Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Pesawat Amfibi AG600 dan Remdesivir
Reporter
Moh Khory Alfarizi
Editor
Zacharias Wuragil
Jumat, 29 Mei 2020 22:19 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno berita hari ini dimulai dari topik tentang pesawat amfibi AG600 yang dikembangkan secara independen di Cina. Pesawat amfibi terbesar di dunia itu rencananya akan menjalani terbang perdana dengan cara lepas landas dari laut pertengahan kedua tahun ini setelah sempat tertunda gara-gara wabah Covid-19.
Berita terpopuler selanjutnya, angka kematian karena pandemi Covid-19 di Amerika Serikat telah menembus 100 ribu orang. Per Kamis malam 28 Mei 2020, jumlah korban meninggal di negara adidaya itu sudah mencapai 102.197 dari total 1,747 juta kasus infeksi berdasarkan peta penularan worldometers.info, atau 100.442 dari 1,699 juta kasus di peta milik Johns Hopkins University.
Juga, Gilead Sciences Inc mempublikasikan hasil uji terbarunya atas penggunaan antivirus remdesivir sebagai kandidat obat Covid-19. Menurut Gilead, tidak ada perbedaan signifikan antara hasil pengobatan selama 5 dan 10 hari pada pasien dengan gejala yang parah.
Berikut tiga berita terpopuler di kanal Tekno sepanjang hari ini, Jumat 29 Mei 2020,
1. Terbesar di Dunia, Pesawat Amfibi AG600 akan Unjuk Gigi di Laut
Pesawat amfibi AG600 yang dikembangkan secara independen di Cina, AG600, akan terbang perdana dengan cara lepas landas dari laut. Pesawat amfibi terbesar di dunia itu rencananya akan menjalaninya pertengahan kedua tahun ini setelah sempat tertunda gara-gara wabah Covid-19.
Lokasi untuk penerbangan itu telah ditetapkan, yakni kota pantai Qingdao di Provinsi Shandong. "Ini adalah langkah maju besar dari proyek AG600," kata pabrikannya, Aviation Industry Corporation of China (AVIC), yang adalah perusahaan milik negara, Senin lalu.
Rencana ini menyusul uji sebelumnya yang telah dilalui di perairan tenang di Danau Zhanghe pada 2018. Saat itu, lewat video yang didokumentasikan stasiun televisi pemerintah Cina, prototipe dari pesawat empat mesin tersebut, yakni B-002A, mulus lepas landas dan mendarat kembali.
2. Korban Meninggal Covid-19 di Amerika Tembus 100 Ribu
Angka kematian karena pandemi Covid-19 di Amerika Serikat telah menembus 100 ribu orang. Per artikel ini dibuat, Kamis malam 28 Mei 2020, jumlah korban meninggal di negara adidaya itu sudah mencapai 102.197 dari total 1,747 juta kasus infeksi berdasarkan peta penularan worldometers.info, atau 100.442 dari 1,699 juta di peta milik Johns Hopkins University.
Jumlah kasus tersebut, baik menurut Worldometers maupun Johns Hopkins University, adalah yang tertinggi di dunia. Secara keseluruhan, per waktu yang sama, pandemi Covid-19 telah menyebabkan 5,821 juta manusia (358 ribu meninggal) di Bumi terinfeksi menurut Worldometers atau 5,717 juta (356 ribu meninggal) di data Johns Hopkins University.
Angka kematian itu menembus 100 ribu pada Rabu malam waktu setempat atau Kamis pagi waktu Indonesia. Di antara negara bagian di Amerika, New York yang terparah dengan 364.965 kasus infeksi dan 29.370 kematian (berdasarkan data Johns Hopkin University). Di belakangnya adalah New Jersey, Massachusetts, Michigan, Pennsylvania, dan Illinois yang masing-masing melaporkan lebih dari lima ribu kematian.
3. Remdesivir Obat Darurat Covid-19 di AS, Ini Hasil Uji Terbarunya
Gilead Sciences Inc mempublikasikan hasil uji terbarunya atas penggunaan antivirus remdesivir sebagai kandidat obat Covid-19. Menurut Gilead, tidak ada perbedaan signifikan antara pengobatan selama 5 dan 10 hari pada pasien dengan gejala yang parah.
Uji dilakukan 29 April 2020 dan temuan-temuan pentingnya telah diumumkan dalam makalah di New England Journal of Medicine. Uji ditujukan untuk melengkapi yang telah dilakukan National Institutes of Health Amerika Serikat--uji yang digunakan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS untuk mengeluarkan izin penggunaan darurat remdesivir.
Uji oleh Gilead melibatkan 397 pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit, sebagian besar tidak menggunakan ventilator. Gilead mengatakan studi, yang tidak mencakup perbandingan plasebo, menunjukkan bahwa per 14 hari setelah pengobatan dengan obat intravena, sebanyak 64 persen pasien yang mendapat pengobatan selama 5 hari dan 54 persen yang diobati selama 10 hari menunjukkan beberapa pemulihan klinis.