Virus Corona dan Nasib Dokter Li Wenliang, IDI: Pembelajaran ...

Kamis, 13 Februari 2020 18:12 WIB

Li Wenliang, 34 tahun, mengatakan kepada sekelompok dokter di media sosial Cina dan grup WeChat bahwa tujuh kasus Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS) telah dikonfirmasi terkait dengan pasar makanan laut di Wuhan, yang diyakini sebagai sumber virus. twitter.com

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), M. Faqih, berharap kasus dokter Li Wenliang di Wuhan, Cina, bisa menjadi pembelajaran untuk dokter di Indonesia. Li adalah satu di antara dokter yang telah mengungkap lebih dulu dan memperingatkan adanya pneumonia misterius di antara para pasien. Li diinvestigasi kepolisian setempat untuk tuduhan menyebar rumor dan akhirnya meninggal setelah tertular virus corona dari pasiennya.

“Peristiwa itu pembelajaran bagi kita. Informasi yang diberikan oleh dokter itu seharusnya disampaikan secara baik sesuai jalurnya, kepada yang berwenang,” ujar Faqih setelah meluncurkan inisiatif proaktif antisipasi COVID-19, nama virus corona penyebab pneumonia akut yang kini mewabah itu, di Jakarta, Kamis 13 Februari 2020.

Menurut Faqih, masalah penyebaran penyakit, terlebih penyakit baru, harus diperlakukan secara hati-hati untuk kemudian meyakinkan pihak yang berwenang. Kalau di Indonesia, kata dia, ada Undang-undang Karantina Kesehatan yang mengaturnya.

“Karena itu penting sekali penyampaian berita jangan ke publik terlebih dahulu," katanya, "Harus disampaikan ke yang berwewenang, kemudian diinvestigasi dan memastikan. Kalau iya, nanti yang berwenang yang menyampaikan ke masyarakat.”

Advertising
Advertising

Head of Medical Management Good Doctor Technology Indonesia, Adhiatma Gunawan, menyayangkan apa yang terjadi dengan Li Wenliang. Dia mengakui banyak sekali ketidaktahuan di awal wabah virus corona merebak dari Wuhan, Cina, sehingga apa yang pertama kali disampaikan Li tidak banyak yang mempercayainya.

"Harus kita pahami bahwa kasus ini memang baru, jadi ketika pertama kali ditemukan itu aneh, dan berbeda dengan jenis virus corona lainnya," kata dia.

Adhiatma, dokter lulusan Universitas Airlangga, mengapresiasi Li yang disebutnya berperan membuat informasi bahaya virus corona misterius bisa lebih cepat. Dia lalu menyarankan agar setiap dokter memiliki jiwa edukator untuk mendidik masyarakat dan peneliti yang selalu kritis, “Tidak hanya menjadi klinisi atau menangani kasus klinik.”

Adhiatma menambahkan, masyarakat juga harus bisa mengakses dan membedakan informasi yang benar dan keliru. Diakuinya, terlalu banyak disinformasi atau hoax akan mempersulit masyarakat membedakan informasi yang benar dari yang salah. "Jjadi ini jadi tunggung jawab kita semualah bukan hanya dokter,” katanya.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

5 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

8 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

9 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

10 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

13 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya