Arkeolog Temukan Perahu Kayu Kuno Sebelum Masa Sriwijaya

Reporter

Antara

Editor

Yudono Yanuar

Senin, 9 September 2019 14:57 WIB

Kerangka perahu kuno yang ditemukan warga di Desa Kertamukti, Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) pada proses eskavasi 13 sampai 31 Agustus 2019. (Antara/Balai Arkeologi Sumsel)

TEMPO.CO, Jakarta - Arkeolog meneliti temuan kerangka perahu kuno di Pantai Timur Sumatera Selatan yang diduga berasal daro abad ke 1 - 13 Masehi, atau sebelum Kerajaan Sriwijaya masuk Sumatera Selatan.

Kepala Balai Arkeologi Sumatera Selatan, Budi Wiyana di Palembang, Minggu, 8 September 2019, mengatakan kerangka perahu tersebut ditemukan di Desa Kertamukti, Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), pada proses ekskavasi 13 sampai 31 Agustus 2019.

"Kami belum bisa memastikan usia perahu yang ditemukan itu karena masih diteliti, hipotesa kami perahu ini masih termasuk tradisi Asia Tenggara abad 1-13 jika melihat ciri-cirinya," ujar Budi Wiyana.

Menurut dia, perahu yang termasuk berasal dari tradisi Asia Tenggara memiliki ciri berupa badan perahu berbentuk V cenderung U, bagian lunas (pemecah ombak) berlinggi, haluan dan buritan simetris, tidak ada sekat-sekat kedap air, tidak memakai besi, kayu-kayu disambung dengan pasak serta kemudi ganda berada di kiri-kanan buritan.

Perahu kuno awalya ditemukan warga yang sedang mencari emas di sekitar lahan konsesi perusahaan, kata dia. Selama pencarian warga banyak menemukan bagian-bagian perahu kuno seperti dayung, kemudi dan linggi.

Namun warga tidak menyadarinya dan menganggap bagian perahu itu bekas-bekas perahu biasa serta meletakkannya di sembarang tempat.

"Akhirnya kami datang lalu diteliti ternyata itu bagian perahu kuno, ada satu bagian yang kami bawa ke Palembang, sisanya kami kuburkan lagi agar awet, sebab jika dibawa semua bisa hancur," katanya.

Melihat temuan kerangka tersebut, hipotesanya adalah ukuran awal kapalnya kemungkinan cukup besar dan digunakan untuk perdagangan samudera, namun akibat proses sedimentasi yang menyurutkan air laut ribuan tahun lalu, akhirnya kapal terpendam ke dalam tanah hingga lapisan 2 meter.

Temuan perahu kuno tersebut semakin memperjelas kehidupan di Pantai Timur Sumsel terutama aliran sungai-sungai lama yang diyakini sudah ada sejak abad pertama, hal itu dibuktikan dari penemuan sebelumnya berupa tiang-tiang penyangga rumah dan perabotan rumah tangga dari abad ke-4.

"Perahu tersebut kemungkinan digunakan untuk perdagangan dan menjadi penyangga Kedatuan Sriwijaya," kata Budi.

Dengan temuan itu, Balai Arkeologi Sumsel memetakan tiga situs penemuan perahu kuno di Pantai Timur Sumsel, yakni situs Karang Agung Tengah (Mulya Agung), situs Air Sugihan (Kertamukti, Banyubiru, Bukit Batu, Margamulyo, Sugih Waras), dan situs Tulung Selapan (Simpang Tiga Abadi, Simpang Tiga Sakti, Ulak Kedongdong, Sungai Pasir).

Berita terkait

UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

19 hari lalu

UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

Apa itu QS World University Rankings (WUR) yang menobatkan UGM meraih 25 bidang ilmu dalam pemeringkatan ini?

Baca Selengkapnya

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

39 hari lalu

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

40 hari lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

Topik tentang pencabutan artikel Gunung Padang bisa mencoreng nama penulis dan reviewer menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Piramida Purba di Gunung Padang, Begini Suara Kontra Arkeolog Asing

40 hari lalu

Piramida Purba di Gunung Padang, Begini Suara Kontra Arkeolog Asing

Arkeolog asal Singapura ini lega publikasi laporan penelitian situs Gunung Padang ditarik penerbit jurnal. Sebut kental pseudoarchaeological.

Baca Selengkapnya

Publikasi Gunung Padang Piramida Tertua di Dunia Dicabut, Penelitinya: Saya Nyaman-nyaman Saja

41 hari lalu

Publikasi Gunung Padang Piramida Tertua di Dunia Dicabut, Penelitinya: Saya Nyaman-nyaman Saja

Dia mengaku nyaman-nyaman saja saat pertama mendengar kepastian laporan penelitian situs Gunung Padang dicabut publikasinya dari jurnal ilmiah.

Baca Selengkapnya

Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

44 hari lalu

Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

Tim peneliti situs Gunung Padang akan mengirimkan penelitian yang dicabut Willey Online Library ke jurnal lagi, namun dalam bentuk berbeda.

Baca Selengkapnya

Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

44 hari lalu

Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

Tim peneliti Gunung Padang sedang berkoordinasi apakah akan menempuh mekanisme pengaduan ke komite etik yang mewadahi jurnal internasional.

Baca Selengkapnya

Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

45 hari lalu

Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

Wiley Online Library mengumumkan mencabut publikasi artikel ilmiah berisi hasil penelitian situs megalitik Gunung Padang di Cianjur dari jurnalnya.

Baca Selengkapnya

Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

4 Maret 2024

Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

Tim peneliti UI bergabung dengan peneliti dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VII Bengkulu-Lampung

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

6 Februari 2024

Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

Di antara temuan arkeologi itu adalah artefak-artefak dari Masjid Usman bin Affan pada abad ke 7 hingga ke 8 sebelum masehi

Baca Selengkapnya