergolong dangkal akibat sesar lokal di wilayah tersebut.

Beberapa kali muncul gempa-gempa kecil dari lokasi dekat sumber gempa itu yang disebut Sesar Garut Selatan. Menurut Daryono, sistem Sesar Garut Selatan memanjang dari arah Barat Daya-Timur Laut.

Rutenya dari selatan Garut ke selatan Bandung. "Kalau ditarik garis lurus panjangnya sekitar 42 kilometer," kata Daryono. Adapun besaran maksimal gempanya belum bisa dihitung, karena perhitungan kecepatan geser patahannya belum dihitung.

Baca juga: California Bangun Jembatan Sensor Gempa, Seperti Apa?

Sesar Garut Selatan kata Daryono, memiliki dua segmen, yaitu segmen Kencana di bagian selatan dan segmen Rakutai di bagian utara. Berdasarkan sebaran kegempaan dan mekanisme fokus dari segmen Kencana yaitu menunjukan sesar mendatar. "Sedangkan bagian segmen Rakutai menunjukan sesar turun," ujar Daryono. Sejauh ini belum ada laporan kerusakan bangunan akibat gempa itu.

Baca juga: Rumah Tahan Gempa Rp 15 Juta Mulai Berdiri di Lombok Utara

Simak kabar terbaru tentang gempa Bandung hanya di kanal Tekno Tempo.co.