Gempa Darat di Sukabumi Dirasa Sampai Bogor, Ini Penjelasan BMKG
Reporter
Antara
Editor
Zacharias Wuragil
Selasa, 10 Maret 2020 19:50 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Gempa yang mengguncang Sukabumi, Jawa Barat, pada Selasa sore, 10 Maret 2020, tergolong dangkal akibat aktivitas sesar lokal. Sempat mengabarkan kekuatan gempa itu 5,0 Magnitudo, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG mengoreksinya menjadi 4,9.
"Hasil analisis gempa ini memiliki parameter update dengan magnitudo 4,9," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.
Gempa terukur sedalam 10 kilometer. Episentrumnya pada koordinat 6,81 LS dan 106,66 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 23 km arah Timur Laut Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan mendatar (Strike-Slip Fault)," bunyi keterangan dari Rahmat.
Guncangan gempa dirasakan di daerah Cikidang, Ciambar, Cidahu, Kalapanunggal hingga skala V MMI atau digolong sangat ringan. Di daerah lain terukur lebih rendah lagi getarannya yakni di Panggarangan, Bayah (III MMI) serta di Citeko dan Kota Sukabumi (II - III MMI).
Gempa yang dirasakan pula hingga Kota Bogor itu dikabarkan merusak sejumlah bangunan di sejumlah kecamatan di Sukabumi. Selain yang banyak dilaporkan via media sosial di Kalapanunggal, kerusakan bangunan juga terjadi di Parakansalak. Petugas dari BPBD setempat masih mendata seluruh kerusakan itu.
"Untuk jumlah pastinya masih dalam pendataan, karena gempa yang terjadi menjelang magrib ini berdampak ke sejumlah kecamatan khususnya yang berada di wilayah utara Kabupaten Sukabumi," kata Kepala Pusat Pengendalian Operasi BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna, di Sukabumi, Selasa.
BMKG mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Masyarakat juga diminta menghindar dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.