Tsunami Anyer, BMKG ke Warga: Jauhi Pantai, Bisa Terjadi Susulan

Reporter

Adam Prireza

Editor

Amri Mahbub

Minggu, 23 Desember 2018 10:21 WIB

Deputi Bidang Geofisika BMKG Muhamad Sadly, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dalam konferensi pers terkait peristiwa tsunami di Selat Sunda, di Kantor BMKG, Kemayoran, Jakarta Pusat, Ahad dini hari, 23 Desember 2018. Tempo/Adam Prireza

TEMPO.CO, Jakarta - Terkait peristiwa tsunami Anyer, Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika mengimbau masyarakat di Banten dan Lampung untuk tidak mendekat dulu ke pantai. Imbauan ini terjadi penyebab tsunami yang diduga akibat erupsi Gunung Anak Krakatau.

Baca juga: Tidak Ada Gempa Tektonik, Apa Penyebab Tsunami Anyer?

"Khawatir terjadi susulan karena penyebabnya diduga akibat erupsi yang mengakibatkan tremor lereng gunung. Sementara erupsi terjadi terus menerus," tutur Kepala BMKG Dwikoritan Karnawati, di kantornya, Ahad dini hari, 23 Desember 2018.

Tsunami terjadi di Selat Sunda pada Sabtu malam, 22 Desember 2018. Dari data sementara, bencana ini menyebabkan 43 orang meninggal, 165 orang luka-luka, 2 orang hilang, dan puluhan bangunan rusak.

BMKG bersama Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menduga tsunami terjadi akibat erupsi Gunung Anak Krakatau. Sedangkan gelombang tinggi berasal dari fenomena bulan purnama.

Advertising
Advertising

Baca juga: Tsunami Selat Sunda, BMKG Sarankan Warga Tak Dekati Pantai

Tremor tersebut, kata Dwikorita, dapat mengakibatkan longsor di bagian lereng gunung. Hal itulah yang ditengarai menjadi penyebab terjadinya tsunami. Ia pun meminta masyarakat tetap menjauh dari bibir pantai sampai BMKG dan PVMBG memiliki data pasti penyebab dari tsunami tersebut.

Rencananya, pagi hari ini kedua instansi itu akan mengirim tim untuk memverifikasi dugaan mereka. "Sampai kami dapat info perkembangan berikutnya, mohon jangan kembali ke pantai," tutur dia.

Sebelumnya, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rachmat Triyono mengatakan gabungan dua fenomena menyebabkan terjangan air tsunami pada Sabtu malam di Pantai Anyer, Banten dan Lampung menjadi tinggi dan sampai ke daratan. Keduanya adalah gelombang pasang air laut akibat bulan purnama serta erupsi Gunung Anak Krakatau.

"Yang jelas, lanjut dia, tsunami tidak diakibatkan gempa bumi lantaran BMKG tak mencatat adanya gejala seismik sesaat sebelum tsunami terjadi," ujarnya. "Lebih detil karena longsoran lereng gunung atau letusan perlu diteliti."

Baca juga: Biduan Terseret Tsunami Tanjung Lesung

Simak kabar terbaru seputar tsunami Selat Sunda hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Tonton video tsunami terjang Selat Sunda, 40 orang meninggal dunia disini.

Berita terkait

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

4 hari lalu

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

BMKG mengawasi kondisi muka air di sekitar pulau Gunung Ruang secara ketat. Antisipasi jika muncul tsunami akibat luruhan erups.

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

5 hari lalu

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

Badan Geologi menaikkan status Gunung Ruang menjadi Awas dan memperingatkan potensi lontaran batuan pijar dan tsunami.

Baca Selengkapnya

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

5 hari lalu

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

Gempa bumi seperti yang terjadi di Garut, menurut BMKG sering disusul dengan bencana lainnya seperti tanah longsor, pohon tumbang, bahkan tsunami.

Baca Selengkapnya

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

5 hari lalu

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

Dengan naiknya status aktivitas Gunung Ruang tersebut, daerah bahaya kembali diperlebar menjadi radius 6 kilometer. Termasuk waspada potensi tsunami

Baca Selengkapnya

Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

6 hari lalu

Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran membantah banyak wisatawan pulang mendadak dan sebabkan kemacetan pasca-guncangan gempa pada dinihari tadi.

Baca Selengkapnya

Gempa 6,5 Magnitudo di Laut Selatan Jawa Barat, Guncangan Terasa Hingga Depok

7 hari lalu

Gempa 6,5 Magnitudo di Laut Selatan Jawa Barat, Guncangan Terasa Hingga Depok

Warga Depok merasakan guncangan gempa 6,5 magnitudo yang terjadi pada Sabtu malam. Titik gempa di laut selatan Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Gempa yang Mengguncang Kencang Garut hingga Jakarta, Ini Data dan Penjelasan BMKG

7 hari lalu

Gempa yang Mengguncang Kencang Garut hingga Jakarta, Ini Data dan Penjelasan BMKG

BMKG memperbarui informasi gempa yang mengguncang kuat dari laut selatan Pulau Jawa pada Kamis menjelang tengah malam, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Boalemo Gorontalo, Tidak Berpotensi Tsunami

7 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Boalemo Gorontalo, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa tersebut dirasakan di Kabupaten Boalemo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango, Kota Gorontalo hingga Kabupaten Pohuwato.

Baca Selengkapnya

Gempa Getarkan Pacitan dan Banyak Wilayah Lain di Indonesia Sepanjang Hari Ini

12 hari lalu

Gempa Getarkan Pacitan dan Banyak Wilayah Lain di Indonesia Sepanjang Hari Ini

Kebanyakan gempa memiliki Intensitas guncangan pada skala III MMI. Ada juga yang IV MMI. Simak data selengkapnya dari BMKG.

Baca Selengkapnya

Tips Menyusun Jurnal Scopus, Pemicu Banjir Dubai, dan Catatan Tsunami Gunung Ruang di Top 3 Tekno

16 hari lalu

Tips Menyusun Jurnal Scopus, Pemicu Banjir Dubai, dan Catatan Tsunami Gunung Ruang di Top 3 Tekno

Langkah untuk menyusun jurnal terindeks Scopus, basis data paling bergengsi di dunia akademik, menjadi artikel utama Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya