Kisah Yazid Tidak Ikut Presentasi Penelitian Bajakah ke Korea

Reporter

Antara

Editor

Erwin Prima

Minggu, 18 Agustus 2019 07:40 WIB

Gubernur Kalteng Sugianto Sabran (tengah) didampingi Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin (kiri) berfoto bersama tiga pelajar SMAN-2 Palangka Raya yang menemukan obat kanker dari tanaman di provinsi setempat, usai melakukan audiensi mengenai temuan tersebut di Istana Isen Mulang, Selasa (13/8/19). (FOTO ANTARA/Adi Wibowo)

TEMPO.CO, Jakarta - Tiga siswa SMA Negeri 2 Palangka Raya peneliti khasiat tanaman Bajakah sebagai obat kanker, Yazid Rafli Akbar (16), Anggina Rafitri (17) dan Aysa Aurealya Maharani (17), dapat dijadikan contoh dalam program SDM Unggul Indonesia Maju yang diwacanakan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Usia mereka masih belia, namun semangat untuk membantu orang lain tak memandang usia. Siapa saja bisa berniat untuk menyembuhkan penyakit, apalagi bila penyakit tersebut sulit diobati.

Meskipun proses penelitian kayu Bajakah sebagai obat kanker yang bisa dimanfaatkan oleh banyak orang masih panjang, kreativitas yang sudah ditunjukkan layak menjadi satu acuan bagi perkembangan generasi muda di Indonesia.

Yazid sudah sejak SMP ingin sekali meneliti apa yang menjadi tradisi turun temurun di keluarganya. Namun, ayah Yazid melarang, sebab saat itu ia dituntut fokus pada kegiatan sekolahnya.

Advertising
Advertising

“Dari SMP dia mau penelitian, tapi saya larang. Saya bilang tunggu SMA, nah ketika SMA dia kejarlah penelitian itu. Karena itu adalah obat keluarga besar kami,” ujar ayah Yazid, Daldin, di Jakarta, Sabtu, 17 Agustus 2019.

Daldin mengatakan anak keduanya itu gemar mata pelajaran IPA. Ia memiliki keingintahuan yang besar pada dunia ilmiah sebab Yazid bercita-cita menjadi konsultan ilmiah jika sudah dewasa.

Ketika dikonfirmasi ke Yazid, ia mengaku apa yang dikatakan ayahnya itu benar. Namun jika ditanya ingin berkuliah di jurusan apa, Yazid mengaku lebih senang dengan Jurusan Teknik Sipil.

“Pengin jadi konsultan apa saja untuk perusahaan, tapi senengnya Jurusan Teknik Sipil,” ujar Yazid.

Ia juga mengemukakan bahwa setiap orang memiliki kreativitas masing-masing yang perlu dikembangkan.

“Saya berpesan pada generasi seusia saya, coba gali kreativitas apa yang ada di diri kalian. Setiap orang punya kreativitas masing-masing. Kalau orang lain bisa kenapa kalian enggak?” ujarnya.

Yazid berhasil meraih medali emas saat ia masih duduk di kelas X, sewaktu kompetisi diadakan di UPI Bandung, sedangkan Anggina dan Aysa saat itu berada di kelas XI.

Oleh karena aturan kompetisi, ia harus mengajak serta kakak kelasnya itu. Dengan guru pembina, Herlina, mereka melakukan penelitian. Setelah persiapan matang, berangkatlah mereka ke kejuaraan nasional se-Indonesia, dan dapat medali emas juga. Kemudian baru bisa pergi ke Korea.

Ada hal menarik saat ikut kompetisi di Korea, ternyata Yazid dilarang ikut oleh orang tuanya. “Karena cuma mengekspose penelitian di Bandung saja, Yazid mempercayakan temannya saja. Yazid tidak berangkat karena saya tidak mengizinkan,” ujar Dandin.

Anggina dan Aysa pun berangkat ke Korea tanpa didampingi Yazid. Namun, Yazid sama sekali tidak menyesal dilarang berangkat, sebab meski penelitian kayu Bajakah itu idenya, namun hasil penelitian tetap buah dari kerja sama.

ANTARA

Berita terkait

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

17 hari lalu

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Cairan amnion dan substansi seperti verniks caseosa berperan dalam menciptakan aroma bayi yang khas.

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

22 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

23 hari lalu

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

Berikut beberapa hewan yang kerap dijadikan hewan percobaan dalam penelitian:

Baca Selengkapnya

Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

31 hari lalu

Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

Jurnal terindeks Scopus menjadi salah satu tujuan para peneliti di Indonesia untuk mempublikasikan artikel ilmiah atau penelitiannya, bagaimana cara menulis artikel ilmiah yang terindeks scopus?

Baca Selengkapnya

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

39 hari lalu

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah

Baca Selengkapnya

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

45 hari lalu

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

Sistem yang disebut dengan kode astronomi TYC 2505-672-1 memecahkan rekor alam semesta untuk gerhana matahari terlama.

Baca Selengkapnya

Publikasi Ilmiah Senasib Gunung Padang dan SNBP 2024 di Top 3 Tekno Berita Terkini

52 hari lalu

Publikasi Ilmiah Senasib Gunung Padang dan SNBP 2024 di Top 3 Tekno Berita Terkini

Seperti situs Gunung Padang, ada banyak laporan penelitian yang pernah dicabut dari jurnal ilmiah internasional. Cek asal negaranya yang terbanyak.

Baca Selengkapnya

Heboh Pencabutan Artikel Gunung Padang, Dua Negara Ini Catat Skor Tertinggi Penarikan Makalah di Jurnal

53 hari lalu

Heboh Pencabutan Artikel Gunung Padang, Dua Negara Ini Catat Skor Tertinggi Penarikan Makalah di Jurnal

Pencabutan artikel Gunung Padang pada 18 Maret 2024 didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.

Baca Selengkapnya

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

53 hari lalu

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Kronologi Pencabutan Artikel Arkeologi Situs Gunung Padang, Gerhana Bulan, Gempa Bawean

56 hari lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Kronologi Pencabutan Artikel Arkeologi Situs Gunung Padang, Gerhana Bulan, Gempa Bawean

Topik tentang kronologi pencabutan artikel arkeologi situs Gunung Padang dari Jurnal Wiley menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya