PVMBG Cek Kaitan Gempa Palu dengan Semburan Lumpur Disertai Api

Selasa, 2 Oktober 2018 06:48 WIB

Seorang pria melewati jalanan yang amblas akibat fenomena likuifaksi saat gempa, di Kelurahan Petobo, Palu Selatan, Sulawesi Tengah, Senin, 1 Oktober 2018. ANTARA

TEMPO.CO, Bandung - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau PVMBG, Badan Geologi Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral, Kasbani, mengatakan sejumlah laporan kerusakan akibat gempa Palu M7,4 yang diterima lembaganya beragam, mulai dari tsunami, longsor, likuifaksi, hingga semburan lumpur.

“Utamanya terjadi di Palu dan Donggala. Tim kami akan mendata itu karena sepertinya cukup luas wilayahnya,” kata dia saat dihubungi Tempo, Senin, 1 Oktober 2018.

Baca: Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Gempa Blitar dan Tsunami Palu
Baca: Dampak Kerusakan Gempa di Palu: Tsunami hingga Likuifaksi

Kasbani mengatakan, tsunami misalnya dilaporkan terjadi, kendati pemicu gempa tersebut diduga berkaitan dengan zona sesar Palu-Koro dengan mekanisme pergerakannya bergeser.

“Karena ini daerah teluk (dengan kontur kedalaman) terjal, kemungkinan bisa saja terjadi longsoran bawah laut. Bisa saja dari tebing laut yang runtuh,” kata dia.

Laporan kerusakan selanjutnya berupa gerakan tanah di antaranya longsor. “Kalau longsor terjadi di mana-mana, seperti di jalan di antara Palu dan Poso, banyak terjadi longsor di situ,” kata Kasbani.

Advertising
Advertising

Peristiwa likuifaksi atau peluluhan tanah juga dilaporkan terjadi saat gempa Palu M7,4 tersebut. “Likuifaksi itu manifestasi terjadinya gempa,” kata dia.

PVMBG juga mendapat laporan terjadi semburan lumpur di Mamuju, Sulawesi Tengah. Semburan lumpur tersebut sempat diikuti dengan munculnya api. “Semburan lumpur itu diikuti gas yang terbakar, sepertinya gas metan. Kita akan cek,” kata dia.

Kasbani mengatakan lembaganya akan memeriksa semburan lumpur tersebut, kaitannya dengan kejadian gempa Palu. Kendati lokasi Mamuju relatif jauh dari pusat gempa, tapi daerah tersebut juga melaporkan gempa terasa. “Terkait dengan semburan lumpur itu, apakah terkait dengan kejadian gempa Palu,” kata dia.

Menurut Kasbani, analisa lanjutan dari gempa Palu M7,4 masih menunggu hasil penelitian tim yang dikirim lembaganya. “Kemungkinan terkait dengan sesar Palu-Koro. Sesar tersebut banyak ordenya,” kata dia.

Kepala Sub Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Wilayah Barat PVMBG, Akhmad Solikhin, mengatakan untuk penyebab tsunami ada dua hipotesa yang berkembang. “Pertama dari aktivitas sesar. Gempa tersebut membuat deformasi di bawah laut yang mengangkat air dan memicu tsunami. Walaupun itu sesar geser, tapi masih ada komponen vertikalnya, jadi memungkinkan untuk mengangkat air yang memicu tsunami,” kata dia saat dihubungi Tempo, Senin, 1 Oktober 2018.

Sementara hipotesa kedua tsunami dipicu oleh longsor di bawah laut. “Kita belum tahu longsornya di mana. Dibutuhkan data lapangan untuk bisa mengetahui itu. Di dasar laut tersebut ada daerah yang curam, dan batuannya relatif lose (lepas), ketika gempa, material dalam dimensi besar yang runtuh bisa memicu tsunami,” kata Akhmad.

Akhmad mengatakan, laporan yang banyak diterima terjadi likuifaksi atau peluluhan. Gempa tersebut memicu air tanah di batuan yang relatif jenuh air terperas sehingga mengakibatkan penurunan daya dukung tanah yang menopang bangunan di atasnya.

“Wilayah Palu sudah dipetakan rawan likuifaksi. Bisa dilihat dari jenis batuannya, dan faktor tanahnya yang jenuh air. Likuifaksi dicirikan dengan terjadinya semburan air atau pasir,” kata dia. “Kalau areanya besar, terjadi peluluhan, daya dukung tanahnya melemah, banyak bangunan yang ambruk.”

Peluluhan itu bahkan sempat terekam kamera video dan viral, yakni rumah yang terlihat bergeser berikut tanah yang menopangnya dilaporkan terjadi di Sigi, selatan Palu. “Video itu menunjukkan tanah bergerak. Karena tanah sudah berubah seperti bubur, kemudian di bawahnya ada bidang gelincir, sehingga tanah dan rumah bergerak. Tanahnya sudah seperti lumpur, dia bergeser ke arah yang lebih rendah,” kata Akhmad.

Akhmad mengatakan, semburan lumpur yang dilaporkan terjadi di Mamuju bisa juga dipicu oleh peristiwa likuifaksi. “Semburan lumpur itu bisa juga karena faktor likuifaksi, tapi kita harus periksa di lapangan. Atau bisa juga seperti mud volcano, gunung lumpur,” kata dia.

Simak artikel lainnya tentang gempa Palu di kanal Tekno Tempo.co.

Berita terkait

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

1 hari lalu

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

Garut dan sebagian wilayah di Jawa Barat kembali digoyang gempa pada Rabu malam, 1 Mei 2024. Buat Garut ini yang keempat kalinya sejak Sabtu lalu.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

2 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.

Baca Selengkapnya

Korban Gempa Garut Belum Dapat Bantuan dari Pemda

3 hari lalu

Korban Gempa Garut Belum Dapat Bantuan dari Pemda

Korban gempa di Kabupaten Garut, Jawa Barat, belum mendapatkan bantuan, baik bantuan sosial pangan ataupun yang lainnya. Pemerintah daerah beralasan masih melakukan pendataan. Bantuan akan diberikan setelah verifikasi dan validasi data.

Baca Selengkapnya

Korban Gempa Garut Belum Tersentuh Bantuan Pemkab, Kerugian Mencapai Rp 12,6 Miliar

3 hari lalu

Korban Gempa Garut Belum Tersentuh Bantuan Pemkab, Kerugian Mencapai Rp 12,6 Miliar

Data terakhir korban gempa mencapai 464 rumah rusak.

Baca Selengkapnya

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

3 hari lalu

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

Lokasi sumber gempa lebih dekat dengan daratan sehingga potensi untuk merusak lebih besar

Baca Selengkapnya

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

3 hari lalu

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

Wilayah Garut, Cianjur, Tasikmalaya, Pangandaran dan Sukabumi memiliki sejarah kejadian gempa bumi yang sering terulang sejak tahun 1844.

Baca Selengkapnya

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

3 hari lalu

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

Gempa bumi seperti yang terjadi di Garut, menurut BMKG sering disusul dengan bencana lainnya seperti tanah longsor, pohon tumbang, bahkan tsunami.

Baca Selengkapnya

Hari Ketiga Usai Gempa Garut, 267 Rumah Warga Terdampak dan 11 Warga Terluka

4 hari lalu

Hari Ketiga Usai Gempa Garut, 267 Rumah Warga Terdampak dan 11 Warga Terluka

Sebanyak 267 rumah warga terdampak gempa yang terjadi pada Sabtu malam, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Data Terbaru Gempa Garut, Belum Ada Laporan Korban Jiwa

4 hari lalu

Data Terbaru Gempa Garut, Belum Ada Laporan Korban Jiwa

BNPB terus melakukan pemutakhiran data tiga hari setelah gempa Garut yang terjadi pada Sabtu, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa Garut, Pertamina Pastikan Operasional tetap Berjalan

4 hari lalu

Gempa Garut, Pertamina Pastikan Operasional tetap Berjalan

PT Pertamina Patra Niaga memastikan operasionalnya masih berjalan aman pascagempa di Garut, Jawa Barat pada Sabtu, 27 April 2024 lalu.

Baca Selengkapnya