TEMPO.CO, Beijing - Pesawat amfibi AG600 yang dikembangkan secara independen di Cina, AG600, akan terbang perdana dengan cara lepas landas dari laut. Pesawat amfibi terbesar di dunia itu rencananya akan menjalaninya pertengahan kedua tahun ini setelah sempat tertunda gara-gara wabah Covid-19.
Lokasi untuk penerbangan itu telah ditetapkan, yakni kota pantai Qingdao di Provinsi Shandong. "Ini adalah langkah maju besar dari proyek AG600," kata pabrikannya, Aviation Industry Corporation of China (AVIC), yang adalah perusahaan milik negara, Senin lalu.
Rencana ini menyusul uji sebelumnya yang telah dilalui di perairan tenang di Danau Zhanghe pada 2018. Saat itu, lewat video yang didokumentasikan stasiun televisi pemerintah Cina, prototipe dari pesawat empat mesin tersebut, yakni B-002A, mulus lepas landas dan mendarat kembali.
Dikodekan dengan nama 'Kunlong', AG600 didesain sebagai pesawat amfibi terbesar di dunia. AVIC menyatakan membuatnya untuk memenuhi kebutuhan penyelamatan darurat serta pencegahan dan penanggulangan bencana alam di negaranya.
Situs flightglobal menyebut fungsi pesawat itu sebagai parapublik dengan fungsi utama SAR dan transportasi, selain juga waterbombing. Namun situs ini juga mengutip pernyataan dari Badan Intelijen Pertahanan Amerika Serikat yang menyebut pesawat kelihatannya menjadi aset militer Cina.
Pesawat amfibi AG600 mendapat tenaga dari mesin turboprops Dongan WJ-6 turboprops. Bertubuh lebih bongsor daripada pesawat sejenis miik AS, Shinmaywa US-2, AG600 dinilai minim boundary layer control system--yang meningkatkan daya angkat pesawat--seperti yang ditemukan pada pesawat-pesawat produksi Jepang.