4 Kelurahan di Palu yang Rawan Gempa Bumi dan Tsunami
Reporter
Tempo.co
Editor
Amri Mahbub
Minggu, 30 September 2018 11:45 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Gempa berkekuatan Magnitudo 7,4 mengguncang Kabupaten Donggala dan Kota Palu, Sulawesi Tengah, Jumat sore, 28 September 2018. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa tersebut berada di 0.18 Lintang Selatan dan 119.85 Bujur Timur atau 27 kilometer timur laut Donggala.
Baca juga: Jumlah Korban Gempa dan Tsunami Palu Terus Bertambah
Kedua wilayah itu pun dilanda tsunami setinggi 1,5-2 meter. Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyebutkan sejauh ini daftar korban meninggal sebanyak 384 orang dan kemungkinan besar masih akan terus bertambah mengingat cakupan kerusakan yang terjadi.
Tak bisa dipungkiri bahwa Kota Palu memang termasuk rawan bencana gempa bumi dan tsunami karena berada di atas jalur sesar Palu-Koro. Pada Juli 2017, tim majalah Tempo sempat mewawancarai Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Palu, Petrus Demon Sili, soal potensi tersebut.
Baca juga: Wapres Jusuf Kalla Ucapkan Duka Cita Atas Gempa Donggala
Kawasan pantai dan wilayah timur Sungai Palu lebih rentan terhadap tsunami. Ketinggian kawasan itu hanya 10 meter dari permukaan air laut. "Kelurahan paling rawan adalah Lere, Talise, Besusu Barat, dan Silae," kata Petrus dalam majalah Tempo edisi 17 Juli 2017.
Sepanjang pantai Taman Ria dan Talise menjadi kawasan "zona merah" yang rawan ancaman gempa besar. Di kawasan itu terdapat sejumlah bangunan besar, seperti hotel, pusat belanja, rumah toko, kantor pemerintah, dan permukiman penduduk. Pada gempa Jumat, 28 Septmber 2018, kedua pantai ini memang tersapu tsunami.
Dari penelusuran Tempo pada 2017, sejumlah kawasan yang dilewati jalur patahan Palu-Koro, hanya ada lima titik petunjuk evakuasi. Semua tanda itu terpasang di jalur pantai Talise, yaitu di sudut jalan lapangan Abadi, Kampung Nelayan, Jalan Cut Mutia, Radeh Saleh, dan Raja Moili.
Baca juga: Adelia Wilhelmina Ikut Rasakan Goncangan Gempa Donggala
Kepala Ekspedisi Sesar Palu-Koro, Trinirmalaningrum, mengatakan Palu kurang siap menghadapi gempa. Peta lokasi patahan, zona rawan bencana dan longsor, hingga petunjuk arah evakuasi masih sangat minim.
Struktur bangunan juga dinilai tak akan tahan guncangan hebat. "Saya tidak yakin bangunan-bangunan di sana memenuhi syarat sebagai bangunan tahan gempa," ujarnya dalam majalah Tempo edisi yang sama.
Baca juga: Energi Gempa Donggala Setara 200 Kali Bom Hiroshima
Simak kabar terbaru tentang gempa Donggala dan tsunami Palu hanya di kanal Tekno Tempo.co.