Dengan Baruna Jaya I, BPPT Mulai Pemetaan Kabel Bawah Laut CBT

Reporter

Tempo.co

Editor

Erwin Prima

Minggu, 3 November 2019 05:22 WIB

Kapal Riset (KR) Baruna Jaya I. Kredit: BPPT

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mulai melakukan survei kelautan dalam upaya pemetaan Cable Base Tsunameter (CBT) menggunakan Kapal Riset (KR) Baruna Jaya I untuk koridor Lampung Barat, tepatnya di Krui, dan Selatan Jawa, tepatnya di Pelabuhan Ratu.

"KR Baruna Jaya I BPPT akan melakukan survei kelautan guna melakukan pemetaan CBT koridor Lampung Barat dan Selatan Jawa pada 1-5 November 2019," ujar Kepala BPPT Hammam Riza akhir pekan ini.

Hammam pun menyatakan kesiapan BPPT dalam melakukan survei untuk Ina Tsunami Early Warning System (TEWS). “Menggunakan KR Baruna Jaya I, tim akan memulai pemetaan jalur kabel bawah laut untuk CBT," jelas Hammam.

Lebih lanjut Hammam menegaskan bahwa sebagai lembaga kaji-terap teknologi, BPPT siap menerapkan teknologi untuk meminimalisir risiko bencana, agar ke depannya Indonesia bisa menjelma menjadi negara yang tangguh dalam menghadapi bencana.

"BPPT siap melaksanakan kaji-terap teknologi pengurangan risiko bencana. BPPT menguasai dan mendayagunakan teknologi kebencanaan sesuai dengan Prioritas Riset Nasional (PRN) untuk membangun Indonesia tangguh bencana," kata Hammam.

Advertising
Advertising

Sementara Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT M. Ilyas menyampaikan bahwa jarak untuk pemasangan kabel pada jalur CBT di koridor Lampung Barat dan Selatan Jawa itu sejauh 631 kilometer.

Ilyas menjelaskan, BPPT nantinya tidak hanya akan menentukan jalur CBT saja, namun juga jenis kabel yang hendak digunakan untuk dua koridor tersebut. “Dari pemetaan ini, akan diketahui jenis kabel yang akan digunakan. Apakah jenis kabel double armor atau kabel single armor, karena daerah karang akan beda dengan daerah yang pasir," jelas Ilyas.

Sementara itu, dalam memutakhirkan teknologi yang diterapkan untuk mendeteksi bencana tsunami maupun observasi interaksi laut atmosfir di perairan Indonesia, BPPT juga telah menjalin kerja sama dengan Jamstec Jepang melalui Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT.

Kerja sama dilakukan dalam upaya pemeliharaan MET Buoy dan Mooring, yaitu Program RAMA Buoy di Samudera Hindia. "Kegiatan ini salah satu bagian dari kerja sama internasional antara BPPT dan Jamstec dengan menggunakan KR Baruna Jaya I," kata Perekayasa BPPT sekaligus Ketua Tim Survei Observasi Laut dan Pemeliharaan Buoy serta Sitem Mooring Milik Jamstec Jepang, Adam Budi Nugroho.

Pemeliharaan itu diterapkan melalui pemasangan dua Buoy MET-Oceanografi serta pengangkatan tiga Buoy sebelumnya. Upaya pemeliharaan itu pun menyasar sensor yang ada pada Buoy yakni baterai, sensor observasi dan sensor meteorologi. "Ini dilakukan dalam rangka pemeliharaan rutin Buoy setiap dua tahun," jelas Adam.

Hammam Riza menilai kerja sama dengan Jamstec Jepang ini sangat penting dalam upaya BPPT membantu kesiagaan pemerintah dalam mendeteksi dini bencana tsunami. "Bagi BPPT, ini merupakan bagian dari transfer teknologi dan pengetahuan mengenai Buoy dan sistem mooring yang nantinya bisa di aplikasikan ke Ina TEWS," tegas Hammam.

Peneliti dari Jamstec Jepang Iwao Ueki menyambut baik kerja sama dengan BPPT. Ia menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program Global Tropical Moored Aray Eastern Indian Ocean Upwelling Initiative dan Program International Climate Monitoring System. "Jamstec tetap akan bekerja sama dengan BPPT melalui optimalisasi KR. Baruna Jaya dan akan terus melakukan monitoring secara realtime," kata Ueki.

Nantinya, data monitoring yang dihasilkan dari kerja sama ini dapat digunakan pula oleh lembaga terkait seperti Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) serta para peneliti untuk melakukan monitoring cuaca dan prediksi cuaca secara general. "Jadi data monitoring tersebut dapat di akses dan terbuka untuk umum," papar Ueki.

Ia pun berharap kerja sama ini akan terus berlanjut dan transfer teknologi yang dilakukan Jamstec bisa diserap oleh BPPT secara baik. "Tujuan kami adalah mentransfer teknologi dari Jamstec ke BPPT, agar BPPT dapat mengembangkan teknologi mooring sistem di Ina TEWS," pungkas Ueki.

Berita terkait

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

49 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Jalan Panjang LIPI Menjadi BRIN, Berikut Tugas dan Fungsinya

24 Agustus 2023

Jalan Panjang LIPI Menjadi BRIN, Berikut Tugas dan Fungsinya

LIPI didirikan 56 tahun lalu, pada 6 September 2021 diubah menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Apakah tugas dan fungsinya tetap sama?

Baca Selengkapnya

Ditemukan, Gunung Bawah Laut Setinggi 2.200 Meter di Selatan Pacitan

13 Februari 2023

Ditemukan, Gunung Bawah Laut Setinggi 2.200 Meter di Selatan Pacitan

Temuan gunung bawah laut itu merupakan salah satu obyek yang diidentifikasi dari Survei Landas Kontinen Ekstensi pada 2022.

Baca Selengkapnya

Kereta Cepat Merah Putih Makassar-Pare-pare Beroperasi 2023, Ini Spesifikasinya

8 Januari 2023

Kereta Cepat Merah Putih Makassar-Pare-pare Beroperasi 2023, Ini Spesifikasinya

Rencana pengoperasian kereta cepat Merah Putih di Sulawesi itu pada akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya

Tahun Depan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik Beroperasi Penuh, Apa Itu SPBE?

13 Oktober 2022

Tahun Depan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik Beroperasi Penuh, Apa Itu SPBE?

Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) dirancang mewujudkan pemerintahan yang efektif. Ini revolusi sistem birokasi menjadi serba digital?

Baca Selengkapnya

Dapat Tunjangan Nyaris Rp 50 Juta, Ini Tanggapan Kepala BRIN

27 Agustus 2022

Dapat Tunjangan Nyaris Rp 50 Juta, Ini Tanggapan Kepala BRIN

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN, Laksana Tri Handoko menanggapi peraturan baru yang soal tunjangannya yang hampir mencapai Rp 50 juta per bulan.

Baca Selengkapnya

55 Tahun LIPI, Sejarah Panjang Hingga Lebur dalam BRIN

23 Agustus 2022

55 Tahun LIPI, Sejarah Panjang Hingga Lebur dalam BRIN

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) hari ini 55 tahun, begini sejarah panjangnya hingga dilebur dalam BRIN.

Baca Selengkapnya

BRIN Batalkan Renovasi Ruang Kerja Dewan Pengarah

18 Juli 2022

BRIN Batalkan Renovasi Ruang Kerja Dewan Pengarah

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menyatakan bahwa renovasi bertujuan mengubah ruangan yang ada sebelumnya menjadi ruang rapat dan ruang kerja.

Baca Selengkapnya

Alasan BRIN Renovasi Ruang Kerja Dewan Pengarah Rp6 Miliar: Mereka Sudah Sepuh

18 Juli 2022

Alasan BRIN Renovasi Ruang Kerja Dewan Pengarah Rp6 Miliar: Mereka Sudah Sepuh

Ruangan yang selama ini hanya digunakan satu orang, kini disekat menjadi 10 sesuai jumlah anggota Dewan Pengarah BRIN.

Baca Selengkapnya

BRIN: Kamar Tidur Megawati Soekarnoputri Bukan Fasilitas Baru, Bekas Ruangan Kepala BPPT

18 Juli 2022

BRIN: Kamar Tidur Megawati Soekarnoputri Bukan Fasilitas Baru, Bekas Ruangan Kepala BPPT

Kamar tidur Megawati Soekarnoputri di kantor BRIN disebut sudah ada sejak dulu.

Baca Selengkapnya